(Ef 6:1-9; Luk 13:22-30)
"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!"
"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!"
"Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir." (Luk 13:22-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Setiap hendak melanjutkan pendidikan ke Perguruan tingga, setiap anak yang hendak melanjutkan ke jenjang pendidikan dan juga para orang tua pasti akan mempersiapkan segala sesuatu yang perlu. Selain itu juga pasti gelisah apakah nanti bisa masuk perguruan tinggi yang diinginkan atau tidak. Orang yang merasa kurang pintar mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh, ada pula karena merasa pintar, jadi tenang-tenang saja. Selain persiapan belajar, orang tua juga persiapkan biaya untuk pembiaan, uang kuliah bila lulus dan juga ada yang persiapkan ‘uang sogok’ bila anaknya gak lulus dan siapa tahu bisa nyogok. Pada saat pengumuman, jelas pasti ada yang gak lulus dan ada yang lulus. Mungkin yang sungguh persiapan pasti lulus, walau tentu ada juga yang gak lulus, yang tidak mempersiapkan diri karena anggap enteng, merasa udah pintar besar kemungkinan tidak lulus. Fenomena lain juga, pasti ada upaya sogok menyogok bias masuk pada unversitas tertentu.
Dalam pengalaman di atas, di satu sisi kita semua mengiyakan pendapat bahwa untuk mencapai dan memperoleh sesuatu yang lebih besar, lebih tinggi, lebih baik dibutuhkan suatu perjuangan dan pengorbanan. Keingingan tidak cukup hanya sebatas angan-angan tetapi menuntut perjuangan keras. Hanya disisi lain, manusia zaman sekarang ini meninginginkan seuatu yang lebih baik tetapi menolak usaha, kerja keras atau pengorbanan. Sekarang ini orang selalu ingin semuanya secara instan dan kalau boleh menyogok pun jasi.
Mental demikianpun tidak jarang sudah merasuki dalam kehidupan beriman. Sadar atau tidak sadar kita semua mengharapkan hidup bahagia terutama pada kehidupan kekal, tetapi kita ‘menolak’ jalan perjuangan untuk mencapainya. Tidak sedikit orang ingin instan untuk hidup kekal dan bahkan seakan kalau boleh nyogok Tuhan dengan memberi sumbangan ini, sumbangan itu dengan berpikir supaya masuk surge, bukan karena ingin berbuat baik dengan tulus. Ada pula orang yang berpikir dan udah puas hanya beragama dan itu sudah cukup dianggap ‘tiket’ masuk surga. Ada pula yang merasa bangga, berpuas diri karena udah katolik dari leluhurnya dan itu jadi jaminan.
Hari ini pola piker yang demikian diobrak-abrik Yesus. Pola pikir demikian tidak sesuai dengan pola piker Tuhan sendiri. Yesus mengharapkan iman hendaknya berbuah dalam kehidupan dan perbuatan nyata, yang terutama Nampak dalam perbuatan cinta kasih kepada sesame. Untunglah Tuhan tidak bisa disogok, kalau sekiranya bisa disogok, wah surga hanya milik orang-orang kaya saja.
Jadi semua kita dipanggil untuk masuk dalam kebahagiaan surge, dan semua tanpa kecuali harus melalui jalan sebagaimana yang diamanatkan oleh Tuhan, tidak ada jalan pintas dan bahkan kita harus siap menempuh jalan ‘yang sulit’. Tetapi barang siapa yang setia, dia akan sampai pada tujuan yakni kebahagiaan surge, dan barang siapa yang tidak setia, dia akan sampai pada tujuan yang tidak kita kehendaki, yakni ‘neraka’, suatu tempat yang ada hanya penderitaan yang tidak berkesudahan. Dua tujuan ini sudah pasti, sekarang tergantung kita, tujuan mana yang hendak kita tempuh. Amin.
Setiap hendak melanjutkan pendidikan ke Perguruan tingga, setiap anak yang hendak melanjutkan ke jenjang pendidikan dan juga para orang tua pasti akan mempersiapkan segala sesuatu yang perlu. Selain itu juga pasti gelisah apakah nanti bisa masuk perguruan tinggi yang diinginkan atau tidak. Orang yang merasa kurang pintar mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh, ada pula karena merasa pintar, jadi tenang-tenang saja. Selain persiapan belajar, orang tua juga persiapkan biaya untuk pembiaan, uang kuliah bila lulus dan juga ada yang persiapkan ‘uang sogok’ bila anaknya gak lulus dan siapa tahu bisa nyogok. Pada saat pengumuman, jelas pasti ada yang gak lulus dan ada yang lulus. Mungkin yang sungguh persiapan pasti lulus, walau tentu ada juga yang gak lulus, yang tidak mempersiapkan diri karena anggap enteng, merasa udah pintar besar kemungkinan tidak lulus. Fenomena lain juga, pasti ada upaya sogok menyogok bias masuk pada unversitas tertentu.
Dalam pengalaman di atas, di satu sisi kita semua mengiyakan pendapat bahwa untuk mencapai dan memperoleh sesuatu yang lebih besar, lebih tinggi, lebih baik dibutuhkan suatu perjuangan dan pengorbanan. Keingingan tidak cukup hanya sebatas angan-angan tetapi menuntut perjuangan keras. Hanya disisi lain, manusia zaman sekarang ini meninginginkan seuatu yang lebih baik tetapi menolak usaha, kerja keras atau pengorbanan. Sekarang ini orang selalu ingin semuanya secara instan dan kalau boleh menyogok pun jasi.
Mental demikianpun tidak jarang sudah merasuki dalam kehidupan beriman. Sadar atau tidak sadar kita semua mengharapkan hidup bahagia terutama pada kehidupan kekal, tetapi kita ‘menolak’ jalan perjuangan untuk mencapainya. Tidak sedikit orang ingin instan untuk hidup kekal dan bahkan seakan kalau boleh nyogok Tuhan dengan memberi sumbangan ini, sumbangan itu dengan berpikir supaya masuk surge, bukan karena ingin berbuat baik dengan tulus. Ada pula orang yang berpikir dan udah puas hanya beragama dan itu sudah cukup dianggap ‘tiket’ masuk surga. Ada pula yang merasa bangga, berpuas diri karena udah katolik dari leluhurnya dan itu jadi jaminan.
Hari ini pola piker yang demikian diobrak-abrik Yesus. Pola pikir demikian tidak sesuai dengan pola piker Tuhan sendiri. Yesus mengharapkan iman hendaknya berbuah dalam kehidupan dan perbuatan nyata, yang terutama Nampak dalam perbuatan cinta kasih kepada sesame. Untunglah Tuhan tidak bisa disogok, kalau sekiranya bisa disogok, wah surga hanya milik orang-orang kaya saja.
Jadi semua kita dipanggil untuk masuk dalam kebahagiaan surge, dan semua tanpa kecuali harus melalui jalan sebagaimana yang diamanatkan oleh Tuhan, tidak ada jalan pintas dan bahkan kita harus siap menempuh jalan ‘yang sulit’. Tetapi barang siapa yang setia, dia akan sampai pada tujuan yakni kebahagiaan surge, dan barang siapa yang tidak setia, dia akan sampai pada tujuan yang tidak kita kehendaki, yakni ‘neraka’, suatu tempat yang ada hanya penderitaan yang tidak berkesudahan. Dua tujuan ini sudah pasti, sekarang tergantung kita, tujuan mana yang hendak kita tempuh. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.