RENUNGAN MINGGU ADVEN III (TAHUN C)
8 Desember 2012
Zef 3:14-18a, MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6, Flp 4:4-7, Luk 3:10-18
BACAAN INJIL : Luk 3:10-18
“Apakah yang harus kami perbuat?”
Ketika Yohanes Pembaptis mewartakan pertobatan, orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian."
Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu." Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu." Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.
RENUNGAN:
“Apakah yang harus kami perbuat?”
Sangat menarik merenungkan pertanyaan ini, yang ditujukan para pendengar kepada Yohanes Pambaptis ketika dia mewartakan kedatangan Sang Mesias dan menyerukan agar mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias. Pertanyaan ini pula pantas kita renungkan saat ini, sebab hari ini kita sudah memasuki minggu Adven III. Itu berarti kita sudah menjalani masa adven selama 2 minggu. Adakah kita sudah mempersiapkan diri dan apa yang sudah kita perbuat dalam persiapan kita?
Saat ini mungkin sudah banyak yang kita lakukan dalam rangka persiapan untuk menyambut kelahiran Sang Mesias, baik secara pribadi maupun secara bersama dalam paroki. Pasti sudah banyak paroki sudah sibuk mempersiapkan apa yang diperlukan dalam perayaan Natal nanti. Semua itu memang perlu sebagai salah satu bentuk syukur dan kegembiraan kita dalam perayaan natal nanti. Pasti ada juga paroki atau perorangan yang sudah mempersiapkan paket natal untuk para saudara yang dianggap kurang mampun.
Namun kita jangan lupa merenungkan dan menerapkan apa yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis dalam Injil hari ini.
Lewat Injil hari ini, Yohanes memberi jawaban tentang persiapan yang paling dibutuhkan, yakni pertobatan atau perubahan hidup. Pertobatan atau perubahan hidup itu, bukan hanya sekedar tidak melakukan perbuatan jahat, tetapi harus berbuah dalam perbuatan baik yang bisa dirasakan oleh banyak orang. Pada dalam pewartaannya, Yohanes Pembaptis mengatakan "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." Nada yang sama dikatakan oleh Yohanes Pembaptis kepada orang-orang yang bertanya kepadanya.
Pertobatan itu harus berbuah kebaikan, sukacita kepada orang lain, dapat dirasakan oleh banyak orang.
Sehinggga jelas bagi kita, yang harus kita persiapkan adalah cinta dan perbuatan cinta kasih kepada sesama. Perbuatan cinta kasih itu, berarti kita harus rela berbagi apa yang ada pada kita, berbagi berkat Tuhan dengan sesama kita. Sehingga tepatlah yang dikatakan oleh Paulus dalam bacaan kedua, yang mengatakan, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!” (Flp 4:5) Dengan demikian, ada benarnya paroki maupun secara pribadi orang menyiapkan paket natal untuk dibagikan kepada sesama dalam rangka merayakan Natal. Namun semuanya itu harus dilakukan dengan penuh sukacita, tanda syukur dan kasih kepada Allah lewat sesama, bukan hanya sebagai penampilan saja. Semuanya itu kita lakukan dengan penuh sukacita dalam Tuhan dan juga sebagai ungkapan pertobatan kita.
Sabda hari ini baiklah kita renungkan dengan sungguh-sungguh agar kita mempersiapkan yang terpenting dalam menyambut kelahiran Sang Mesias, yang membawa sukacita bagi manusia. Sabda yang kita dengarkan hari ini, sangatlah tepat untuk ita hayati. Sekarang ini begitu banyak orang yang khawatir akan hidupnya. Sekarang ini banyak orang yang merasa kehilangan harapan karena persoalan dan beban hidup yang mereka alami, banyak juga yang juga merasa tidak lagi merasakan kasih Tuhan dalam hidupnya. Bahkan sekarang ini juga banyak orang beriman yang hidup hanya memikirkan dirinya sendiri, tidak lagi peduli dengan sesamanya.
Lewat bacaan hari ini, kita diingatkan kembali bahwa Allah sungguh mengasihi kita, untuk itu Allah hadir dan tinggal bersama kita lewat kelahiran Yesus Sang Mesias.
Kelahiran Yesus adalah sukacita besar kepada kita, sebab dengan demikian Allah tinggal bersama dengan kita. Ini adalah harapan dan sukacita besar, karena dengan demikian nyatalah kasih Allah yang sungguh luar biasa kepada kita. Dialah harapan kita untuk hidup bahagia dan kehidupan kekal. Oleh sebab itulah nabi Zefaya menyerukan kepada puteri Sion agar bersukacita karena Allah mengasihi mereka dan ada diantara mereka. Apa yang diserukan oleh nabi Zefaya, itulah yang kita rayakan dalam perayaan Natal nanti. Maka natal adalah sukacita besar bagi kita, sebab Allah bersama dengan kita.
Namun kiranya sukacita itu tidak lagi bisa dirasakan oleh banyak orang.
Sebagai orang beriman, menjadi tugas kitalah untuk mewaratakan sukacita natal kepada kita. Kita mewartakan sukactita natal dengan terlebih dahulu bertobat dengan membuahkan perbuatan yang mendatangkan sukacita bagi sesama, yang bisa dirasakan oleh banyak sesama. Kalau sungguh kita percaya bahwa Natal adalah perayaan sukacita, kita juga berarti berani berbagi sukacita dengan sesama lewat berbagi apa yang ada pada kita kepada sesama yang membutuhkan.
Pertobatan kita harus membuahkan pertobatan yang membuahkan perbuatan baik kepada sesama. Itu berarti kita percaya bahwa Tuhanlah sumber hidup yang senantiasa memberkati kita dan akan selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita. Dengan keyakinan itu, kita berani berbagi karena kita sudah menerima dengan cuma-cuma dari Tuhan, apa yang ada pada kita adalah dititipkan oleh Tuhan kepada kita bukan untuk kita nikmati sendiri, tetapi juga diperuntukkan bagi orang lain lewat kita dengan rela berbagi dengan sesama. Dengan rela berbagi dengan sesama, kita menyatakan keyakinan bahwa kita tidak kehilangan atau kekurangan karena kita percaya bahwa Tuhan akan selalu melimpahkan berkat-Nya.
Maka bisa dikatakan bahwa orang sungguh-sungguh bertobat bila pertobatannya membuahkan perbuatan baik yang membawa sukacita bagi sesama, rela berbagi berkat Tuhan dengan sesama. Orang yang demikian adalah orang yang bersukacita dalam Tuhan. Atau sebaliknya bisa dikatakan, hanya orang yang hidup dalam cukacita Tuhan, yang rela berbagi dengan sesama yang kekurangan. Pertobatan yang sungguh-sungguh, hanya tampak dalam kerelaan berbagi dengan orang lain. Inilah seruan Yohannes Pembaptis bagi kita hari ini.
Maka semoga kita mempersiapkan diri dalam menyambut kelahiran Sang Mesias dengan pertobatan yang berbuah, dan buah pertobatan kita dapat dirasakan oleh banyak orang. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.