RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXVII, Sabtu 8 Oktober 2011
Yl 3:12-21, Mzm 97:1-2,5-6,11-12, Luk 11:27-28
Yl 3:12-21, Mzm 97:1-2,5-6,11-12, Luk 11:27-28
Apa arti kebahagiaan bagi kita?
BACAAN INJIL
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
RENUNGAN:
Memang sungguh wajar perempuan yang menyaksikan dan mendengar pengajaran Yesus, berkata "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Maria sebagai ibu Yesus adalah memang orang yang bahagia. Yesus sendiri tentu tidak menyangkal hal itu, walaupun Yesus tidak mengiyakan, tetapi mengatakan bahwa yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya. Kata-kata Yesus ini justru sudah terlaksana dalam diri Maria, sebab Maria adalah hamba Allah yang mendengarkan firman Tuhan dan memelihara firman itu dalam hidupnya. Jadi Maria bahagia bukan terutama karena dia telah mengandung Yesus yang adalah Tuhan, tetapi karena mendengarkan firman Allah dan memelihara dalam hidupnya.
Demikian jugalah kiranya seorang ibu bahagia bukan diukur dari kesuksesan anak-anaknya, bukan pula dari harta kekayaan yang ada padanya atau pada anak-anaknya. Sebab bila demikian, bisa disalah mengerti bahwa ibu yang anaknya tidak sukses atau tidak terkenal, berarti seakan tidak mengalami kebahagiaan hidup. Demikian juga kita, bahagia tidak diukur dari kesuksesan, harta yang kita miliki dan bukan juga dengan jabatan yang kita raih. Kebahagiaan yang demikian adalah semu. Kebahagiaan sejati adalah bila kita mendengarkan firman Allah, melaksanakannya dan memeliharanya dalam hidup kita. Inilah kebahagiaan sejati.
Maka baiklah kita mencari, meraih dan mengupayakan kebahagiaan sejati yakni dalam diri Yesus dengan mendengarkan firman Tuhan dan memeliharanya dalam hidup kita, bukan dari atau dalam yang sifatnya duniawi. Amin.
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
RENUNGAN:
Memang sungguh wajar perempuan yang menyaksikan dan mendengar pengajaran Yesus, berkata "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Maria sebagai ibu Yesus adalah memang orang yang bahagia. Yesus sendiri tentu tidak menyangkal hal itu, walaupun Yesus tidak mengiyakan, tetapi mengatakan bahwa yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya. Kata-kata Yesus ini justru sudah terlaksana dalam diri Maria, sebab Maria adalah hamba Allah yang mendengarkan firman Tuhan dan memelihara firman itu dalam hidupnya. Jadi Maria bahagia bukan terutama karena dia telah mengandung Yesus yang adalah Tuhan, tetapi karena mendengarkan firman Allah dan memelihara dalam hidupnya.
Demikian jugalah kiranya seorang ibu bahagia bukan diukur dari kesuksesan anak-anaknya, bukan pula dari harta kekayaan yang ada padanya atau pada anak-anaknya. Sebab bila demikian, bisa disalah mengerti bahwa ibu yang anaknya tidak sukses atau tidak terkenal, berarti seakan tidak mengalami kebahagiaan hidup. Demikian juga kita, bahagia tidak diukur dari kesuksesan, harta yang kita miliki dan bukan juga dengan jabatan yang kita raih. Kebahagiaan yang demikian adalah semu. Kebahagiaan sejati adalah bila kita mendengarkan firman Allah, melaksanakannya dan memeliharanya dalam hidup kita. Inilah kebahagiaan sejati.
Maka baiklah kita mencari, meraih dan mengupayakan kebahagiaan sejati yakni dalam diri Yesus dengan mendengarkan firman Tuhan dan memeliharanya dalam hidup kita, bukan dari atau dalam yang sifatnya duniawi. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.