RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, SELASA 26 Juli 2011
(Yoakim dan Anna, Orangtua SP Maria)
Sir 44:1,10-15, Mzm 132:11,13-14,17-18, Mat 13:16-17
(Yoakim dan Anna, Orangtua SP Maria)
Sir 44:1,10-15, Mzm 132:11,13-14,17-18, Mat 13:16-17
BACAAN INJIL:
Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
RENUNGAN:
Mungkin pasti bahwa kita masih mengingat suster Teresa dari kalkuta dan karya-karyanya semasa hidupnya dan saat ini diteruskan oleh para pengikutnya. Suster itu dikenal oleh dunia dan kematiannya sungguh menjadi duka bagi dunia. Selama hidupnya jelas dia tidak membuat suatu perbuatan besar di mata dunia, bahkan seakan dia melakukan karya yang sederhana dan biasa saja, yakni mencari, merawat dan memelihara orang-orang terlantar di kalkuta. Beberapa dan mungkin banyak dari antara yang dia rawat pada akhirnya meninggal juga. Sepintas perbuatannya hal yang biasa karena di tengah-tengah hidup ini pasti banyak yang menderita, miskin dan hampir mati. Mungkin saja juga banyak orang yang melakukan hal yang sama, tetapi memiliki bobot nilai yang berbeda.
Yang membedakan karya ibu Teresa dibanding dengan karya sosial yang dilakukan oleh orang banyak adalah dia mampu melihat kehadiran Yesus dalam diri sesama terutama yang menderita. Dia melihat orang miskin, terlantas dan yang sakit bukan hanya sekedar manusia yang kecil yang butuh belaskasihan, tetapi sungguh menemukan Yesus dalam diri mereka. Ibu Teresa juga dapat mendengar jeritan orang-orang yang dirawatnya yang merindukan kasih dari Allah. Hal yang kecil dan seakan biasa yang dia lakukan menjadi luar biasa ketika dia melakukannya dalam dan karena iman kepada Yesus. Sedangkan mungkin pekerja sosial melakukan hal demikian hanya karena kasihan dan mungkin ada juga yang menjadikannya sebagai proyek atau pekerjaan untuk mencari nafkah.
Ibu Teresa dari Kalkuta melihat, menemukan Allah dalam diri sesama terutama yang menderita yang ada di sekitarnya dan dia juga mendengarkan suara Tuhan dalam diri mereka. Mungkin banyak diantara kita yang rindu untuk melihat dan mendengarkan suara Tuhan, namun sekan tidak mampu untuk melihat kehadiran Tuhan dan tidak dapat mendengarkan suara Tuhan. Karena kerinduan itu pulalah mungkin yang membuat orang suka melakukan ziarah ke tempat-tempat ziarah. Apakah Tuhan tidak dapat kita temukan dalam hidup harian kita? Di mana kita dapat melihat Tuhan dan mendengarkan suara-Nya? Apakah harus ke tempat-tempat ziarah?
Belajar dari ibu Teresa, jelas bahwa kita tidak usah pergi jauh untuk dapat melihat kehadiran Tuhan dan mendengarkan suara-Nya. Kita dalam melihat Tuhan di dalam hidup kita, di sekitar kita yakni dalam diri sesama kita terutama yang menderita. Di tengah-tengah kita pasti kita temukan saudara yang menderita, yang miskin, sakit dan terlantar, serta mereka menjerit memohon kasih, namun kita menutup mata dari mereka serta menutup telinga atas teriakan mereka. Maka baiklah kita mencoba belajar melihat kehadiran Tuhan dalam diri sesama kita, dalam semua peristiwa kehidupan kita. Kita juga hendaknya belajar untuk mendengarkan suara Tuhan lewat dan dalam diri sesama kita yang berteriak memohon kasih dari kita. Memang pasti tidak banyak hal yang bisa kita perbuat. Tetapi ingatlah, perbuatan kecil yang kita lakukan kepada sesama yang menderita, itu menjadi luar biasa bila kita melakukannya karena iman kepada Yesus Kristus. Amin.
Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
RENUNGAN:
Mungkin pasti bahwa kita masih mengingat suster Teresa dari kalkuta dan karya-karyanya semasa hidupnya dan saat ini diteruskan oleh para pengikutnya. Suster itu dikenal oleh dunia dan kematiannya sungguh menjadi duka bagi dunia. Selama hidupnya jelas dia tidak membuat suatu perbuatan besar di mata dunia, bahkan seakan dia melakukan karya yang sederhana dan biasa saja, yakni mencari, merawat dan memelihara orang-orang terlantar di kalkuta. Beberapa dan mungkin banyak dari antara yang dia rawat pada akhirnya meninggal juga. Sepintas perbuatannya hal yang biasa karena di tengah-tengah hidup ini pasti banyak yang menderita, miskin dan hampir mati. Mungkin saja juga banyak orang yang melakukan hal yang sama, tetapi memiliki bobot nilai yang berbeda.
Yang membedakan karya ibu Teresa dibanding dengan karya sosial yang dilakukan oleh orang banyak adalah dia mampu melihat kehadiran Yesus dalam diri sesama terutama yang menderita. Dia melihat orang miskin, terlantas dan yang sakit bukan hanya sekedar manusia yang kecil yang butuh belaskasihan, tetapi sungguh menemukan Yesus dalam diri mereka. Ibu Teresa juga dapat mendengar jeritan orang-orang yang dirawatnya yang merindukan kasih dari Allah. Hal yang kecil dan seakan biasa yang dia lakukan menjadi luar biasa ketika dia melakukannya dalam dan karena iman kepada Yesus. Sedangkan mungkin pekerja sosial melakukan hal demikian hanya karena kasihan dan mungkin ada juga yang menjadikannya sebagai proyek atau pekerjaan untuk mencari nafkah.
Ibu Teresa dari Kalkuta melihat, menemukan Allah dalam diri sesama terutama yang menderita yang ada di sekitarnya dan dia juga mendengarkan suara Tuhan dalam diri mereka. Mungkin banyak diantara kita yang rindu untuk melihat dan mendengarkan suara Tuhan, namun sekan tidak mampu untuk melihat kehadiran Tuhan dan tidak dapat mendengarkan suara Tuhan. Karena kerinduan itu pulalah mungkin yang membuat orang suka melakukan ziarah ke tempat-tempat ziarah. Apakah Tuhan tidak dapat kita temukan dalam hidup harian kita? Di mana kita dapat melihat Tuhan dan mendengarkan suara-Nya? Apakah harus ke tempat-tempat ziarah?
Belajar dari ibu Teresa, jelas bahwa kita tidak usah pergi jauh untuk dapat melihat kehadiran Tuhan dan mendengarkan suara-Nya. Kita dalam melihat Tuhan di dalam hidup kita, di sekitar kita yakni dalam diri sesama kita terutama yang menderita. Di tengah-tengah kita pasti kita temukan saudara yang menderita, yang miskin, sakit dan terlantar, serta mereka menjerit memohon kasih, namun kita menutup mata dari mereka serta menutup telinga atas teriakan mereka. Maka baiklah kita mencoba belajar melihat kehadiran Tuhan dalam diri sesama kita, dalam semua peristiwa kehidupan kita. Kita juga hendaknya belajar untuk mendengarkan suara Tuhan lewat dan dalam diri sesama kita yang berteriak memohon kasih dari kita. Memang pasti tidak banyak hal yang bisa kita perbuat. Tetapi ingatlah, perbuatan kecil yang kita lakukan kepada sesama yang menderita, itu menjadi luar biasa bila kita melakukannya karena iman kepada Yesus Kristus. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.