RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, SABTU 13 AGUSTUS 2011
(Pontianus & Hippolitus, Markus dr Aviano)
Yos 24:14-29, Mzm 16:1-2a,5,7-8,11, Mat 19:13-15
(Pontianus & Hippolitus, Markus dr Aviano)
Yos 24:14-29, Mzm 16:1-2a,5,7-8,11, Mat 19:13-15
BACAAN INJIL:
Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
RENUNGAN:
Suatu pengalaman menarik dan mengagumkan manakala saat umat menerima komuni juga sekaligus menggendong anaknya dan anak itu dengan sopan mengatupkan tangannya untuk menerima berkat di dahinya. Jelas bahwa orang tua itu mendidik anaknya dengan baik sehingga saat orang tuanya menerima komuni, anak itu tidak ribu atau bahkan merengek minta diberi komuni yang dimakan ibunya atau tidak malah merampas komuni dari ibunya. Namun ada juga orang tua yang tidak berusaha mendidik iman kepada anaknya sejak kecil, membiarkan begitu saja anak ribut di gereja saat misa, lari-lari ke sana ke mari dan bahkan dengan santainya memberi makan makanan kepada anaknya saat di Gereja. Di satu sisi sangatlah baik orang tua sejak awal memberi pendidikan iman kepada anak sejak mereka anak-anak dan salah satu bentuknya adalah dengan membawa mereka ke Gereja ikut dalam perayaan ekaristi. Namun di sisi lain, orang tua kurang memperhatikan pembinaan iman kepada anak-anaknya sejak kecil juga pada saat membawa mereka ke Gereja ikut dalam perayaan Ekaristi.
Pembinaan iman sejak dini kepada anak-anak sangatlah penting karena bagaimanapun apa yang mereka dapatkan pada waktu kecil justru itulah yang menjadi fondasi iman mereka setelah mereka dewasa. Kalau fondasi iman yang mereka dapatkan baik, maka kuatlah iman seseorang itu dan akan tangguh walaupun banyak godaan, tantangan dan pengaruh yang mereka hadapi dalam hidup beriman. Namun hal ini kiranya kurang disadari oleh para orang tua. Orang tua seakan lebih sibuk memikirkan pendidikan sekolah bagi anak-anaknya. Banyak orang tua yang kurang melihat pentingnya pendidikan iman bagi anak-anak mereka, malahan seakan menganggap bahwa iman itu kurang penting bagi anak-anak pada saat itu, yang penting adalah pendidikan yang setinggi-tingginya. Maka tidak heran juga bahwa justru banyak orang tua yang menghalangi anak-anak mereka datang kepada Yesus, baik itu karena anak disuruh les atau banyak ikut kegiatan sekolah sehingga anak tidak punya waktu untuk ikut dalam kegiatan iman atau kegiatan Gereja. Bahkan tidak sedikit orang tua yang melarang anak-anaknya untuk aktif dalam kegiatan Gereja. Contoh dalam hal ini, bila anak minta ikut kegiatan rohani dan dimintai biaya pembinaan yang umumnya tidak terlalu banyak, orang tua keberatan dan tidak mau memberi, tetapi berapapun biaya yang dikeluarkan untuk biaya sekolah atau kursus, orang tua pasti berjuang untuk itu. Padahal sebenarnya, ‘Berapalah sekian rupiah dibandingkan hidup iman anak menjadi lebih dalam, tegu dan itu menjadi kekuatan baginya dalam menjalani hidupnya?’
Maka hari ini, mari kita renungkan kata-kata Yesus yang mengingatkan agar anak-anak diajak datang kepada-Nya, bukan menghalanginya. Demikian juga kita sebagai anak-anak Allah agar dengan senang hati datang kepada-Nya karena Dia begitu mengasihi kita dan Dia akan memberkati kita. Amin.
Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
RENUNGAN:
Suatu pengalaman menarik dan mengagumkan manakala saat umat menerima komuni juga sekaligus menggendong anaknya dan anak itu dengan sopan mengatupkan tangannya untuk menerima berkat di dahinya. Jelas bahwa orang tua itu mendidik anaknya dengan baik sehingga saat orang tuanya menerima komuni, anak itu tidak ribu atau bahkan merengek minta diberi komuni yang dimakan ibunya atau tidak malah merampas komuni dari ibunya. Namun ada juga orang tua yang tidak berusaha mendidik iman kepada anaknya sejak kecil, membiarkan begitu saja anak ribut di gereja saat misa, lari-lari ke sana ke mari dan bahkan dengan santainya memberi makan makanan kepada anaknya saat di Gereja. Di satu sisi sangatlah baik orang tua sejak awal memberi pendidikan iman kepada anak sejak mereka anak-anak dan salah satu bentuknya adalah dengan membawa mereka ke Gereja ikut dalam perayaan ekaristi. Namun di sisi lain, orang tua kurang memperhatikan pembinaan iman kepada anak-anaknya sejak kecil juga pada saat membawa mereka ke Gereja ikut dalam perayaan Ekaristi.
Pembinaan iman sejak dini kepada anak-anak sangatlah penting karena bagaimanapun apa yang mereka dapatkan pada waktu kecil justru itulah yang menjadi fondasi iman mereka setelah mereka dewasa. Kalau fondasi iman yang mereka dapatkan baik, maka kuatlah iman seseorang itu dan akan tangguh walaupun banyak godaan, tantangan dan pengaruh yang mereka hadapi dalam hidup beriman. Namun hal ini kiranya kurang disadari oleh para orang tua. Orang tua seakan lebih sibuk memikirkan pendidikan sekolah bagi anak-anaknya. Banyak orang tua yang kurang melihat pentingnya pendidikan iman bagi anak-anak mereka, malahan seakan menganggap bahwa iman itu kurang penting bagi anak-anak pada saat itu, yang penting adalah pendidikan yang setinggi-tingginya. Maka tidak heran juga bahwa justru banyak orang tua yang menghalangi anak-anak mereka datang kepada Yesus, baik itu karena anak disuruh les atau banyak ikut kegiatan sekolah sehingga anak tidak punya waktu untuk ikut dalam kegiatan iman atau kegiatan Gereja. Bahkan tidak sedikit orang tua yang melarang anak-anaknya untuk aktif dalam kegiatan Gereja. Contoh dalam hal ini, bila anak minta ikut kegiatan rohani dan dimintai biaya pembinaan yang umumnya tidak terlalu banyak, orang tua keberatan dan tidak mau memberi, tetapi berapapun biaya yang dikeluarkan untuk biaya sekolah atau kursus, orang tua pasti berjuang untuk itu. Padahal sebenarnya, ‘Berapalah sekian rupiah dibandingkan hidup iman anak menjadi lebih dalam, tegu dan itu menjadi kekuatan baginya dalam menjalani hidupnya?’
Maka hari ini, mari kita renungkan kata-kata Yesus yang mengingatkan agar anak-anak diajak datang kepada-Nya, bukan menghalanginya. Demikian juga kita sebagai anak-anak Allah agar dengan senang hati datang kepada-Nya karena Dia begitu mengasihi kita dan Dia akan memberkati kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.