RENUNGAN HARI BIASA:
SENIN 17 SEPTEMBER 2012
(Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Hildegardis)
1Kor 11:17-26, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,17, Luk 7:1-10
BACAAN INJIL:
Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.
RENUNGAN:
Iman harus tampak dalam perbuatan nyata.
Iman yang berbuah itulah yang dipuji oleh Yesus atas seorang perwira yang memohonkan kesembuhan bagi hambanya. Yesus memuji perwira itu karena dia sungguh menghargai hambanya, padahal bagi orang pada zaman itu, hamba dianggap adalah budak. Ketika hambanya itu sakit, perwira itu sungguh memberi perhatian, dia berusaha berbuat agar hambanya itu sembuh. Untuk itu dia meminta tua-tua Yahudi perki kepada Yesus, meminta Yesus agar menyembuhkan hambanya itu. Dia tidak langsung pergi menemui Yesus, bukan karena kesombongannya, bukan pula karena merasa dirinya orang besar sehingga tidka mau menemui Yesus. Tetapi karena kerendahan hatinya yang sungguh besar, dia merasa tidak layak untuk bertemu dengan Yesus dan bahkan dia sungguh menyadari bahwa di tidak layak menerima Yesus masuk ke dalam rumahnya. Perwira itupun yakin bahwa Yesus sanggup menyembuhkan hambanya itu hanya dengan sepatah dua kata saja.
Sungguh perwira itu mempunya iman yang dalam dan berbuah dalam perbuatan nyata. Buah iman yang tampak dalam perwira itu adalah kerendahan hati, tidak bersikap sombong, mengasihi orang kecil yakni hambanya, berusaha melakukan perbuatan baik kepada hambanya, kesadaran diri sebagai orang berdosa yang tidak layak untuk bertemu dengan Yesus dan keyakinan bahwa Yesus punya kuasa dari Allah yang sanggup menyembuhkan hanya dengan sepatah dua kata.
Maka lewat perikop hari ini, kita diajak untuk merenungkan bahwa iman itu harus berbuah seperti yang ada pada perwira itu. Bagaimana dengan iman kita?
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.