RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXVII, KAMIS 6 Oktober 2011
Bruno, Isidorus De Loor, Diego de San Vitores
Mal 3:13-20a, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 11:5-13
Bruno, Isidorus De Loor, Diego de San Vitores
Mal 3:13-20a, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 11:5-13
BACAAN INJIL
Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
RENUNGAN:
Terkadang bila saya saat cuti dan berkunjung ke paroki di kota besar, ada perasaan tidak enak, karena teman atau orang yang dikunjungi berpikir bahwa saya cuti sekaligus mencari dana. Sebab pernah saat berkunjung ke pastoran di kota besar, tuan rumah bertanya, “Sekalian cari dana ya? Hal yang sama juga dilontarkan oleh beberapa umat yang sudah mengenal saya. Yah, karena saya beberpa kali meminta atau mencari dana untuk pembangunan Gereja atau pelayanan di paroki desa, maka orang sering berpikiran bila pastor desa datang ke kota, pasti mau cari dana lagi. Padahal tidak selalu datang untuk mencari dana bantuan. Makana beberapa kali sehabis rapat dari Malang, saya langsung pulang ke paroki tempat saya bertugas. Gambaran keramahan yang ada dalam Injil hari ini, mungkin sulit ditemukan pada hidup sekarang ini.
Mungkin, gambaran yang diberikan Yesus pada Injil hari ini, yakni pada awal Injil sudah kurang banyak terjadi dalam kehidupan sekarang ini. Bisa jadi bila seseorang datang meminta bantuan berkali-kali, tidak tahu malu, orang yang dimintai merasa terganggu dan bisa jadi meminta orang lain atau polisi untuk mengusir orang tersebut. Juga sangat jarang orang menjamu tamu yang datang, apalgi sampai meminjam dari tetangga demi menjamu tamunya. Malah terkadang kita merasa keberatan dan terganggun bila ada orang bertamu pada malam hari, apalagi menghidangkan makanan untuk tamu itu, apalagi sampai meminjam dari orang lain. Kalaupun itu terjadi, pasti tamu tadi dianggap istimewa. Ini memang gambaran orang yang ramah dan mengasihi tamu sebagai orang yang harus dihormati dan dilayani.
Gambaran ini dipakai oleh Yesus dalam mengajar kita akan keramahan Allah kepada kita. Namun sebelum kita merenungan keramahan Allah yang pasti mengabulkan permohonan yang kita sampaikan dalam doa-doa kita, baiklah kita merenungkan dulu sebentar sehubungan dengan keramahan kita kepada sesama kita.
Ada ungkapan klasik yang mengatakan, “tamu adalah raja.” Yang artinya orang yang berkunjung ke rumah atau hadir dalam suatu perayaan tertentu harus dihormati dan dilayani. Dengan ungkapan ini, kita diajak untuk melihat kembali bagaimana sikap dan pandangan kita terhadap sesama kita. Ketika seseorang berkunjung ke tempat kita, baiklah kita menerimanya dengan penuh sukacita, tidak langsung berpikir bahwa dia itu datang pasti untuk meminta bantuan. Sebab belum tentu orang yang berkunjung datang ke rumah kita hanya untuk meminta bantuan, tetapi bisa saja kunjungan persaudaraan. Atau bisa saja memang orang meminta bantuan, tetapi bukan bantuan uang, tetapi butuh didengarkan atau mencari orang untuk diajak berbicara atau berbagi pengalaman, yang tentunya untuk saling memperkaya. Lebih dari itu, Yesus mengajar kita akan sikap perhatian, hormat dan kepedulian terhadap sesama yang mungkin membutuhkan pertolongan atau bantuan dari kita.
Kiranya penghormatan dan sikap peduli kita kepada sesama, apalagi bila kita berusaha untuk membantu sesama, itulah dasar utama kita untuk meminta pertolongan dari Tuhan. Bila kita menghormati dan peduli kepada sesama kita, maka layaklah kita meminta perhatian dan kepeduliaan Allah atas hidup dan permohonan-permohonan kita. Namun seringkali dalam doa, kita hanya meminta-minta dan mendesak-desak agar Allah peduli kepada kita, mengabulkan permohonan kita, padahal kita sendiri tidak peduli dengan sesama kita.
