RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIX, Senin 17 Oktober 2011
Ignasius dr Antiokhia
Rm 4:20-25, MT Luk 1:69-70,71-72,73-75, Luk 12: 13-21
Ignasius dr Antiokhia
Rm 4:20-25, MT Luk 1:69-70,71-72,73-75, Luk 12: 13-21
BACAAN INJIL:
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
RENUNGAN:
Harta itu perlu bagi hidup kita, dan tidak salah bila seseorang mencari dan mempunya harta. Namun harta juga bisa membuat hidup kita sengsara. Sebab kerakusan akan harta bisa membuat kita tidak peduli lagi dengan orang lain, karena pikiran kita hanya untuk mencari dan mengumpulkan harta. Bahkan bisa jadi demi mengumpulkan harta, kita menghalalkan segala cara. Lebih-lebih lagi, kitapun merasa tidak lagi membutuhkan Tuhan dalam hidup kita. Ini bisa terjadi karena menganggap bahwa dengan memiliki harta banyak, kita akan bisa hidup bahagia. Memang banyak orang yang berpikir bahwa bila memiliki harta banyak, apapun bisa dilakukan, misalnya bisa membayar orang agar tunduk atau takluk kepadanya, bila sakit bisa berobat ke rumah sakit yang paling bagus, dengan harta banyak bisa makan enak di resotorang manapun. Namun benarkah harta itu bisa menjamin hidup bahagia?
Hari ini Yesus mengaskan agar kita hati-hati terhadap harta. Yesus juga dengan jelas menegaskan bahwa harta itu tidak menjamin hidup bahagia dan juga hidupnya tidak tergantung pada hartanya. Harta itu bersifat sementara, pada suatu saat harta tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa membuat kita bahagia. Jaminan kebahagiaan dan jaminan hidup adalah Yesus Kristus sendiri. Yesus mengatakan bahwa orang yang menganggap harta bisa menjamin hidupnya bahagia dan menjamin hidupnya, adalah orang yang bodoh.
Walaupun dalam pengalaman kita, kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana harta itu merusak hidup seseorang, kita juga pasti tahu bahwa harta itu tidak bisa menjamin kebahagiaan hidup, dan bila kita mati, harta tidak bisa menjamin kita masuk surga, namun kia seringkali terlena dalam hal harta. Banyak orang yang menumpuk hartanya, bukan karena kebutuhan tetapi demi gengsi dan kesenangan belaka. Tidak sedikit orang yang berpikir, mendingan hartanya membusuk di gudang daripada diberikan kepada orang yang membutuhkan.
Tuhan Yesus tidak melarang kita mencari dan mempunyai harta. Namun harta yang kita ada pada kita, kita gunakan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga kita pakai untuk berbagi berkat dan kasih dengan sesama. Semakin banyak harta yang kita miliki, semakin besar pula peluang kita untuk berbuat kasih dengan sesama. Dengan demikian, kita tidak hanya mempunyai harta dalam hidup ini, tetapi kita juga akhirnya mempunyai harta surgawi. Harta dunia yang ada pada kita, justru harus kita gunakan sebagai jalan untuk beroleh harta surgawi. Oleh karena itu, mari kita berbagi harta dengan sesama kita. Amin.
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
RENUNGAN:
Harta itu perlu bagi hidup kita, dan tidak salah bila seseorang mencari dan mempunya harta. Namun harta juga bisa membuat hidup kita sengsara. Sebab kerakusan akan harta bisa membuat kita tidak peduli lagi dengan orang lain, karena pikiran kita hanya untuk mencari dan mengumpulkan harta. Bahkan bisa jadi demi mengumpulkan harta, kita menghalalkan segala cara. Lebih-lebih lagi, kitapun merasa tidak lagi membutuhkan Tuhan dalam hidup kita. Ini bisa terjadi karena menganggap bahwa dengan memiliki harta banyak, kita akan bisa hidup bahagia. Memang banyak orang yang berpikir bahwa bila memiliki harta banyak, apapun bisa dilakukan, misalnya bisa membayar orang agar tunduk atau takluk kepadanya, bila sakit bisa berobat ke rumah sakit yang paling bagus, dengan harta banyak bisa makan enak di resotorang manapun. Namun benarkah harta itu bisa menjamin hidup bahagia?
Hari ini Yesus mengaskan agar kita hati-hati terhadap harta. Yesus juga dengan jelas menegaskan bahwa harta itu tidak menjamin hidup bahagia dan juga hidupnya tidak tergantung pada hartanya. Harta itu bersifat sementara, pada suatu saat harta tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa membuat kita bahagia. Jaminan kebahagiaan dan jaminan hidup adalah Yesus Kristus sendiri. Yesus mengatakan bahwa orang yang menganggap harta bisa menjamin hidupnya bahagia dan menjamin hidupnya, adalah orang yang bodoh.
Walaupun dalam pengalaman kita, kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana harta itu merusak hidup seseorang, kita juga pasti tahu bahwa harta itu tidak bisa menjamin kebahagiaan hidup, dan bila kita mati, harta tidak bisa menjamin kita masuk surga, namun kia seringkali terlena dalam hal harta. Banyak orang yang menumpuk hartanya, bukan karena kebutuhan tetapi demi gengsi dan kesenangan belaka. Tidak sedikit orang yang berpikir, mendingan hartanya membusuk di gudang daripada diberikan kepada orang yang membutuhkan.
Tuhan Yesus tidak melarang kita mencari dan mempunyai harta. Namun harta yang kita ada pada kita, kita gunakan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga kita pakai untuk berbagi berkat dan kasih dengan sesama. Semakin banyak harta yang kita miliki, semakin besar pula peluang kita untuk berbuat kasih dengan sesama. Dengan demikian, kita tidak hanya mempunyai harta dalam hidup ini, tetapi kita juga akhirnya mempunyai harta surgawi. Harta dunia yang ada pada kita, justru harus kita gunakan sebagai jalan untuk beroleh harta surgawi. Oleh karena itu, mari kita berbagi harta dengan sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.