RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIX, Jumat 21 Oktober 2011
Ursula
Rm 7:8-25a, Mzm 119:66,68,76,77,9394, Luk 12:54-59
Ursula
Rm 7:8-25a, Mzm 119:66,68,76,77,9394, Luk 12:54-59
BACAAN INJIL
Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."
RENUNGAN:
Ada pernah orang mengatakan, “Banyak orang yang pintar dulunya katolik akhirnya pindah ke Gereja sekte pentekosta. Alasan yang mereka katakan adalah karena di Gereja Katolik merasa imannya tidak berkembang dan juga merasa pengetahuan iman mereka tidak bertambah. Sebab katanya, “Gereja Katolik tidak mengajarkan banyak hal tentang iman, sedangkan di gereja pentekosta, mengupas iman itu dan menjelaskan iman dengan terang, sehingga bisa dimengerti. Gereja Katolik seakan menutup-nutupi iman ajaran iman itu kepada umat.”
Tentu pendapatknya itu tidaklah benar, apalagi mempersalahkan Gereja Katolik. Dia sendiri mengatakan bahwa pengajaran yang ada dalam Gereja Pentekosta dapat dia mengerti dan logis. Padahal iman melampaui akal budi manusia, tidak semua kebenaran iman dapat dimengerti oleh akal budi manusia. Dianya yang terlalu sombong, menganggap bahwa bila ajaran iman itu tidak bisa dipikirkan oleh akal budinya, dia tidak puas. Dianya yang terlalu sombong, menganggap bahwa semua harus bisa dipikirkannya dan dimengertinya. Orang pintar memang bisa jatuh pada kesombongan, yang mana kerjanya harnya mengkritik saja, tidak berbuat yang baik. Kepintaran juga bisa membuat seseorang jatuh pada prinsip semuanya harus bisa dia pikirkan. Bahkan kepintaran bisa membuat sesorang menjadi tidka beriman, karena mereka mengandalkan logika dan pikirannya, tidak lagi percaya pada kuasa dan kebesaran Tuhan dalam hidupnya.
Oleh sebab itu, mari kita waspada atas kepintaran atau pengetahuan yang kita miliki. Jangan semuanya itu membuat kita jatuh pada sikap hidup yang tidak beriman. Hendaknya semuanya itu juga kita gunakan untuk menemukan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, hendkanya juga kita gunakan untuk menemukan kehendak Tuhan atas hidup kita. Sebab Tuhan hadir dan berkarya dalam setiap pengalaman hidup kita dan juga lewat peristiwa alam. Orang yang beriman, pasti akan bisa menemukan bahwa hidup, alam dan pengalaman hidup adalah ‘kehadiran’ dan ‘sabda Tuhan. Amin.
Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."
RENUNGAN:
Ada pernah orang mengatakan, “Banyak orang yang pintar dulunya katolik akhirnya pindah ke Gereja sekte pentekosta. Alasan yang mereka katakan adalah karena di Gereja Katolik merasa imannya tidak berkembang dan juga merasa pengetahuan iman mereka tidak bertambah. Sebab katanya, “Gereja Katolik tidak mengajarkan banyak hal tentang iman, sedangkan di gereja pentekosta, mengupas iman itu dan menjelaskan iman dengan terang, sehingga bisa dimengerti. Gereja Katolik seakan menutup-nutupi iman ajaran iman itu kepada umat.”
Tentu pendapatknya itu tidaklah benar, apalagi mempersalahkan Gereja Katolik. Dia sendiri mengatakan bahwa pengajaran yang ada dalam Gereja Pentekosta dapat dia mengerti dan logis. Padahal iman melampaui akal budi manusia, tidak semua kebenaran iman dapat dimengerti oleh akal budi manusia. Dianya yang terlalu sombong, menganggap bahwa bila ajaran iman itu tidak bisa dipikirkan oleh akal budinya, dia tidak puas. Dianya yang terlalu sombong, menganggap bahwa semua harus bisa dipikirkannya dan dimengertinya. Orang pintar memang bisa jatuh pada kesombongan, yang mana kerjanya harnya mengkritik saja, tidak berbuat yang baik. Kepintaran juga bisa membuat seseorang jatuh pada prinsip semuanya harus bisa dia pikirkan. Bahkan kepintaran bisa membuat sesorang menjadi tidka beriman, karena mereka mengandalkan logika dan pikirannya, tidak lagi percaya pada kuasa dan kebesaran Tuhan dalam hidupnya.
Oleh sebab itu, mari kita waspada atas kepintaran atau pengetahuan yang kita miliki. Jangan semuanya itu membuat kita jatuh pada sikap hidup yang tidak beriman. Hendaknya semuanya itu juga kita gunakan untuk menemukan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, hendkanya juga kita gunakan untuk menemukan kehendak Tuhan atas hidup kita. Sebab Tuhan hadir dan berkarya dalam setiap pengalaman hidup kita dan juga lewat peristiwa alam. Orang yang beriman, pasti akan bisa menemukan bahwa hidup, alam dan pengalaman hidup adalah ‘kehadiran’ dan ‘sabda Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.