RENUNGAN HARI BIASA: RABU 18 SEPTEMBER 2013
(Yosef dr Copertino, Yohanes Makias)
1Tim. 3:14-16; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 7:31-35
BACAAN INJIL:
Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."
RENUNGAN:
Pada dasarnya kalau seseorang sudah terpusat hanya pada pikiran dan keinginan diri sendiri, dia tidak akan peduli dengan lingkungan sekitar, bahkan bisa seperti tidak melihat di sekitarnya dan seakan tidak mendengar apa-apa yang ada di sekitarnya. Balum lagi kalau orang yang hanya menganggap dirinya baik akan selalu berpikiran negatif terhadap orang lain. Orang yang demikian juga akan tidak peduli dengan nasihat atau kebaikan yang dilakukan oleh orang lain, malahan akan selalu berusaha mencari-cari kesalahan orang lain dan berusaha menjelek-jelekkan orang lain.
Dalam injil Yesus menganggambarkan kejengkelan hati Yesus atas orang-orang yang degil hati, layaknya seperti seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Mereka sungguh degil, tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya, mereka yang untuk mencari-cari kesalahan dan mengkritik orang lain. Bagi orang demikian, perbuatan baik apapun yang dilakukan oleh orang lain, pasti selalu salah dan dianggap jelak.
Yesus mengalami hal demikian. Yesus mewartakan kabar sukacita kerajaan Allah, namun orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat tidak peduli atau tidak mau mendengarkan pewartaan Yesus, mereka menutup telinga. Walaupun demikian Yesus tetap mewartakan Kerajaan Allah. Kitapun mungkin kerap bersikap degil. Sabda Yesus sudah diwartakan kepada kita, namun kita tidak peduli, hanya sibuk dengan pikiran dan keinginan kita masing-masing. Yesus mengajar kita lewat berbagai cara, juga lewat orang lain, namun malah seringkali kita berpikiran jelek kepada otang itu. Semoga kita tidak berlarut-larut menjadi orang yang degil, tetapi percaya dan mendengarkan sabda Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.