Yesus dalam Injil hari ini mengatakan bahwa Allah sungguh ramah dan peduli dengan kita, dan pasti akan mengabulkan permohonan yang kita sampaikan dalam doa. Yesus mengatakan, ‘Mintalah, carilah dan ketoklah”. Pengulangan kata yang berbeda tetapi mengandung makna yang sama, ini mau mengatakan agar kita sungguh-sungguh tidak dengan malu-malu meminta dan berusaha terus menerus dan tanpa malu meminta dari Tuhan. Ketekukan dan tidak malu meminta kepada Allah, tentu menunjukkan pentingnya apa yang yang kita butuhkan. Yesus mengatakan agar kita percaya bahwa Tuhan pasti mengabulkannya.
Namun mungkin banyak diantara kita yang kecewa dalam berdoa karena merasa Tuhan tidak pernah mengabulkan doa-doa kita. Juga yang sering terjadi, saat kita berdoa dan meminta dan seakan Tuhan tidak segera mengabulkannya, kita langsung berhenti dan malas berdoa kepada Tuhan. Atau mungkin kita pernah kecewa karena sudah meminta berkali-kali tapi seakan Tuhan tidak mendengarkannya atua mengabulkan doa-doa kita. Sebenarnya bisa saya katakan bahwa tidak ada doa yang tidak didengarkan dan dikabulkan oleh Tuhan. Hanya memang persoalannya, kita tidak sungguh-sungguh meminta dalam iman, kita juga tidak tahu apa yang kita minta, apakah memang perlu atau tidak. Malah sebenarnya, Tuhan pasti memberi apa yang perlu bagi kita, melebihi apa yang kita minta.
Maka para Saudara yang dikasihi Tuhan, berdoalah tidak jemu-jemunya kepada Tuhan, Tuhan pasti mendengar dan mengabulkannya. Namun ingat, sikap kasih dan peduli kita kepada sesama, itu juga menentukan kita layak mendapatkan sikap peduli dan belaskasih Allah pada kita. Amin.
Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
RENUNGAN:
Terkadang bila saya saat cuti dan berkunjung ke paroki di kota besar, ada perasaan tidak enak, karena teman atau orang yang dikunjungi berpikir bahwa saya cuti sekaligus mencari dana. Sebab pernah saat berkunjung ke pastoran di kota besar, tuan rumah bertanya, “Sekalian cari dana ya? Hal yang sama juga dilontarkan oleh beberapa umat yang sudah mengenal saya. Yah, karena saya beberpa kali meminta atau mencari dana untuk pembangunan Gereja atau pelayanan di paroki desa, maka orang sering berpikiran bila pastor desa datang ke kota, pasti mau cari dana lagi. Padahal tidak selalu datang untuk mencari dana bantuan. Makana beberapa kali sehabis rapat dari Malang, saya langsung pulang ke paroki tempat saya bertugas. Gambaran keramahan yang ada dalam Injil hari ini, mungkin sulit ditemukan pada hidup sekarang ini.
Mungkin, gambaran yang diberikan Yesus pada Injil hari ini, yakni pada awal Injil sudah kurang banyak terjadi dalam kehidupan sekarang ini. Bisa jadi bila seseorang datang meminta bantuan berkali-kali, tidak tahu malu, orang yang dimintai merasa terganggu dan bisa jadi meminta orang lain atau polisi untuk mengusir orang tersebut. Juga sangat jarang orang menjamu tamu yang datang, apalgi sampai meminjam dari tetangga demi menjamu tamunya. Malah terkadang kita merasa keberatan dan terganggun bila ada orang bertamu pada malam hari, apalagi menghidangkan makanan untuk tamu itu, apalagi sampai meminjam dari orang lain. Kalaupun itu terjadi, pasti tamu tadi dianggap istimewa. Ini memang gambaran orang yang ramah dan mengasihi tamu sebagai orang yang harus dihormati dan dilayani.
