RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 19 SEPTEMBER 2013
(Yanuarius, Alfons dr Orozco, Fransiskus Maria dr Camporosso)
1Tim. 4:12-16; Mzm. 111:7-8,9,10; Luk. 7:36-50
BACAAN INJIL:
Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
RENUNGAN:
Kerap kali terjadi, ada umat yang meminta misa arwah ketika salah satu anggota keluarganya meninggal dunia dan mereka begitu senang dan menghendaki pastor melayani pada saat pemakaman salah satu anggota keluarganya. Bahkan seringkali ada yang seakan memaksa pastor untuk melayani saat pemakaman, padahal pemakaman bukan sakramen sehingga bisa dilakukan oleh pengurus awam. Mereka miminta dan mengaharapkan pelayanan itu kalau yang meninggal dan anggota keluarganya selama ini memang hidup dalam imannya, tentu tidak apa-apa.
Namun kadang terjadi, baik yang meninggal maupun pihak keluarga sangat jarang dan hampir tidak pernah menghadiri perayaan ekaristi, tidak terlibat dalam kehidupan Gereja.
Sehubungan dengan kasus di atas, jelas bahwa orang meminta demikian bukan karena percaya tetapi hanya karena demi gengsi, merasa bangga karena pastor melayani mereka dan dianggap orang beriman.
Demikianlah kiranya yang diperbuat oleh Simon orang Farisi sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini.
Simon orang Farisi itu mengundang Yesus makan di rumahnya, bukan karena dia menghormati atau percaya kepada Yesus dan ingin mendengarkan pengajaran-Nya. Dia mengundang Yesus makan hanya agar dilihat oleh orang lain bahwa dia bisa mengundang Yesus makan ke rumahnya. Kalau sekiranya dia mengundang Yesus makan ke rumahnya karena iman atau percaya kepada Yesus, tentu Dia melakukan penghormatan kepada Yesus sebagaimana biasanya dilakukan oleh tuan rumah kepada para tamu yang dianggap terhormat. Sehinggga jangankan dia percaya kepada Yesus, menghormatinyapun tidak.
Berbeda halnya dengan wanita pendosa.
Wanita itu ketika mendengar bahwa Yesus makan di rumah Simon orang Farisi, dia datang dan melakukan penghormatan dan penyembahan kepada Yesus, layaknya untuk Allah sendiri. Wanita itu membasuh kaki Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya dan mencium serta. meminyaki kaki Yesus dengan menyak wangi yang mahal. Membasuh kaki Yesus dengan airmatanya menyatakan penyesalannya yang mendalam akan kedosaannya.
Wanita itupun menunjukkan penghormatannya yang mendalam kepada Yesus dengan merelakan rambutnya untuk melap kaki Yesus, mencium kaki Yesus, bahkan wanita itu tidak merasa rugi meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang sangat mahal harganya. Wanita itu sungguh memperlihatkan penghormatan dan penyembahannya kepada Yesus. Dialah yang dipuji oleh Tuhan.
Bagaimana dengan kita?
Mungkin kitapun kerap hanya seperti Simon orang Farisi. Kita mengatakan diri sebagai pengikut Yesus, tetapi kita tidak melakukan apa yang harus kita lakukan kepada Yesus, yakni penghormatan dan penyembahan kepada Dia. Kita sering mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang harus kita sembah dalam hidup kita, tetapi kita tidak mau merendah diri di hadapan-Nya, bahkan seringkali kita memaksa Yesus untuk merendahkan diri di hadapan kita.
Kita juga seringkali mengatakan diri bahwa kita adalah orang beriman, tetapi kita begitu pelit mempersembahkan harta atau berkorban untuk Tuhan Yesus.
Oleh sebab itu para saudara, Yesus memuji iman perempuan itu bukan karena status sosialnya, tetapi karena hidup dan perbuatannya yang menyatakan imannya kepada Yesus. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.