RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIX, Sabtu 22 Oktober 2011
Rm 8:1-11, Mzm 24:1-2,34ab,5-6, Luk 13:1-9
Rm 8:1-11, Mzm 24:1-2,34ab,5-6, Luk 13:1-9
BACAAN INJIL
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
RENUNGAN:
Ketika gempa yang baru lalu getarannya sangat terasa di Tigalingga, seorang ibu datang ke pastoran dan bercerita bahwa salib yang dirumahnya jatuh sehingga pecah. Dia berpikiran bahwa benda lain di dinding tidak jatuh, tetapi salib jatuh, sehingga berpikir bahwa karena dia banyak dosa makanya itu terjadi. Hal yang demikian juga pasti sering terlontar dalam pikiran kita, bahwa bencana terjadi di tempat tertentu karena mereka banyak dosanya. Pikiran yang demikian tanpa sadar membawa kita pada sikap penghakiman terhadap orang lain, orang lain sudah menderita karena mendapat musibah, semakin menderita karena kita hakimi demikian. Kita malah menambah penderitaan mereka. Itu juga membuat kita merasa lebih baik dari mereka itu.
Kita seringkali dengan mudah menuduh orang lain berdosa sehingga layak mendapat hukuman, juga hal yang demikian kita lemparkan kepada para saudara yang mendapat musibah atau bencana. Padahal seharusnya, bencana atau musibah yang dialami oleh orang lain hendaknya menjadi suatu peringatan bagi kita bahwa dalam hidup ini pasti kita mengalami suatu musibah, sehingga kita harus saling menolong, saling membantu dan semakin mengandalkan Tuhan dalam hidup ini, bukannya menjadi ajang pembenaran diri dan menuduh orang lain banyak dosanya.
Allah itu mahakasih, Dia tidak pernah mendatangkan celaka atau musibah kepada manusia. Bencana atau celaka yang dialami oleh manusia adalah bukan dari Tuhan, tetapi faktor alam, faktor kesalahan manusia. Namun Tuhan dapat menggunakan semuanya itu sebagai jalan pertobatan kepada manusia. Dalam artian ini, bukan berarti bahwa Tuhan memperalat bencana atau celaka agar orang percaya kepada-Nya. Bukan itu yang dimaksudkan. Tetapi dalam peristiwa bencana, celaka, Tuhan menunjukkan kasih-Nya lewat mengutus orang-orang yang berbuat baik dan juga menyadarkan orang akan kasih dan kuasa Allah menyertai manusia, dan mengajak orang supaya berpegang teguh pada Tuhan. Juga bahwa hidup sekarang bukanlah hidup sesungguhnya, masih ada kehidupan kekal setelah kematian. Sehingga bila kita ingin masuk dalam kehidupan kekal, maka setiap orang membutuhkan pertobatan.
Hidup ini adalah pertobatan terus menerus. Tidak ada diantara kita yang hidup di dunia ini telah sempurna tanpa dosa. Semua kita membutuhkan pertobatan, tanpa kecuali. Allah itu mahakasih, Dia selalu memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat. Selama kita hidup, itu adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk bertobat, memperbaharui diri. Maka semoga kita selalu bersikap rendah hati dengan menyadari bahwa kita juga tidak lepas dari dosa dan membutuhkan pertobatan terus menerus. Pertobatan terus menerus kita laksanakan dengan berusaha hidup sesuai kehendak Tuhan dan berusaha banyak melakukan perbuatan kasih kepada sesama. Amin.
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
RENUNGAN:
Ketika gempa yang baru lalu getarannya sangat terasa di Tigalingga, seorang ibu datang ke pastoran dan bercerita bahwa salib yang dirumahnya jatuh sehingga pecah. Dia berpikiran bahwa benda lain di dinding tidak jatuh, tetapi salib jatuh, sehingga berpikir bahwa karena dia banyak dosa makanya itu terjadi. Hal yang demikian juga pasti sering terlontar dalam pikiran kita, bahwa bencana terjadi di tempat tertentu karena mereka banyak dosanya. Pikiran yang demikian tanpa sadar membawa kita pada sikap penghakiman terhadap orang lain, orang lain sudah menderita karena mendapat musibah, semakin menderita karena kita hakimi demikian. Kita malah menambah penderitaan mereka. Itu juga membuat kita merasa lebih baik dari mereka itu.
Kita seringkali dengan mudah menuduh orang lain berdosa sehingga layak mendapat hukuman, juga hal yang demikian kita lemparkan kepada para saudara yang mendapat musibah atau bencana. Padahal seharusnya, bencana atau musibah yang dialami oleh orang lain hendaknya menjadi suatu peringatan bagi kita bahwa dalam hidup ini pasti kita mengalami suatu musibah, sehingga kita harus saling menolong, saling membantu dan semakin mengandalkan Tuhan dalam hidup ini, bukannya menjadi ajang pembenaran diri dan menuduh orang lain banyak dosanya.
Allah itu mahakasih, Dia tidak pernah mendatangkan celaka atau musibah kepada manusia. Bencana atau celaka yang dialami oleh manusia adalah bukan dari Tuhan, tetapi faktor alam, faktor kesalahan manusia. Namun Tuhan dapat menggunakan semuanya itu sebagai jalan pertobatan kepada manusia. Dalam artian ini, bukan berarti bahwa Tuhan memperalat bencana atau celaka agar orang percaya kepada-Nya. Bukan itu yang dimaksudkan. Tetapi dalam peristiwa bencana, celaka, Tuhan menunjukkan kasih-Nya lewat mengutus orang-orang yang berbuat baik dan juga menyadarkan orang akan kasih dan kuasa Allah menyertai manusia, dan mengajak orang supaya berpegang teguh pada Tuhan. Juga bahwa hidup sekarang bukanlah hidup sesungguhnya, masih ada kehidupan kekal setelah kematian. Sehingga bila kita ingin masuk dalam kehidupan kekal, maka setiap orang membutuhkan pertobatan.
Hidup ini adalah pertobatan terus menerus. Tidak ada diantara kita yang hidup di dunia ini telah sempurna tanpa dosa. Semua kita membutuhkan pertobatan, tanpa kecuali. Allah itu mahakasih, Dia selalu memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat. Selama kita hidup, itu adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk bertobat, memperbaharui diri. Maka semoga kita selalu bersikap rendah hati dengan menyadari bahwa kita juga tidak lepas dari dosa dan membutuhkan pertobatan terus menerus. Pertobatan terus menerus kita laksanakan dengan berusaha hidup sesuai kehendak Tuhan dan berusaha banyak melakukan perbuatan kasih kepada sesama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.