RENUNGAN HARI BIASA:
SABTU 15 SEPTEMBER 2012
(Pw SP Maria Berdukancita)
1Kor 10:14?22, or Ibr 5:7-9, Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, Yoh 19:25-27 or Luk 2:33-35
BACAAN INJIL:
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
RENUNGAN:
Maria sering digambarkan sebagai wanita yang berbahagia dalam hidupnya. Memang benar bahwa Maria adalah wanita yang berbahagia karena imannya yang teguh. Kita seringkali hanya terarah pada sukacita yang diterima oleh Maria. Kita lupa bahwa Maria juga tidak lepas dari penderitaan sama seperti yang kita alami. Bahkan penderitaan Maria begitu besar, jauh melebihi yang pernah kita alami.
Hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria yang berdukacita. Duka yang dialami Maria sungguh luar biasa besarnya, dan pasti tidak ada seorangpun yang mengalami dukacita yang dialami Maria. Maria mengalami penderitaan karena kesetiaan imannya. Maria setia kepada Allah dan setia pula mendampinti Putera-Nya hingga pada kayu salib penderitaan dan kematian Yesus puteranya. Kiranya tidak ada wanita yang tidak menderita menyaksikan sendiri bila melihat puteranya disiksa dan dibunuh padahal tidak berbuat kesalahan. Maria mengalami semuanya itu dan seakan tidak bisa berbuat apa-apa kepada puteranya. Namun sebenarnya dia berbuat banyak terhadap Yesus puteranya, yakni mendampingi Yesus hingga kematian-Nya di kayu salib.
Maria berada di bawah salib Yesus. Kesetiaan Maria mendampingi Yesus puteranya tidak sia-sia. Kesetiaan bunda Maria bukan hanya mendatangkan berkat dari Yesus, tetapi juga bagi kita semua. Sebab saat tergantung di salib, Yesus tetap memperhatikan bunda Maria ibu-Nya dan Yesus memberikan Maria menjadi ibu kita juga.
Dengan peringatan hari ini, kita patut bersukacita karena kita mempunya ibu yakni bunda Maria. Dia adalah ibu kita yang setia dalam iman dan setia pula mendampingi kita dalam perjalanan kita mengikuti puteranya Yesus Kristus. Dia penjadi perantara berkat Tuhan bagi kita. Sebab berkat kesetiaannya mengikuti Yesus, Yesus memberikan ibu Maria bagi kita.
Dengan demikian, bunda Maria menjadi perantara rahmat Yesus bagi kita.
Sebagai putera-puteri Maria, baiklah kita meneladan hidup Maria. Setia mengikuti Yesus memang tidak akan melepaskan kita dari persoalan hidup atau dukacita. Bahkan semakin kita setia mengikuti Yesus, kita pasti akan mengalami penderitaan dan dukacita seperti yang dialami oleh bunda Maria. Tetapi baiklah kita tetap setia kepada Yesus seperti bunda Maria walaupun kita menghadapi penderitaan hidup. Sebab penderitaan yang kita alami karena setia kepada Yesus, tidak seberapa dibanding dengan sukacita yang akan kita peroleh dari Allah. Seperti bunda Maria yang berdiri di bawah kaki salin Yesus, seakan tidak punya harapan, pada saat itu pula Yesus menyatakan kasih-Nya.
Demikianpun kita pada saat seakan tidak ada harapan, saat itu pula Yesus akan menyatakan kasih-Nya kepada kita. Maka semoga kita seperti bunda Maria, setia mengikuti Yesus Kristus hingga pada jalan salib Yesus. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.