RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 8 FEBRUARI 2013
(Rosalie Rendu, Giovanni Triora, Pius X, Anselmus Polanco, Koleta dr Corbie)
Ibr. 12:18-19,21-24; Mzm. 48:2-3a,3b-4,9,10,11; Mrk. 6:7-13
BACAAN INJIL:
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.
RENUNGAN
Ada berita terbaru mengenai mengatakan kebenaran, yakni berita bahw Pastor Pastor, ustad dan aktivis jadi tersangka karena tuduhan pencemaran nama baik bupati. Pastor Rantinus Manalu Pr imam asal Keuskupan Sibolga langsung dijadikan tersangka pada pada 6 Februari lalu bersama Ustadz Sodiqin Lubis pejuang HAM dan Dennis Simalango kordinator kelompok Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM). “Bupati melapor mereka pada tanggal 17 September 2012, menyusul terbitnya advertorial di Harian Rakyat Tapanuli pada 8 September 2012 yang mereka tandatangani dan berisi ajakan kepada warga untuk berdemo. Dalam advertorial tersebut dikatakan, bupati harus diturunkan dari jabatan karena tidak memenuhi janji-janjinya selama kampanye, setahun sebelumnya”. Berita selengkapnya silahkan baca di indonesia.ucanews.com
Ini adalah salah satu contoh bagaimana sulit dan resiko yang harus dihadapi orang yang mencoba menyarakan dan menegakkan kebenaran.
Hal yang sama kita dengarkan dalam injil hari ini. Yohanes Pembaptis menegur Herodes yang mengambil Herodias istri saudaranya Filipus. Teguran Yohanes adalah benar, tetapi Herodes dan terutama Herodias tersinggung mendengar teguran itu dan dia menyimpan dendam yang dalam kepada Yohanes Pembaptis. Herodias dan Herodes mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. Maka tibalah saat yang Herodias tunggu-tungguh sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini, akhirnya Herodes dibunuh karena dia menegur Herodes dan Herodias.
Hidup benar bukanlah hal yang mudah, apalagi mengatakan dan membela yang benar, pasti banyak tantangan yang harus dihadapi. Apa yang dialami oleh Yohanes Pembaptis juga terjadi masa sekarang ini, bahkan mungkin semakin lebih banyak lagi tantangan. Orang pasti ingin hidup baik dan benar, dan orang pasti menginginkan kebaikan dan kebenaran, tetapi menjadi sulit mewujudkannya karena banyak dan besarnya resiko yang harus dihadapi. Bahkan tidak jarang orang yang demikian pada akhirnya disingkirkan dan hidup bersama, dianggap orang gila atau tidak waras, dan pada akhirnya bisa saja kehilangan nyawanya.
Namun kiranya, semuanya itu bukan menjadi alasan bagi kita untuk berusaha hidup benar dan mewartakan kebenaran. Justru orang beriman harus menjadi pelaku dan pembela kebenaran dalam hidup yang semakin jauh dari kebenaran hidup. Kita memang secara manusiawi pasti merasa takut karena kita punya kelemahan dan keterbatasan. Namun kitanya kita tidak usah khawatir karena Tuhan pasti berpihak kepada kita. Oleh sebab itu, kita harus tetap menyuarakan kebenaran dan selalu mohon kepada Tuhan, agar Tuhan membantu dan menguatkan kita untuk mewartakan kebenaran Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.