RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, JUMAT 29 Juli 2011
(Marta, Maria & Lazarus, Sahabat Tuhan)
1Yoh 4:7-16, Mzm 34:2-3,4-5,6-7, 8-9,10-11, Yoh 11:19-27 atau Luk 10:38-42
(Marta, Maria & Lazarus, Sahabat Tuhan)
1Yoh 4:7-16, Mzm 34:2-3,4-5,6-7, 8-9,10-11, Yoh 11:19-27 atau Luk 10:38-42
BACAAN INJIL:
Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
RENUNGAN:
Siapapun pasti pernah merasa kecewa. Banyak sebab yang membuat kita kecewa, salah satunya mungkin karena apa yang kita harapkan tidak terwujud. Kita bisa kecewa terhadap orang lain dan juga mungkin kita pernah merasa kecewa terhadap Tuhan sendiri. Kita merasa kecewa kepada Tuhan karena merasa doa-doa dan keinginan kita tidak terkabul. Kita bisa kecewa karena merasa Tuhan seakan tidak peduli atas hidup kita terutama pada saat kita sangat mengharapkan pertolonganNya.
Nada kecewa juga dapat kita tangkap dari sikap Maria dan Marta pada injil hari ini. Pada ayat sebelumnya kita ketahui bahwa mereka menyuruh utusan datang kepada Yesus untuk memberitahukan bahwa saudara mereka Lazarus sedang sakit parah. Mereka tentu berharap agar Yesus datang mengunjungi, melihat dan bahkan menyembuhkan saudara mereka yang lagi sakit. Namun kenyataannya Yesus baru datang setelah 4 hari Lazarus dimakamkan. Pasti mereka merasa kecewa akan sikap Yesus yang tidak langsung datang. Bisa dikatakan bahwa Marta mengungkapkan rasa kecewanya kepada Yesus dengan langsung menemui Yesus sebelum masuk ke rumah mereka dan dia langsung protes dengan mengatakan bahwa sekiranya Yesus cepat hadir, saudaranya tidak akan mati. Sehingga jelas bahwa mereka mengharapkan kehadiran Yesus saat Lazarus sakit parah dan menyembuhkannya. Namun ternyata Yesus baru datang setelah 4 hari lazarus dimakamkan. Maria mengungkapkan rasa kecewanya dengan tidak langsung menemui Yesus, tetapi tetap tinggal di rumah. Padalah dalam perikop lain jelas kita ketahui bahwa saat Yesus mengunjungi mereka, Maria yang duduk di bawah kaki Yesus mendengarkan pengajaran Yesus, sedangkan Marta seibuk menyiapkan hal yang perlu di dapur, tetapi kali ini dia berdiam di rumah dan Marta yang pergi menemui Yesus. Sehingga bisa kita katakan bahwa ada sikap kecewa pada Yesus.
Namun hal yang menarik dari dialog Marta bersama Yesus, walaupun ada nada protes dan kekecewaan atas ketidakhadiran Yesus, Marta masih tetap berlaku sopan, tidak ada kata-kata yang tidak sopan yang keluar dari mulutnya dan bahkan dia masih mempunyai kepercayaan kepada Yesus. Kekecewaannya tidak langsung membuat dia kehilangan harapan dan iman kepada Yesus. Iman mereka sungguh mendalam sehingga rasa kecewa tidak membuat mereka berpaling dari Yesus. Memang benarlah yang dikatakan Kitab Suci bahwa Lazarus yang dikasihi Yesus itu berarti bahwa Allah berkenan kepada mereka karena iman mereka. Berbeda dengan kita yang mana kita seringkali merasa kecewa pada Yesus, merasa Yesus tidak peduli dengan hidup kita. Rasa kecewa kita seringkali kita ungkapkan dengan berpaling dari Dia. Memang mungkin kita tidak sampai meninggalkan iman dengan pindah agama, tetapi sikap tidak mau lagi ke Gereja, tidak lagi mau berdoa itu juga berarti bahwa kita kurang percaya kepada-Nya. Maka mari kita belajar dari Marta, walaupun kecewa tetapi iman mereka tetap kuat dengan tetap percaya kepada Yesus. Dalam iman kita harus pnya keyakinan bahwa Tuhan selalu peduli dengna hidup kita. Kalaupun kadang kita merasa bahwa seakan Tuhan tidak peduli dan tidak mengabulkan kemauan kita, tetapi bukan berarti bahwa Tuhan tidak peduli atau meninggalkan kita, tetapi Dia selalu peduli dengan hidup kita dan kita boleh percaya bahwa Dia punya rencan indah atas hidup kita. Sehingga dengan demikian, rasa kecewa kita tidak langsung membawa kita pada sikap berpaling daripada-Nya. Amin.
