RENUNGAN HARI MINGGU BIASA PEKAN XXVII
MINGGU 2 Oktober 2011
Yes 5:1-7, Mzm 80:9,12,13-14,15-16,19-20, Flp 4:6-9, Mat 21:33-43
MINGGU 2 Oktober 2011
Yes 5:1-7, Mzm 80:9,12,13-14,15-16,19-20, Flp 4:6-9, Mat 21:33-43
BACAAN INJIL: Mat 21:33-43
“Kebun anggur Tuhan itu akan disewakan kepada panggarap-penggarap lain.”
"Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggaliri lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
RENUNGAN:
Hidup adalah milik dan anugerah Allah. Maka Allah berhak menuntut hasil atau buah dari hidup yang diberikan-Nya kepada manusia.
Dalam suatu usaha yang membutuhkan modal, orang pasti mengharapkan keuntungan dari usaha mereka. Suatu perusahaan yang menanamkan modal pada perusahaannya ataupun pada perusahaan lain, pasti mengharapkan untung. Keuntungan tentu bukan hanya sekedar laba lebih dari nilai pembelian barang, tetapi selain itu, keuntungan juga bisa membuat perusahaan itu tetap hidup. Bila suatu usaha atau perusahaan rugi atau bangkrut, itu berarti terjadi kesalahan menagemen pekerjaan dan keuangan. Tentu harus dicari akar permasalahannya. Intinya pemilik modal berhak mendapatkan untung dari modal yang ditanamkan. Semakin besar modal yang ditanamkan, semakin besar pula untung yang diharapkan.
Yesus berbicara tentang kebun anggur. Dikatakan bahwa tuan tanah membuka kebun anggur, mengolah tanah, tentu juga memberi bibit yang bagus, memagar sekeliling kebun itu, juga membuat tempat memeras anggur buah dari kebun itu. Dengan semua yang dibuat oleh tuan itu wajar bahwa dia mengharapkan hasil dari kebun anggurnya. Dia mempercayakan kebun anggur itu kepada para penggarap. Ketika hasil panen tiba, dia mengirim utusannya untuk meminta hasil dari kebun anggurnya. Namun penggarap-penggarap itu bukan hanya tidak mau membagikan hasil yang menjadi hak tuan itu, malahan mereka mengusir dan sebagian membunuh utusan tuan pemilik kebun anggur itu. Hingga pada akhirnya tuan itu juga mengutus anaknya, tetapi anak tuan itu juga dibunuh oleh penggarap-penggarap itu.
Perumpamaan ini menggambarkan bahwa pemilik kebun anggur itu adalah Tuhan sendiri, kebun anggur itu adalah bangsa Israel sebagaimana dikatakan dalam bacaan I tadi. Itu berarti bahwa kebun anggur itu adalah hidup itu sendiri yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Sedangkan penggarap-penggarap itu adalah kita semua yang memperoleh hidup dari Allah. Allah itu sebagai pemilik kebun anggut sungguh mahakasih. Dia menjadikan hidup, memberikan hidup kepada kita untuk kita garap. Agar hidup itu juga menghasilkan buah sebagaimana harusnya, Tuhan juga menyediakan hal-hal yang perlu sehingga hidup itu menghasilkan buah yang manis. Tuhan sebagai pemilik hidup yang dianugerahkan kepada kita, tentu berhak menuntut hasil darinya. Namun apa yang terjadi? Banya orang yang tidak menyadari bahwa hidup itu adalah anugerah Tuhan yang dipercayakan kepadanya, juga Tuhan memberi segala sesuatu kemampuan bagi manusia agar hidup itu tidak hanya sekedar bertahan tetapi juga menghasilkan buah. Karena manusia itu tidak sadar akan hal ini sehingga mereka tidak percaya kepada Tuhan, dan tidak menghasilkan buah seperti yang diharapkan oleh Tuhan, yakni iman dan hidup menurut kehendak Tuhan.
Bila kita sungguh sadar bahwa hidup itu adalah milik Tuhan, anugerah yang dipercayakan Tuhan kepada kita, tentu kita menghargai hidup itu, menghargai hidup orang lain dan juga berusaha agar hidup itu menghasilkan buah. Buah-buah dari anugerah itu harus kita kembalikan kepada Allah, yakni hidup semakin dekat dengan-Nya, hidup percaya kepada-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya dan berbuah kebaikan kepada sesama. Orang yang merasa hidup itu adalah miliknya, dia akan tidak mau berbagi buah hidup dengan orang lain. Tetapi orang yang menyadari bahwa hidup itu adalah milik Tuhan yang dipercayakan untuk dia garap, dia akan memberikan buah yang menjadi hak Allah sebagai pemilik hidup yakni dengan mau berbagi buah hidup dengan sesama. Semakin besar berkat hidup dan kepercayaan yang diterima dari Allah, semakin besar pula Allah menuntut buah daripadanya. Kiranya yang sering terjadi, buah yang dihasilkan orang yang mendapat berkat hidup banyak malah sama hasilnya dengan orang yang dipercayakan sedikit, malahan jauh lebih sedikit.
