RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA III:
SENIN 26 JANUARI 2014
(Angela Merici Robertus, Alberikus, Stefanus )
2Sam. 5:1-7,10; Mzm. 89:20,21-22,25-26; Mrk. 3:22-30
INJIL :
Suatu hari ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
RENUNGAN :
Mukijzat yang diperbuat oleh Yesus adalah salah satu tanda yang diperbuat Yesus untuk menyatakan Allah Mahakuasa dan kasih Tuhan kepada manusia. Namun para ahli Taurat menuduh, memfitnah Yesus melakukan semuanya itu dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Mereka menuduh Yesus salah seorang dari bagian setan. Ini tentu sungguh fitnah yang sangat kejam. Seharusrnya mereka sebagai ahli-ahli Taurat tahu membedakan mana yang berasal dari Allah dan mana yang dari setan. Mereka sebenarnya tahu bahwa tanda heran atau mukjizat yang diperbuat oleh Yesus adalah berasal dari Allah.
Namun justru mereka memfitnah Yesus dan menolak apa yang diperbuat-Nya.
Mereka melakukan demikian adalah karena iri hati kepada Yesus karena mereka tidak bisa melakukan demikian. Mereka merasa diri sebagai orang yang paling benar, sehingga menolak bila ada orang yang melebihi mereka.
Kesombongan dan iri hati memang seringkali membuat kita cenderung untuk mencurigai orang lain yang melakukan perbuatan baik. Kesombongan dan iri hati membuat kita menolak perbuatan baik orang lain dan akan jatuh pada dosa memfitnah orang lain.
Maka kita harus waspada pada yang namanya kesombongan dan iri hati. Hendaknya kita waspada jangan sampai jatuh pada kesombongan rohani, menganggap bahwa kita sudah baik, orang beriman dan membanggakan diri sebagai orang beriman. Orang yang demikian, akan dengan menudah menghakimi orang lain yang tidak malakukan seperti yang kita lakukan. Hendaknya kita tidak dengan mudah berprasangka buruk terhadap kebaikan orang lain. Fitnah yang dilakukan oleh para ahli Taurat bukan hanya menolak Yesus tetapi menolak kasih Allah kepada manusia.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa orang yang karena sombong dan iri hati menolak orang yang berbuat baik dan perbuatan baik mereka, berarti menolak kasih Allah.
Mungkin kita juga mengalami seperti yang dialami oleh Yesus. Kita dengan tulus berbuat baik, tetapi malah kita dicurigai dan difitnah orang lain. Berbuat baik itu harus, tetapi berbuat baik tidak selama dapat diterima oleh semua orang, malahan orang yang berbuat baik seringkali dicurigai dan difitnah dan bahkan menjadi korban orang-orang yang iri atau yang merasa terancam karena perbuatan baik kita.
Hal ini seringkali membuat kita enggan untuk berbuat baik. Namun baiklah kiranya kita meneladan Yesus yang tetap setia menyatakan kasih Allah kepada manusia walaupun difitnah. Dengan demikian, kita setia berbuat baik kepada sesama karena kita sudah lebih dahulu beroleh kebaikan dari Tuhan. Sehingga kita berbuat baik untuk membalas kebaikan Tuhan dengan berbuat baik kepada sesama.
Selamat berbuat baik. Selamat beraktifitas. Tuhan memberkati.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.