Tokoh Kristen bantah tuduhan pemerkosaan
Para tokoh Kristen di Pakistan membantah keras tuduhan sebuah surat kabar yang melaporkan bahwa pemerkosa seorang gadis berusia 14 tahun dan kemudian melakukan aborsi adalah seorang pastor. Ia bahkan bukan bagian dari klerus.
Express Tribune pada edisi 20 Juli melaporkan penangkapan seroang pria yand dikira ‘seorang imam setempat’ karena diduga memperkosa seorang gadis Kristen di Kokianwala, provinsi Punjab
Laporan itu kemudian mengatakan bahwa pria tersebut juga memaksa gadis itu untuk melakukan aborsi, namun gagal.
Keluarga gadis itu mengatakan pria itu pertama kali memperkosa anak gadis mereka beberapa bulan lalu di belakang gereja Pentekosta tempat ia mengajar Sekolah Minggu.
Dia kemudian dia memperkosanya lagi selama empat bulan berikutnya dan mengancam akan membunuh gadis itu jika melapor ke polisi, kata keluarga gadis itu.
Gadis itu meninggal dunia pekan lalu setelah operasi darurat setelah tindakan aborsi yang menyisakan luka bagian dalam dan infeksi.
Pendeta Sadique Patras yang mengepalai Gereja Pentekosta di Faisalabad, membantah semua tuduhan itu. Ia mengatakan pria itu bukan seorang imam Katolik, juga bukan seorang Pendeta.
“Dia seorang pemimpin kelompok doa yang bertingkah sebagai pastor saat melakukan kunjungan doa. Ia mengatakan mereka melakukan hubungan seks atas dasar suka sama suka dan tidak setuju bahwa ia memperkosa gadis itu ataupun mengancam hidupnya,” kata Pendeta Patras.
Sementara Pastor Shafique Hadayat, salah seorang jurubicara kediaman uskup di Faisalabad, mengatakan laporan surat kabar itu benar-benar tidak akurat dan media itu seharusnya mengkonfirmasi dengan Gereja Katolik sebelum diterbitkan.
“Berita itu mengejutkan dan menghina Gereja. Laporan itu sama sekali tidak mengerti soal istilah maupun jabatan dalam Gereja,” kata pastor itu.
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com, Tanggal publikasi: 27 Juli 2011
Express Tribune pada edisi 20 Juli melaporkan penangkapan seroang pria yand dikira ‘seorang imam setempat’ karena diduga memperkosa seorang gadis Kristen di Kokianwala, provinsi Punjab
Laporan itu kemudian mengatakan bahwa pria tersebut juga memaksa gadis itu untuk melakukan aborsi, namun gagal.
Keluarga gadis itu mengatakan pria itu pertama kali memperkosa anak gadis mereka beberapa bulan lalu di belakang gereja Pentekosta tempat ia mengajar Sekolah Minggu.
Dia kemudian dia memperkosanya lagi selama empat bulan berikutnya dan mengancam akan membunuh gadis itu jika melapor ke polisi, kata keluarga gadis itu.
Gadis itu meninggal dunia pekan lalu setelah operasi darurat setelah tindakan aborsi yang menyisakan luka bagian dalam dan infeksi.
Pendeta Sadique Patras yang mengepalai Gereja Pentekosta di Faisalabad, membantah semua tuduhan itu. Ia mengatakan pria itu bukan seorang imam Katolik, juga bukan seorang Pendeta.
“Dia seorang pemimpin kelompok doa yang bertingkah sebagai pastor saat melakukan kunjungan doa. Ia mengatakan mereka melakukan hubungan seks atas dasar suka sama suka dan tidak setuju bahwa ia memperkosa gadis itu ataupun mengancam hidupnya,” kata Pendeta Patras.
Sementara Pastor Shafique Hadayat, salah seorang jurubicara kediaman uskup di Faisalabad, mengatakan laporan surat kabar itu benar-benar tidak akurat dan media itu seharusnya mengkonfirmasi dengan Gereja Katolik sebelum diterbitkan.
“Berita itu mengejutkan dan menghina Gereja. Laporan itu sama sekali tidak mengerti soal istilah maupun jabatan dalam Gereja,” kata pastor itu.
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com, Tanggal publikasi: 27 Juli 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.