Hidup anugerah dan pemberian Allah dan Allah berhak menuntut buah dari hidup itu. Ini memang bukanlah hal yang gampang, sebab banyak tantangan dan persoalan yang kita hadapi. Namun adanya tantangan dan persoalan yang kita hadapi, hendaknya bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak menghasilkan buah sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Sebab Tuhan sendiri sebenarnya sudah memberikan segala sesuatu yang perlu agar hidup itu menghasilkan buah, Tuhan memberi kita kemampuan untuk dapat menggarap kebun anggur Tuhan sehingga berbuah. Hanya kita seringkali kita kurang menyadari kemampuan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, bahkan kadang seakan menganggap bahwa Tuhan tidak memberikan kita kemampuan itu. Tuhan memberi kita kemampuan, maka kita harus berusaha menggali kemampuan yang sudah diberikan kepada kita sehingga kita mengjadi penggarap kebun anggur yang baik sehingga menghasilkan buah. Selain itu, seperti dikatakan oleh Paulus dalam bacaan II, kita tidak usah khawatir tentang apapun juga, tetapi menyatakan segala hal keinginan kita kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Tuhan lah pemilik hidup, Tuhan juga menjadi jaminan bagi kita yang pasti seiap sedia membantu kita dalam menggarap kebun anggut yang dipercayakan-Nya kepada kita. Asal kita sungguh mau berusaha menggarap hidup yang dianugerahkan Tuhan kepada kita supaya menghasilkan buah sebagaimana dikehendaki oleh Allah, Tuhan pasti mau membantu kita, sehingga kekhawatiran hidup kita sampaikan kepada-Nya dalam doa dan ucapan syukur, seraya kita selalu serusaha hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Yakinlah bahwa Tuhan akan membantu.
Maka semoga kita menyadari bahwa hidup adalah milik Tuhan, kebun anggur Tuhan yang dipercayakan kepada kita untuk kita garap. Tuhan sebagai pemilik kebun anggut, berhak menuntut buah dari kita. Semakin besar kepercayaan yang diberikan Tuhan kepada kita, semakin besar pula Tuhan menuntut buah dari kita. Semoga kita mensyukuri hidup pemberian Allah. Amin.
“Kebun anggur Tuhan itu akan disewakan kepada panggarap-penggarap lain.”
"Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggaliri lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
RENUNGAN:
Hidup adalah milik dan anugerah Allah. Maka Allah berhak menuntut hasil atau buah dari hidup yang diberikan-Nya kepada manusia.
Dalam suatu usaha yang membutuhkan modal, orang pasti mengharapkan keuntungan dari usaha mereka. Suatu perusahaan yang menanamkan modal pada perusahaannya ataupun pada perusahaan lain, pasti mengharapkan untung. Keuntungan tentu bukan hanya sekedar laba lebih dari nilai pembelian barang, tetapi selain itu, keuntungan juga bisa membuat perusahaan itu tetap hidup. Bila suatu usaha atau perusahaan rugi atau bangkrut, itu berarti terjadi kesalahan menagemen pekerjaan dan keuangan. Tentu harus dicari akar permasalahannya. Intinya pemilik modal berhak mendapatkan untung dari modal yang ditanamkan. Semakin besar modal yang ditanamkan, semakin besar pula untung yang diharapkan.
Yesus berbicara tentang kebun anggur. Dikatakan bahwa tuan tanah membuka kebun anggur, mengolah tanah, tentu juga memberi bibit yang bagus, memagar sekeliling kebun itu, juga membuat tempat memeras anggur buah dari kebun itu. Dengan semua yang dibuat oleh tuan itu wajar bahwa dia mengharapkan hasil dari kebun anggurnya. Dia mempercayakan kebun anggur itu kepada para penggarap. Ketika hasil panen tiba, dia mengirim utusannya untuk meminta hasil dari kebun anggurnya. Namun penggarap-penggarap itu bukan hanya tidak mau membagikan hasil yang menjadi hak tuan itu, malahan mereka mengusir dan sebagian membunuh utusan tuan pemilik kebun anggur itu. Hingga pada akhirnya tuan itu juga mengutus anaknya, tetapi anak tuan itu juga dibunuh oleh penggarap-penggarap itu.
