RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 17 SEPTEMBER 2013
(Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Robertus Bellarmino, Hildegardis)
1Tim. 3:1-13; Mzm. 101:1-2ab,2cd-3ab,5,6; Luk. 7:11-17
BACAAN INJIL:
Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
RENUNGAN :
Saat kita mengalami kesedihan mendalam, tentu kita sangat mengharapkan perhatian dari orang lain, penghiburan yang disampaikan kepada kita pasti bisa meneguhkan kita. Namun ada kalanya ketika seseorang mengalami kesedihan mendalam, kata-kata penghiburan yang disampaikan oleh orang lain bisa saja tidak berguna apa-apa.
Hal demikian bisa terjadi karena orang yang larut dalam kesedihan mendalam berpikir bahwa orang lain hanya memberi penghiburan karena mereka sendiri tidak mengalami. Memang hal ini bisa terjadi kalau orang kata-kata penghiburan dilakukan tidak keluar dari hati yang peduli dengan sesama. Namun bila kata-kata itu keluar dari hati yang penuh cinta, apalagi disertai dengan perbuatan nyata, kata-kata penghiburan pasti sangat berguna untuk orang yang sedang mengalami kesedihan mendalam.
Oleh sebab itu, kita bisa bayangkan bagaimana gembiranya hati wanita yang mengalami kesedihan mendalam karena kematian putera satu-satunya.
Kita tahu bahwa puteranya itulah satu-satunya harapan wanita itu setelah tua, namun meninggal. Kita bisa bayangkan bagaimana sedihnya wanita itu. Baginya kematian anaknya, juga kematian harapan masa tuanya. Namun pada saat kesedihan yang mendalam Yesus menghiburnya dan Yesus tidak hanya menghibur tetapi juga berbuat sesuatu yaitu menghidupkan kembali anaknya yang telah meninggal. Dengan hidupnya anak itu, hidup dan harapan ibu itu juga pasti ikut hidup kembali. Namun wanita itu kembali beroleh harapan, pertama-tama karena kasih Yesus.
Kitapun pasti pernah mengalami kesedihan mendalam, kehilangan seseorang atau sesuatu, yang membuat sekan kita kehilangan semangat, gairah atau harapan hidup.
Namun ingatlah bahwa sebagaimana dalam injil hari ini, Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita. Yesus akan datang menemui kita, Dia akan berkata kepada kita, “"Jangan menangis!" selanjutnya akan menghampiri kita untuk membantu, menolong dan memberikan berkat-Nya kepada kita. Yesus itu Tuhan yang Mahakuasa dan Mahakasih, sehingga hendaknya kita senantiasa percaya dan berharap kepada Dia.
Perbuatan kasih yang diperbuat oleh Yesus, juga hendaknya demikian kita perbuat. Dalam kehidupan kita pasti sering kita temui orang yang menangis seperti ibu dalam injil hari ini, bahkan mungkin kita menemui orang yang hampir kehilangan gairah dan harapan hidup. Menghadapi yang demikian, apa yang kita lakukan? Mungkin saja kita tidak peduli, seakan tidak melihat apa yang terjadi di sekitar kita, seakan tidak melihat orang lain yang menderita di sekitar kita.
Betapa sering kita begitu aktif dalam kegiatan gereja, juga begitu ahli dalam merangkai kata-kata dalam Kitab Suci, tetapi bila berhadapan dengan orang menderita, kita tidak peduli, menutup mata.
Atau juga betapa sering kita hanya merasa kasihan dan berkata, atau sekedar memberi kata-kata penghiburan dan berkata, “Aih sungguh kasihan nasibnya. Aku akan berdoa semoga dia kuat dan Tuhan menolongnya.” Sikap demikian sudah baik, tetapi kiranya tidaklah cukup.
Cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama harus diungkapkan dalam perbuatan baik. Yesus tidak hanya berkata, “"Jangan menangis!" tetapi Yesus berbuat sesuatu untuk menghilangkan kesedihan ibu itu dengan menghidupkan kembali anaknya yang sudah mati. Kita memang tidak bisa seperti Yesus menghidupkan orang mati, atau membebaskan orang yang sedang dalam persoalan dan kesedihan mendalam, namun paling tidak kita harus berani melakukan sesuatu untuk membantu sesama sehingga dia beroleh kembali semangat dan harapan hidup. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.