Paus Fransiskus desak pemahaman dan solidaritas dalam media
(27/01/2014)
Seperti orang Samaria yang Baik, yang berhenti di jalan untuk membantu orang yang membutuhkan, perjalanan sepanjang jalan raya komunikasi saat ini harus memberikan dukungan kepada mereka yang menghadapi hal itu, kata Paus Fransiskus.
“Dunia digital dapat menjadi sebuah lingkungan yang kaya dalam kemanusiaan, sebuah jaringan bukan kabel tetapi orang,” katanya dalam pesannya untuk Hari Komunikasi Sedunia.
Sarana komunikasi modern, khususnya Internet, menawarkan “kemungkinan besar untuk pertemuan dan solidaritas,” katanya. Karena itu, katanya, Internet adalah “rahmat dari Tuhan”.
“Communication at the Service of an Authentic Culture of Encounter” adalah tema Hari Komunikasi Sedunia tahun ini, yang semua keuskupan akan menandai pada 1 Juni, hari Minggu sebelum Pentakosta.
Pesan itu dikeluarkan pada Jumat, Hari Raya St. Fransiskus de Sales, santo pelindung wartawan.
“Komunikasi yang baik membantu kita bertumbuh lebih dekat, mengenal satu sama lain lebih baik, dan akhirnya bertumbuh dalam kesatuan,” kata Paus.
“Dinding yang memisahkan kita bisa diruntuhkan hanya jika kita siap untuk mendengarkan dan belajar satu sama lain,” katanya. “Pertemuan budaya menuntut bahwa kita siap tidak hanya untuk memberi, tetapi juga menerima.”
Komunikator yang baik harus mengambil waktu yang diperlukan untuk mendengarkan orang lain, yang tidak hanya mentolerir, tapi benar-benar menerima mereka, katanya.
“Terus terlibat dalam dialog tidak berarti melepaskan ide-ide dan tradisi kita sendiri, tetapi klaim itu mereka sendiri merasa valid atau absolut,” kata Paus dalam pesannya.
Uskup Agung Claudio Celli, ketua Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, mengatakan kepada wartawan bahwa Paus tidak mengusulkan “relativisme” iman, tetapi menerus seruan pendahulunya ‘bagi Gereja untuk terlibat dalam dunia dengan multi-budaya dan multi-agama.
“Saya tidak memiliki pandangan menjadi satu-satunya dan mutlak,” kata Uskup Agung Celli.
Paus Fransiskus, dalam pesannya, mengutip teks Hari Komunikasi Sedunia 2013 yang dikeluarkan Paus Benediktus XVI, yang mengatakan kesaksian Kristen yang efektif adalah “tentang kesediaan kita untuk orang lain dengan sabar dan hormat, melibatkan pertanyaan-pertanyaan dan keraguan mereka saat mereka maju dalam pencarian mereka untuk kebenaran dan makna eksistensi manusia.”
Orang Samaria yang Baik adalah model bagaimana melakukan pendekatan dan berinteraksi dengan orang lain di jalan raya digital saat ini, mengambil tanggung jawab untuk rela dilukai dan tersesat di sana, kata Paus.
Informasi yang berlebihan tentang ketidakadilan seperti kemiskinan, kata Paus, ”dapat membuat kita begitu terbiasa dengan hal-hal yang mereka tidak lagi mengganggu ketenangan kita.”
Komunikator yang baik membawa keindahan, kebaikan dan kebenaran kepada semua orang, sesuatu yang tidak ada strategi yang bias dilakukan media secara tajam atau canggih, katanya.
“Semoga cahaya kita menerangi orang lain yang tidak menjadi hasil dari kosmetik atau efek khusus, melainkan kita mengasihi dan bersikap belarasa dengan ’tetangga’ untuk mereka yang terluka dan ditinggalkan di pinggir jalan.”
Paus Fransiskus mengatakan ketidakberpihakan di media adalah ilusi, karena “hanya dengan pergi ke dunia dan mengambil risiko menjadi benar-benar transparan dan diri sendiri dapat menjadi komunikator dan “titik acuan yang benar.”
“Keterlibatan pribadi adalah dasar dari kepercayaan dari sebuah komunikator,” katanya.
Paus mengatakan ia lebih suka “sebuah Gereja menderita yang keluar ke jalan-jalan” dan membantu orang menemukan Kristus dalam penderitaannya ketimbang pintu dan ruang digital tertutup bagi orang luar.
“Kita dipanggil untuk menunjukkan bahwa Gereja adalah rumah semua,” katanya, di mana orang-orang, “apa pun situasi mereka dalam kehidupan, bisa masuk.”
Sumber: UCA News
Disadur dari: indonesia.ucanews.com Sumber: UCA News
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.