RENUNGAN HARIAN:
HARI SELASA DALAM OKTAF PASKAH, 10 April 2012
Kis 2:36-41, Mzm 33:4-5,18-19,20,22, Yoh 20:11-18
BACAAN INJIL:
Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
RENUNGAN:
Kehilangan seseorang yang kita sayangi tentu sangat menyedihkan, kesedihan itu bisa berlarut-larut dan bahkan bisa terkadang seseorang itu menjadi seperti orang yang kehilangan harapan untuk hidup dan akhirnya seperti orang yang lingling. Maria sebagaimana diceritakan dalam injil hari ini sungguh sedih karena merasa kehilangan Yesus karena kematian Yesus. Dia pergi ke makam dan menangis di sana, sambil menangis dia melihat ke dalam makam. Dia dalam makam dia melihat dua malaikat berpakaian putih dan malaikat itu bertanya kepadanya alasan mengapa Maria menangis. Maria menjawab bahwa dia sedih karena kematian Yesus yang dikasihinya dan kesedihannya semakin mendalam karena merasa kehilangan jenasah Yesus. Kesedihan wanita itu bisa dimengerti, karena kematian Yesus baginya sungguh menyedihkan, kesedihannya bertambah karena dia menganggap bahwa jenasah Yesuspun diambil orang, sehingga dengan kematian Yesus Maria kehilangan, juga harus kehilangan jenasah Yesus.
Kesedihan Maria sungguh dalam, dia kehilangan Yesus, tidak mau kehilangan Yesus bahkan dengan jenasah Yesus sekalipun dia tidak mau kehilangan. Dalam kesedihan itu, Yesus hadir menyapa dia seperti apa yag dilakukan malaikat tadi, tetapi Maria tetap tidak mengenali Yesus dan malahan menganggap bahwa Yesus itu adalah penjaga taman yang mengambil jenasah Yesus. Barulah setelah Yesus memanggil namanya, Maria sadar bahwa yang berdiri di hadapanya dan bertanya kepadanya adalah Yesus sendiri. Setelah itu Maria yang semula sangat sedih, berubah gembira, semula merasa kehilangan Yesus, berubah menjadi orang yang telah melihat Yesus sehingga dia memberi kesaksian bahwa dia telah melihat Yesus yang bangkit.
Kesedihan juga pasti pernah menghinggapi kehidupan setiap orang. Banyak hal yang bisa membuat orang bersedih. Pada saat bersedih, kita bisa saja merasa kehilangan harapan dan bahkan kehilangan iman kepada Tuhan. Tidak sedikit orang yang merasa kehilangan Tuhan ketika mengalami kesedihan mendalam, apalagi bila merasa sedang menderita tetapi datang lagi penderitaan baru, dalam situasi demikian orang bisa merasa kehilangan Yesus dalam hidupnya. Dalam artian ini juga bisa dikatakan bahwa dalam kesedihan mendalam orang merasa Tuhan diambil dari hidupnya atau Tuhan menghilang dari kehidupannya.
Namun lewat pengalaman Maria kita bisa belajar dan diyakinkan bahwa dalam situasi apapun yang kita alami, Yesus tidak pernah diambil dari dalam hidup kita dan Yesus juga tidak pernah meninggalkan kita. Justru kebangkitan Yesus dari mati menyatakan kepada kita bahwa Yesus selalu hadir dalam hidup kita dan akan selalu menghibur kita. Pengalaman Maria yang disadarkan setelah Yesus memanggil namanya, jelas suatu permenungan bagi kita bahwa dalam kesedihan mendalam sekalipun Yesus tidak pernah akan melupakan nama kita, dia selalu ingat akan kita, dan selalu ingat akan nama kita. Oleh karena itu baiklah kita selalu yakin akan hal ini sehingga kita jangan sampai merasa kehilangan Yesus dan kehilangan harapan dalam hidup kita. Bila kita sungguh yakin akan hal ini, dalam kesedihan yang berat sekalipun kita pasti akan bisa berkata, “Aku telah melihata Tuhan!”
Memang dalam kehidupan kita, banyak orang yang merasa kehilangan Yesus dalam hidupnya. Adapula yang merasa bahwa Yesus telah diambil orang dari hidupnya. Orang bisa merasa kehilangan Yesus dalam hidupnya karena persoalan dan penderitaan yang dialami tidak kungjung selesai. Orang bisa merasa bahwa Yesus diambil dari hidupnya karena ulah orang yang beriman yang diharapkan menjadi kehadiran Yesus tetapi malah melakukan hal yang sebaliknya. Bukan suatu hal yang mustahil bahwa ada orang yang semula beriman akhirnya beriman karena kecewa terhadap orang-orang beriman tertentu. Dalam situasi demikian, dia merasa Yesus telah diambil dari dirinya. Oleh karena itu, kita yang merayakan paskah Kristus harus menghadirkan Yesus yang bangkit dari mati sehingga mereka mampu merasakan dan melihat kehadiran Yesus lewat kehadiran kita. Maka semoga kehadiran kita orang lain bisa berkata, “Aku telah melihat Tuhan!” dan semoga juga kita bukan menjadi bagian orang yang ‘mengambil’ Yesus dari hidup sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.