Perumpamaan ini menggambarkan bahwa pemilik kebun anggur itu adalah Tuhan sendiri, kebun anggur itu adalah bangsa Israel sebagaimana dikatakan dalam bacaan I tadi. Itu berarti bahwa kebun anggur itu adalah hidup itu sendiri yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Sedangkan penggarap-penggarap itu adalah kita semua yang memperoleh hidup dari Allah. Allah itu sebagai pemilik kebun anggut sungguh mahakasih. Dia menjadikan hidup, memberikan hidup kepada kita untuk kita garap. Agar hidup itu juga menghasilkan buah sebagaimana harusnya, Tuhan juga menyediakan hal-hal yang perlu sehingga hidup itu menghasilkan buah yang manis. Tuhan sebagai pemilik hidup yang dianugerahkan kepada kita, tentu berhak menuntut hasil darinya. Namun apa yang terjadi? Banya orang yang tidak menyadari bahwa hidup itu adalah anugerah Tuhan yang dipercayakan kepadanya, juga Tuhan memberi segala sesuatu kemampuan bagi manusia agar hidup itu tidak hanya sekedar bertahan tetapi juga menghasilkan buah. Karena manusia itu tidak sadar akan hal ini sehingga mereka tidak percaya kepada Tuhan, dan tidak menghasilkan buah seperti yang diharapkan oleh Tuhan, yakni iman dan hidup menurut kehendak Tuhan.
Bila kita sungguh sadar bahwa hidup itu adalah milik Tuhan, anugerah yang dipercayakan Tuhan kepada kita, tentu kita menghargai hidup itu, menghargai hidup orang lain dan juga berusaha agar hidup itu menghasilkan buah. Buah-buah dari anugerah itu harus kita kembalikan kepada Allah, yakni hidup semakin dekat dengan-Nya, hidup percaya kepada-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya dan berbuah kebaikan kepada sesama. Orang yang merasa hidup itu adalah miliknya, dia akan tidak mau berbagi buah hidup dengan orang lain. Tetapi orang yang menyadari bahwa hidup itu adalah milik Tuhan yang dipercayakan untuk dia garap, dia akan memberikan buah yang menjadi hak Allah sebagai pemilik hidup yakni dengan mau berbagi buah hidup dengan sesama. Semakin besar berkat hidup dan kepercayaan yang diterima dari Allah, semakin besar pula Allah menuntut buah daripadanya. Kiranya yang sering terjadi, buah yang dihasilkan orang yang mendapat berkat hidup banyak malah sama hasilnya dengan orang yang dipercayakan sedikit, malahan jauh lebih sedikit.
Hidup anugerah dan pemberian Allah dan Allah berhak menuntut buah dari hidup itu. Ini memang bukanlah hal yang gampang, sebab banyak tantangan dan persoalan yang kita hadapi. Namun adanya tantangan dan persoalan yang kita hadapi, hendaknya bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak menghasilkan buah sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Sebab Tuhan sendiri sebenarnya sudah memberikan segala sesuatu yang perlu agar hidup itu menghasilkan buah, Tuhan memberi kita kemampuan untuk dapat menggarap kebun anggur Tuhan sehingga berbuah. Hanya kita seringkali kita kurang menyadari kemampuan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, bahkan kadang seakan menganggap bahwa Tuhan tidak memberikan kita kemampuan itu. Tuhan memberi kita kemampuan, maka kita harus berusaha menggali kemampuan yang sudah diberikan kepada kita sehingga kita mengjadi penggarap kebun anggur yang baik sehingga menghasilkan buah. Selain itu, seperti dikatakan oleh Paulus dalam bacaan II, kita tidak usah khawatir tentang apapun juga, tetapi menyatakan segala hal keinginan kita kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Tuhan lah pemilik hidup, Tuhan juga menjadi jaminan bagi kita yang pasti seiap sedia membantu kita dalam menggarap kebun anggut yang dipercayakan-Nya kepada kita. Asal kita sungguh mau berusaha menggarap hidup yang dianugerahkan Tuhan kepada kita supaya menghasilkan buah sebagaimana dikehendaki oleh Allah, Tuhan pasti mau membantu kita, sehingga kekhawatiran hidup kita sampaikan kepada-Nya dalam doa dan ucapan syukur, seraya kita selalu serusaha hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Yakinlah bahwa Tuhan akan membantu.
Maka semoga kita menyadari bahwa hidup adalah milik Tuhan, kebun anggur Tuhan yang dipercayakan kepada kita untuk kita garap. Tuhan sebagai pemilik kebun anggut, berhak menuntut buah dari kita. Semakin besar kepercayaan yang diberikan Tuhan kepada kita, semakin besar pula Tuhan menuntut buah dari kita. Semoga kita mensyukuri hidup pemberian Allah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.