RENUNGAN:
Siapapun pasti pernah merasa kecewa. Banyak sebab yang membuat kita kecewa, salah satunya mungkin karena apa yang kita harapkan tidak terwujud. Kita bisa kecewa terhadap orang lain dan juga mungkin kita pernah merasa kecewa terhadap Tuhan sendiri. Kita merasa kecewa kepada Tuhan karena merasa doa-doa dan keinginan kita tidak terkabul. Kita bisa kecewa karena merasa Tuhan seakan tidak peduli atas hidup kita terutama pada saat kita sangat mengharapkan pertolonganNya.
Nada kecewa juga dapat kita tangkap dari sikap Maria dan Marta pada injil hari ini. Pada ayat sebelumnya kita ketahui bahwa mereka menyuruh utusan datang kepada Yesus untuk memberitahukan bahwa saudara mereka Lazarus sedang sakit parah. Mereka tentu berharap agar Yesus datang mengunjungi, melihat dan bahkan menyembuhkan saudara mereka yang lagi sakit. Namun kenyataannya Yesus baru datang setelah 4 hari Lazarus dimakamkan. Pasti mereka merasa kecewa akan sikap Yesus yang tidak langsung datang. Bisa dikatakan bahwa Marta mengungkapkan rasa kecewanya kepada Yesus dengan langsung menemui Yesus sebelum masuk ke rumah mereka dan dia langsung protes dengan mengatakan bahwa sekiranya Yesus cepat hadir, saudaranya tidak akan mati. Sehingga jelas bahwa mereka mengharapkan kehadiran Yesus saat Lazarus sakit parah dan menyembuhkannya. Namun ternyata Yesus baru datang setelah 4 hari lazarus dimakamkan. Maria mengungkapkan rasa kecewanya dengan tidak langsung menemui Yesus, tetapi tetap tinggal di rumah. Padalah dalam perikop lain jelas kita ketahui bahwa saat Yesus mengunjungi mereka, Maria yang duduk di bawah kaki Yesus mendengarkan pengajaran Yesus, sedangkan Marta seibuk menyiapkan hal yang perlu di dapur, tetapi kali ini dia berdiam di rumah dan Marta yang pergi menemui Yesus. Sehingga bisa kita katakan bahwa ada sikap kecewa pada Yesus.
Namun hal yang menarik dari dialog Marta bersama Yesus, walaupun ada nada protes dan kekecewaan atas ketidakhadiran Yesus, Marta masih tetap berlaku sopan, tidak ada kata-kata yang tidak sopan yang keluar dari mulutnya dan bahkan dia masih mempunyai kepercayaan kepada Yesus. Kekecewaannya tidak langsung membuat dia kehilangan harapan dan iman kepada Yesus. Iman mereka sungguh mendalam sehingga rasa kecewa tidak membuat mereka berpaling dari Yesus. Memang benarlah yang dikatakan Kitab Suci bahwa Lazarus yang dikasihi Yesus itu berarti bahwa Allah berkenan kepada mereka karena iman mereka. Berbeda dengan kita yang mana kita seringkali merasa kecewa pada Yesus, merasa Yesus tidak peduli dengan hidup kita. Rasa kecewa kita seringkali kita ungkapkan dengan berpaling dari Dia. Memang mungkin kita tidak sampai meninggalkan iman dengan pindah agama, tetapi sikap tidak mau lagi ke Gereja, tidak lagi mau berdoa itu juga berarti bahwa kita kurang percaya kepada-Nya. Maka mari kita belajar dari Marta, walaupun kecewa tetapi iman mereka tetap kuat dengan tetap percaya kepada Yesus. Dalam iman kita harus pnya keyakinan bahwa Tuhan selalu peduli dengna hidup kita. Kalaupun kadang kita merasa bahwa seakan Tuhan tidak peduli dan tidak mengabulkan kemauan kita, tetapi bukan berarti bahwa Tuhan tidak peduli atau meninggalkan kita, tetapi Dia selalu peduli dengan hidup kita dan kita boleh percaya bahwa Dia punya rencan indah atas hidup kita. Sehingga dengan demikian, rasa kecewa kita tidak langsung membawa kita pada sikap berpaling daripada-Nya. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.