Selasa : 26 Okt 2010 (Ef 5:21-33; Luk 13:18-21)
"Kita hendaknya membawa damai dalam hidup dan kebahagiaan bagi sesama "
"Kita hendaknya membawa damai dalam hidup dan kebahagiaan bagi sesama "
"Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya." Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." (Luk 13:18-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Dalam kunjungan ke Gereja stasi minggu kemarin, ada satu keluarga umat yang berasal dari kampung sebelah sekitar 5 kilometer dari Gereja stasi. Beliau bercerita bahwa di tempatnya hanya keluarga mereka yang Katolik, walaupun sebenarnya ada beberapa perantau yang pulang kampung dulunya katolik, tetapi karena di kampung itu tidak ada katolik, mereka jadi bergabung dengan Gereja Protestan yang ada di situ. Jadi hanya tinggal merekalah yang setia tetap Katolik walaupun mereka harus bergabung dengan umat katolik di kampung lain. Sabda Yesus hari ini rasanya cocok bagi keluarga ini dan sekaligus menjadi suatu penegasan bagi mereka bahwa walaupun mereka sendiri tetap mendapat tugas dan perutusan supaya tetap hidup dalam iman mereka. Bukan berarti karena minoritas dan tidak ada Gereja katolik, orang wajar bila tidak menghayati imannya dan bergabung atau bahkan berpaling dari imannya. Tetapi berapakah yang seperti itu dalam hidup sekarang ini?
Seringkali terjadi dengan alasan sebagai kelompok minoritas, menjadi alasan untuk tidak hidup dalam imannya. Seringkali juga terjadi dengan alasan di tempat tinggal tidak ada Gereja Katolik, dan ini menjadi alasan untuk ‘bergabung’ dengan Gereja yang ada di tempatnya pada hari Minggu dan hari-hari biasa, baru ketika baptisan atau perkawinan mereka , dan kematian, mereka datang ke Gereja Katolik dan mengaku diri Katolik. Adapula yang menggap menjadi orang kristiani hanyalah urusan di dalam Gereja atau ketika ibadah saja, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari iman kristiani mereka ‘ditanggalkan’ dan berbaur dengan yang mayoritas dan kehidupan dunia.
Atas semuanya itu, warta Gembira hari ini menjadi suatu jawaban bagi kita. Warta Gembira hari ini mengajarkan bahwa semua orang kristiani di manapun dan kapanpun serta dalam jumlah besar atau kecil harus tetap hidup sebagai orang kristiani yang sejati. Dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa kita hendaknya hidup sebagai ragi yang dicampurkan dalam tepung. Kita orang kristiani memang harus didup dalam dunia bersama dengan orang lain, tetapi hendaknya bukan berarti kehilangan identitas kita sebagai orang kristiani. Dengan menghayati iman kristiani, kita memberi warta tersendiri dan bahkan berusaha menjadi hidup itu lebih baik dan lebih indah. Kita tidak usah minder karena minoritas dan juga tidak usah terlalu berpikir untuk melakukan suatu perubahan besar dalam kehidupan bersama orang lain. Kesetiaan kita menghayati iman kristiani yang mungkin hanya bisa melakukan hal yang kecil, tetapi bila kita lakukan dengan penuh iman, hal itu akan menjadi suatu ‘besar’ karena Tuhan sendiri yang akan mengubahnya menjadi sesuatu yang besar. Untuk itu kita harus senantiasa bersatu dan bekerjasama dengan Tuhan sendiri, agar yang kecil yang kita lakukan diubah Tuhan menjadi yang besar.
Refleksi hari ini:
1. Tetaplah setia menjadi orang kristiani hari ini.
2. Berusahalah agar hidup kekristenan membawa damai, hidup yang penuh harapan dan kebahagiaan sehingga banyak orang yang merindukan kehadirannya dan ingin bernaung di dalamnya.
Seringkali terjadi dengan alasan sebagai kelompok minoritas, menjadi alasan untuk tidak hidup dalam imannya. Seringkali juga terjadi dengan alasan di tempat tinggal tidak ada Gereja Katolik, dan ini menjadi alasan untuk ‘bergabung’ dengan Gereja yang ada di tempatnya pada hari Minggu dan hari-hari biasa, baru ketika baptisan atau perkawinan mereka , dan kematian, mereka datang ke Gereja Katolik dan mengaku diri Katolik. Adapula yang menggap menjadi orang kristiani hanyalah urusan di dalam Gereja atau ketika ibadah saja, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari iman kristiani mereka ‘ditanggalkan’ dan berbaur dengan yang mayoritas dan kehidupan dunia.
Atas semuanya itu, warta Gembira hari ini menjadi suatu jawaban bagi kita. Warta Gembira hari ini mengajarkan bahwa semua orang kristiani di manapun dan kapanpun serta dalam jumlah besar atau kecil harus tetap hidup sebagai orang kristiani yang sejati. Dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa kita hendaknya hidup sebagai ragi yang dicampurkan dalam tepung. Kita orang kristiani memang harus didup dalam dunia bersama dengan orang lain, tetapi hendaknya bukan berarti kehilangan identitas kita sebagai orang kristiani. Dengan menghayati iman kristiani, kita memberi warta tersendiri dan bahkan berusaha menjadi hidup itu lebih baik dan lebih indah. Kita tidak usah minder karena minoritas dan juga tidak usah terlalu berpikir untuk melakukan suatu perubahan besar dalam kehidupan bersama orang lain. Kesetiaan kita menghayati iman kristiani yang mungkin hanya bisa melakukan hal yang kecil, tetapi bila kita lakukan dengan penuh iman, hal itu akan menjadi suatu ‘besar’ karena Tuhan sendiri yang akan mengubahnya menjadi sesuatu yang besar. Untuk itu kita harus senantiasa bersatu dan bekerjasama dengan Tuhan sendiri, agar yang kecil yang kita lakukan diubah Tuhan menjadi yang besar.
Refleksi hari ini:
1. Tetaplah setia menjadi orang kristiani hari ini.
2. Berusahalah agar hidup kekristenan membawa damai, hidup yang penuh harapan dan kebahagiaan sehingga banyak orang yang merindukan kehadirannya dan ingin bernaung di dalamnya.