RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXIV, Senin 12 September 2011
Nama Maria yang Tersuci, Maria dr Yesus, Petrus Tarentasiensis
1Tim 2:1-8, Mzm 28:2,7,8-9, Luk 7:1-10
Nama Maria yang Tersuci, Maria dr Yesus, Petrus Tarentasiensis
1Tim 2:1-8, Mzm 28:2,7,8-9, Luk 7:1-10
BACAAN INJIL:
Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.
RENUNGAN:
"Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"
Hanya kata-kata ini kiranya yang dinyatakan oleh Yesus menanggapi permohonan perwira itu, yakni agar Yesus menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Kisah ini sungguh kisah penyembuhan yang luar biasa, karena tidak ada kata-kata yang keluar dari Yesus yang meyatakan bahwa hamba perwira itu disembuhkan, tidak ada pula tindakan Yesus menjamah orang itu agar sembuh, tetapi perwira itu ternyata sembuh. Ini bukan berarti bahwa hamba perwira itu sembuh bukan karena perbuatan Yesus. Hamba perwira itu sembuh tetap karena perbautan Yesus, meskipun kita tidak tahu kapan Yesus melakukannya. Hal ini menyatakan kepada kita bahwa Yesus senantiasa mendengarkan dan berbuat baik, memberi berkat-Nya kepada kita walaupun sering kita tidak menyadarinya. Kuasa dan kasih Yesus mengalir kepada umat-Nya tanpa sepengetahuan dan kesadaran kita. Pada saat Yesus memuji iman perwira itu, saat itupula kiranya kuasa penyembuhan terjadi pada hamba perwirta itu. Perwira itu tahu akan hal ini, bahwa hambanya sembuh karena Yesus yang melakukannya. Sebab dengan jelas dikatakan dalam Injil bahwa perwira itu sungguh beriman, dia percaya akan kuasa kasih Yesus yang dapat mengalir menyembuhkan hambanya walaupun hanya dengan sepatah kata saja. Iman perwira itu juga tampak tidak hanya dalam keyakinan itu, tetapi juga dalam perbuatan baik, sebagaimana dikatakan bahwa dia membantu pembangunan rumah doa, dia juga peduli dengan hambanya yang menderita sakit. Bahkan untuk memohonkan penyembuhan kepada hambanya, dia rela merendahkan diri di hadapan Yesus. Ini tindakan luar biasa, seorang tuan mau berkorban dan merendahkan diri demi hidup hambanya.
Lewat injil hari ini jelas dinyatakan kepada kita bahwa Yesus itu Tuhan yang Mahakuasa dan Mahakasih. Kuasa dan kasih-Nya selalu mengalir kepada kita walaupun seringkali tidak kita sadari. Inilah yang seringkali terjadi atas kita. Kita mungkin sembuh dari satu penyakit karena berobat, atau karena didoakan orang lain, tetapi kita tidak mampu melihat bahwa itu semuanya adalah karena karya Yesus bagi kita. Kita juga seringkali menganggap bahwa apa yang kita miliki adalah hasil perjuangan dan kerja keras kita, padahal semuanya adalah karena berkat Tuhan yang selalu bekerja dan mengalir pada kita. Maka lewat sabda hari ini, mari kita selalu bersyukur atas kasih Tuhan yang selalu mengalir dan bekerja kepada kita. Mari kita percaya bahwa berkat, kebaikan yang kita terima adalah karena kasih Tuhan.
Selain hal itu, kita hendaknya belajar dari perwira itu. Kita sering merasa kecewa karena permohonan kita tidak dikabulkan oleh Tuhan. Kita sering memohon, tetapi permohonan kita kerap tidak dilandasi oleh iman. Kita seringkali meminta, tetapi bukan karena iman, tetapi karena sekedar kita butuh dan mendesak Tuhan. Kita tidak percaya dengan rendah hati bahwa Dia akan memberikan yang terbaik kepada kita. Bukti lain bahwa kita sungguh meminta dengan dilandasi oleh iman, tentunya iman kita tidak hanya pada saat meminta, tetapi iman yang hidup dalam kehidupan setiap hari, yakni keterlibatan dan kepedulian kepada sesama terutama yang menderita. Perwira itu beriman bukan hanya tampak dalam perkataan saat meminta kepada Yesus tetapi juga dalam sikap kasih yang mau berbagi berkat, dan terutama yang peduli dengan hambanya yang menderita serta bahkan untuk hambanya dia mau merendahkan diri. Dengan demikian, saat kita mengharapkan belaskasih dan bermohon kepada Tuhan, kita juga hendaknya merenungkan hidup kita, apakah iman kita kepada Tuhan hidup dalam hidup dan perbuatan baik kepada sesama atau tidak. Mungkin saja kita hanya meminta-minta tetapi tidak punya rasa kepeduliaan dan kasih kepada sesama selama ini. Maka dari itu, mari kita berusaha hidup beriman dalam kehidupan setiap hari, niscaya apa yang perlu untuk hidup kita, Tuhan pasti akan berikan. Amin.
Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.
RENUNGAN:
"Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"
Hanya kata-kata ini kiranya yang dinyatakan oleh Yesus menanggapi permohonan perwira itu, yakni agar Yesus menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Kisah ini sungguh kisah penyembuhan yang luar biasa, karena tidak ada kata-kata yang keluar dari Yesus yang meyatakan bahwa hamba perwira itu disembuhkan, tidak ada pula tindakan Yesus menjamah orang itu agar sembuh, tetapi perwira itu ternyata sembuh. Ini bukan berarti bahwa hamba perwira itu sembuh bukan karena perbuatan Yesus. Hamba perwira itu sembuh tetap karena perbautan Yesus, meskipun kita tidak tahu kapan Yesus melakukannya. Hal ini menyatakan kepada kita bahwa Yesus senantiasa mendengarkan dan berbuat baik, memberi berkat-Nya kepada kita walaupun sering kita tidak menyadarinya. Kuasa dan kasih Yesus mengalir kepada umat-Nya tanpa sepengetahuan dan kesadaran kita. Pada saat Yesus memuji iman perwira itu, saat itupula kiranya kuasa penyembuhan terjadi pada hamba perwirta itu. Perwira itu tahu akan hal ini, bahwa hambanya sembuh karena Yesus yang melakukannya. Sebab dengan jelas dikatakan dalam Injil bahwa perwira itu sungguh beriman, dia percaya akan kuasa kasih Yesus yang dapat mengalir menyembuhkan hambanya walaupun hanya dengan sepatah kata saja. Iman perwira itu juga tampak tidak hanya dalam keyakinan itu, tetapi juga dalam perbuatan baik, sebagaimana dikatakan bahwa dia membantu pembangunan rumah doa, dia juga peduli dengan hambanya yang menderita sakit. Bahkan untuk memohonkan penyembuhan kepada hambanya, dia rela merendahkan diri di hadapan Yesus. Ini tindakan luar biasa, seorang tuan mau berkorban dan merendahkan diri demi hidup hambanya.
Lewat injil hari ini jelas dinyatakan kepada kita bahwa Yesus itu Tuhan yang Mahakuasa dan Mahakasih. Kuasa dan kasih-Nya selalu mengalir kepada kita walaupun seringkali tidak kita sadari. Inilah yang seringkali terjadi atas kita. Kita mungkin sembuh dari satu penyakit karena berobat, atau karena didoakan orang lain, tetapi kita tidak mampu melihat bahwa itu semuanya adalah karena karya Yesus bagi kita. Kita juga seringkali menganggap bahwa apa yang kita miliki adalah hasil perjuangan dan kerja keras kita, padahal semuanya adalah karena berkat Tuhan yang selalu bekerja dan mengalir pada kita. Maka lewat sabda hari ini, mari kita selalu bersyukur atas kasih Tuhan yang selalu mengalir dan bekerja kepada kita. Mari kita percaya bahwa berkat, kebaikan yang kita terima adalah karena kasih Tuhan.
Selain hal itu, kita hendaknya belajar dari perwira itu. Kita sering merasa kecewa karena permohonan kita tidak dikabulkan oleh Tuhan. Kita sering memohon, tetapi permohonan kita kerap tidak dilandasi oleh iman. Kita seringkali meminta, tetapi bukan karena iman, tetapi karena sekedar kita butuh dan mendesak Tuhan. Kita tidak percaya dengan rendah hati bahwa Dia akan memberikan yang terbaik kepada kita. Bukti lain bahwa kita sungguh meminta dengan dilandasi oleh iman, tentunya iman kita tidak hanya pada saat meminta, tetapi iman yang hidup dalam kehidupan setiap hari, yakni keterlibatan dan kepedulian kepada sesama terutama yang menderita. Perwira itu beriman bukan hanya tampak dalam perkataan saat meminta kepada Yesus tetapi juga dalam sikap kasih yang mau berbagi berkat, dan terutama yang peduli dengan hambanya yang menderita serta bahkan untuk hambanya dia mau merendahkan diri. Dengan demikian, saat kita mengharapkan belaskasih dan bermohon kepada Tuhan, kita juga hendaknya merenungkan hidup kita, apakah iman kita kepada Tuhan hidup dalam hidup dan perbuatan baik kepada sesama atau tidak. Mungkin saja kita hanya meminta-minta tetapi tidak punya rasa kepeduliaan dan kasih kepada sesama selama ini. Maka dari itu, mari kita berusaha hidup beriman dalam kehidupan setiap hari, niscaya apa yang perlu untuk hidup kita, Tuhan pasti akan berikan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.