RENUNGAN HARI BIASA:
SELASA 18 SEPTEMBER 2012
(Yosef dr Copertino, Yohanes Makias)
1Kor 12:12-14,27-31a, Mzm 100:2,3,4,5, Luk 7:11-17
BACAAN INJIL:
Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
RENUNGAN:
Saat tidak ada lagi harapan, saat itu sebenarnya selalu ada harapan, karena Tuhan sungguh peduli dengan umat-Nya.
Kita bisa bayangkan bagaimana kesedihan janda itu karena kematian anak laki-lakinya, anak tunggalnya. Bagi wanita itu, anak laki-lakinya itu adalah harapan pada masa tuanya. Adalah hal yang wajar bahwa wanita janda itu berharap kelak bahwa anaknya itulah yang akan merawat atau memperhatikan dia pada masa tuanya. Namun ternyata anaknya itu mati pada masa mudanya. Yesus mengerti dan bisa memahami kesedihan janda itu. Hati Yesus tergerak untuk menghibur janda itu dengan mengatakan kepada wanita itu, “Jangan menangis!” Perhatian Yesus bukan hanya sekedar penghiburan dalam kata-kata, tetapi berbuat sesuatu kepada wanita itu, yakni dengan membangkitkan anak laki-laki janda itu. Anak itupun hidup kembali.
Sungguh Yesus adalah Tuhan yang berbelas kasih, yang selalu peduli akan umat-Nya, terutama orang-orang yang mengalami penderitaan hidup. Yesus tidak pernah membiarkan manusia dalam kesedihan yang mendalam, yang mengalami hidup tanpa harapan. Yesus pasti selalu hadir untuk menghibur dan memberi pertolongan. Maka dari itu, kepada kita dikatakan bahwa manakala kita merasa bahwa dalam hidup seakan tidak ada harapan, Tuhan pasti mengunjungi kita, memberi pertolongan pada kita, sehingga kita tidak usah putus asa. Baiklah kita selalu tetap teguh dalam pengharapan pada Tuhan.
Selain itu, lewat sabda ini kita dapat mengambil suatu hikmah bahwa hidup yang berharap pada manusia, itu akan sia-sia. Sebab bila kita berharap pada manusia atau pada harta benda, pada suatu saat manusia pasti akan mati dan pada suatu saat harta itu tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi bila kita berharap pada Tuhan, Tuhan pasti akan menolong kita sebab Tuhan itu kekal sampai selama-lamanya. Semoga kita selalu menggantungkan pengharapan kita hanya pada Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.