Koeksistensi damai suatu keniscayaan, kata Din
Din Syamsuddin
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan bahwa koeksistensi damai adalah keniscayaan bagi masyarakat dunia yang multikultural dan multireligius. Tanpa itu dunia akan dipenuhi konflik.
“Peradaban dunia menghadapi tantangan serius dengan menggejalanya berbagai bentuk kerusakan akumulatif seperti kemiskinan, kebodohan, ketakadilan, hingga kerusakan lingkungan hidup, dan tsunami kebudayaan,” kata Din pada Konferensi Perdamaian Dunia di Munich, Jerman Senin (12/9), yang diprakarsai Komunitas Sant’Egidio.
Konferensi itu dihadiri oleh 500 tokoh lintas agama dari berbagai negara, dan mengusung tema Bound To Live Together.
Din menjadi salah seorang pembicara bersama Menlu Italia Franco Frattini, dan Sekjen CDU (Christian Democratic Union) Jerman Herman Grohe, demikian siaran pers yang diterima cathnewsindonesia.com dari sekretariat PP Muhammadiyah, 14 September.
“Memang ada faktor-faktor non agama yang mendorong konflik seperti ekonomi, politik. Namun konflik, intoleransi, dan eksklusifisme juga berpangkal pada pemahaman agama yang salah,’kata Din, yang juga Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) dan Wakil Presiden World Conference of Religions for Peace (WCRP).
Dalam masyarakat plural, kata Din, dituntut kesediaan hidup berdampingan secara damai. Islam mengajarkan taaruf yaitu saling memahami, saling menghargai, dan saling menghormati. Maka, menurutnya, perlu dikembangkan pemahaman yang benar yang menekankan kasih sayang dan kesadaran tentang One humanity, One destiny dan One responsibility.
Di akhir ceramahnya, Din menjelaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai nilai-nilai perekat Indonesia yang majemuk yang dapat jadi model bagi koeksistensi damai di dunia.
Din menegaskan dasar koeksistensi lain, penghargaan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai universal, yang kesemuanya harus mendorong sikap-sikap positif dan konstruktif untuk membangun dunia dan peradaban yang baik.
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.comTanggal publikasi: 15 September 2011
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan bahwa koeksistensi damai adalah keniscayaan bagi masyarakat dunia yang multikultural dan multireligius. Tanpa itu dunia akan dipenuhi konflik.
“Peradaban dunia menghadapi tantangan serius dengan menggejalanya berbagai bentuk kerusakan akumulatif seperti kemiskinan, kebodohan, ketakadilan, hingga kerusakan lingkungan hidup, dan tsunami kebudayaan,” kata Din pada Konferensi Perdamaian Dunia di Munich, Jerman Senin (12/9), yang diprakarsai Komunitas Sant’Egidio.
Konferensi itu dihadiri oleh 500 tokoh lintas agama dari berbagai negara, dan mengusung tema Bound To Live Together.
Din menjadi salah seorang pembicara bersama Menlu Italia Franco Frattini, dan Sekjen CDU (Christian Democratic Union) Jerman Herman Grohe, demikian siaran pers yang diterima cathnewsindonesia.com dari sekretariat PP Muhammadiyah, 14 September.
“Memang ada faktor-faktor non agama yang mendorong konflik seperti ekonomi, politik. Namun konflik, intoleransi, dan eksklusifisme juga berpangkal pada pemahaman agama yang salah,’kata Din, yang juga Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) dan Wakil Presiden World Conference of Religions for Peace (WCRP).
Dalam masyarakat plural, kata Din, dituntut kesediaan hidup berdampingan secara damai. Islam mengajarkan taaruf yaitu saling memahami, saling menghargai, dan saling menghormati. Maka, menurutnya, perlu dikembangkan pemahaman yang benar yang menekankan kasih sayang dan kesadaran tentang One humanity, One destiny dan One responsibility.
Di akhir ceramahnya, Din menjelaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai nilai-nilai perekat Indonesia yang majemuk yang dapat jadi model bagi koeksistensi damai di dunia.
Din menegaskan dasar koeksistensi lain, penghargaan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai universal, yang kesemuanya harus mendorong sikap-sikap positif dan konstruktif untuk membangun dunia dan peradaban yang baik.
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.comTanggal publikasi: 15 September 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.