Gambaran ini dipakai oleh Yesus dalam mengajar kita akan keramahan Allah kepada kita. Namun sebelum kita merenungan keramahan Allah yang pasti mengabulkan permohonan yang kita sampaikan dalam doa-doa kita, baiklah kita merenungkan dulu sebentar sehubungan dengan keramahan kita kepada sesama kita.
Ada ungkapan klasik yang mengatakan, “tamu adalah raja.” Yang artinya orang yang berkunjung ke rumah atau hadir dalam suatu perayaan tertentu harus dihormati dan dilayani. Dengan ungkapan ini, kita diajak untuk melihat kembali bagaimana sikap dan pandangan kita terhadap sesama kita. Ketika seseorang berkunjung ke tempat kita, baiklah kita menerimanya dengan penuh sukacita, tidak langsung berpikir bahwa dia itu datang pasti untuk meminta bantuan. Sebab belum tentu orang yang berkunjung datang ke rumah kita hanya untuk meminta bantuan, tetapi bisa saja kunjungan persaudaraan. Atau bisa saja memang orang meminta bantuan, tetapi bukan bantuan uang, tetapi butuh didengarkan atau mencari orang untuk diajak berbicara atau berbagi pengalaman, yang tentunya untuk saling memperkaya. Lebih dari itu, Yesus mengajar kita akan sikap perhatian, hormat dan kepedulian terhadap sesama yang mungkin membutuhkan pertolongan atau bantuan dari kita.
Kiranya penghormatan dan sikap peduli kita kepada sesama, apalagi bila kita berusaha untuk membantu sesama, itulah dasar utama kita untuk meminta pertolongan dari Tuhan. Bila kita menghormati dan peduli kepada sesama kita, maka layaklah kita meminta perhatian dan kepeduliaan Allah atas hidup dan permohonan-permohonan kita. Namun seringkali dalam doa, kita hanya meminta-minta dan mendesak-desak agar Allah peduli kepada kita, mengabulkan permohonan kita, padahal kita sendiri tidak peduli dengan sesama kita.
Yesus dalam Injil hari ini mengatakan bahwa Allah sungguh ramah dan peduli dengan kita, dan pasti akan mengabulkan permohonan yang kita sampaikan dalam doa. Yesus mengatakan, ‘Mintalah, carilah dan ketoklah”. Pengulangan kata yang berbeda tetapi mengandung makna yang sama, ini mau mengatakan agar kita sungguh-sungguh tidak dengan malu-malu meminta dan berusaha terus menerus dan tanpa malu meminta dari Tuhan. Ketekukan dan tidak malu meminta kepada Allah, tentu menunjukkan pentingnya apa yang yang kita butuhkan. Yesus mengatakan agar kita percaya bahwa Tuhan pasti mengabulkannya.
Namun mungkin banyak diantara kita yang kecewa dalam berdoa karena merasa Tuhan tidak pernah mengabulkan doa-doa kita. Juga yang sering terjadi, saat kita berdoa dan meminta dan seakan Tuhan tidak segera mengabulkannya, kita langsung berhenti dan malas berdoa kepada Tuhan. Atau mungkin kita pernah kecewa karena sudah meminta berkali-kali tapi seakan Tuhan tidak mendengarkannya atua mengabulkan doa-doa kita. Sebenarnya bisa saya katakan bahwa tidak ada doa yang tidak didengarkan dan dikabulkan oleh Tuhan. Hanya memang persoalannya, kita tidak sungguh-sungguh meminta dalam iman, kita juga tidak tahu apa yang kita minta, apakah memang perlu atau tidak. Malah sebenarnya, Tuhan pasti memberi apa yang perlu bagi kita, melebihi apa yang kita minta.
Maka para Saudara yang dikasihi Tuhan, berdoalah tidak jemu-jemunya kepada Tuhan, Tuhan pasti mendengar dan mengabulkannya. Namun ingat, sikap kasih dan peduli kita kepada sesama, itu juga menentukan kita layak mendapatkan sikap peduli dan belaskasih Allah pada kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.