RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 11 NOVEMBER 2013
(Peringatan Wajib St. Martinus dr Tours )
Keb. 1:1-7; Mzm. 139:1-3,4-6,7-8,9-10; Luk. 17:1-6
BACAAN INJIL:
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
RENUNGAN :
Panginjil tidak menceritakan latar belakang Yesus menyampaikan ajaran ini, seakan muncul tiba-tiba. Namun dari membaca injil ini, kita bisa merapa mengapa Yesus mengatakan demikian. Boleh kita katakan bahwa injil hari ini adalah nasihat bagi kaum beriman. Kita kaum beriman atau kita diingatkan akan apa yang pasti kita hadapi, yakni penyesatan. Penyesatan itu adalah upaya atau sesuatu yang bisa membaut orang berpaling dari Tuhan.
Penyesatan itu adalah kuasa kejahatan yang tidak menghendaki kita beriman kepada Yesus. Penyesatan itu pada umumnya berkerja dengan halus, sepintas tidaklah jahat tetapi sebenarnya sangat jahat karena menjauhkan kita dari Tuhan. Penyesatan itu bahkan seringkali pada awalnya merayu kita dengan cara yang halus dan kelihatan baik, tetapi setelah kita tergoda, baru pada akhirnya penyesatan itu menjerat dan menjerumuskan kita. Oleh sebab itu, kita hendaknya selalu waspada akan penyesatan.
Penyesatan itu sungguh luar biasa daya tariknya, apalagi kepada saudara beriman yang imannya lemah. Kerap kali ketika saudara kita yang kurang beriman mendapat masalah, pada saat itu penyesatan melancarkan rayuan gombalnya dan seringkali membuat orang itu tanpa sadar sudah disesatkan. Penyesatan itu juga seringkali ketika seseorang mengalami persoalan hidup, yang seakan tidak ada lagi harapan. Pada saat demikian penyesatan itu akan datang dengan bujuk rayu seakan memberi selosi atas persoalan yang dihadapi.
Memang sangat disayangkan bahwa banyak orang yang imannya lemah akan dengan mudah diperdaya oleh penyesatan.
Penyesatan itu bisa terjadi oleh kemajuan zaman yang seakan menawarkan semuanya bisa diraih dengan gampang tanpa kerja keras dan tanpa mengharapkan pertolongan Tuhan. Penyesatan itu juga bisa terjadi oleh manusia yang menyalahgunakan kelemahan iman seseorang, menawarkan jalan keluar yang seakan membebaskan seseorang dari persoalan hidup.
Penyesatan itu juga bisa terjadi dalam hal iman, hal ini masih seringkali terjadi. Tidak jarang kita temui orang yang mengaku mendapatkan wahyu kebenaran dari Tuhan, mempergunakan kepintarannya untuk meyakinkan orang akan ajarannya, namun sebenarnya tujuannya adalah untuk menyesatkan orang teruma yang imannya lemah demi kepentingan diri sendiri.
Inilah kejadian yang sangat kita sayangkan yang bisa terjadi dalam diri saudara kita yang lemah imannya. Para saudara kita yang lemah imannya seringkali tanpa sadar gampang tergoda bujuk rayu penyesatan.
Mengahadapi demikian, kita sebagai orang beriman, hendaknya mengaishi mereka, membantu mereka untuk kembali kepada Tuhan. Kita harus bisa mengerti mereka bahwa mereka jatuh dalam kesalahan adalah karena imannya lemah sehingga dengan mudah dipercaya oleh penyesatan. Yesus sendiri mengajarkan kepada kita bahwa sebagai orang beriman, kita harus tidak bosan-bosannya mengampuni orang yang sudah berbuat salah, orang yang jatuh oleh penyesatan.
Kita harus menjaga diri, agar kita tidak malah karena hidup kita orang lain menjadi tersesat atau semakin tersesat dalam dosa. Yesus sungguh mengukut orang yang menyesatkan orang-orang lemah, baik lemah iman maupun lemah karena mereka miskin. Dengant tegas Yesus mengatakan bila seseorang menyesatkan orang kecil, lebih baik digantungkan batu kilangan ke lehernya dan dilemparkan ke dalam laut. Yesus sungguh tidak menyukai orang yang menyesatkan orang-orang kecil, yang seharusnya ditolong malah justru disesatkan. Kita harus wasapda dalam hal ini. Jangan kita dengan mudah menghakimi orang-orang kecil atau orang-orang bersalah kepada kita, sehingga karena perbuatan kita orang itu menjadi tersesat. Justru kita harus mengampuni mereka yang telah berbuat salah kepada kita, sehingga dengan pengampunan kita membawa orang itu keluar dari ketersesatannya.
Namun bila kita tidak mengampuni orang yang telah berbuat salah, maka kita sendiri ikut menyesatkan mereka.
Lebih dari itu, kita juga harus waspada karena seringkali karena hidup kita, orang lain menjadi tersesat. Bisa saja dengan sadar ataupun dengan tidak sadar kita menyesatkan sesama kita, terutama mereka yang miskin dan lemah imannya. Hal ini bisa terjadi bila hidup kita, tidak sesuai dengan perilaku hidup kita. Mungkin saja kita seringkali mengajarkan kebaikan, cinta kasih Allah kepada sesama, tetapi seringkali justru kita tidak melakukannya. Karena dengan demikian, orang lain akhirnya tersesat karena melihat bahwa apa yang kita katakan tidak seperti yang kita lakukan, sehingga mereka tidak yakin dengan kebenaran apa yang kita katakan, karena mereka tidak melihat contoh nyata dalam hidup kita.
Bisa saja karena dengan demikian, orang lain menjadi menggerutu dan akhirnya mereka tersesat.
Oleh sebab itu, kita harus menjaga diri kita, supaya kita tidak jatuh godaan penyesatan dan supaya kita tidak malah bagian dari yang menyesatkan sesama kita. Untuk itu, kita harus senantiasa memohon kepada Tuhan agar iman kita selalu dikuatkan oleh Tuhan. Kita mohon kepada Tuhan agar menambahkan iman kita, sehingga kita bisa terlepas dari penyesatan dan juga tidak menjadi bagian dari orang-orang yang menyesatkan sesama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.