RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, KAMIS 11 AGUSTUS 2011
Yos 3:7-10a, Mzm 114:1-2,3-4,5-6, Mat 18:21?19:1
Yos 3:7-10a, Mzm 114:1-2,3-4,5-6, Mat 18:21?19:1
BACAAN INJIL:
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan.
RENUNGAN:
Manusia ada batas kesabaran. Inilah ungkapan yang seringkali kita dengar. Dengan ungkapan ini jelas bahwa mengampuni sesama ada batasnya dan takarannya. Sebab dikatakan kalau setiap saat kita mengampuni orang tetapi orang itu tidak berubah, itu sama halnya kita tidak membuat orang itu jera atas perbuatannya. Maka perlulah orang yang sudah kerap berbuat salah kita balas atau paling tidak kita tidak mengampuninya supaya dia sadar. Memang sulitlah mengampuni orang yang sudah seringkali berbuat yang tidak baik kepada kita. Inilah pikiran kita manusia, tetapi kehendak Tuhan sungguh berbeda dan diluar dugaan kita.
Ketika Petrus bertanya berapa kali dia mengampuni sesamanya, Yesus menjawab bahwa pengampunan kepada sesama harus tujuh puluh kali tujuh kali. Itu artinya pengampunan itu tidak ada batasnya tetapi harus tidak terhingga. Jawaban Yesus tentu sangat mengagetkan Petrus dan juga kita, sebab jawaban Yesus sungguh bertentangan dengan apa yang berlaku secara umum dan yang mungkin juga kita anut. Namun kiranya apa yang dikatakan dan dikehendaki oleh Yesus adalah sebenarnya justru menyangkut diri kita dalam hubungan kita dengan Allah. Allah tidak hanya sekedar mengatakan bahwa pengampunan dan belaskasih itu tidak berkesudahan tetapi Dia sendiri telah melakukannya terhadap kita. Sebab kalau kita jujur, kita sudah sering dan bahkan setiap kali berbuat salah, berdosa dan setiap kali pula mohon ampun. Coba kita bayangkan kalau Tuhan menganut prinsip kita yang mengatakan bahwa kesabaran ada batasnya dan hanya menganut prinsip 3 kali cukup untuk memberi ampun kepada kita? Pasti kita stres sendiri dan tidak akan bertahan hidup sebab pasti kesalahan dan dosa kita kepada Tuhan sudah sangat banyak, berjuta kali lipat 3. Tapi syukurlah Tuhan tidak menganut prinsip yang dianut manusia, Dia sungguh Allah yang berbelaskasih dan kasih-Nya tidak berkesudahan.
Dengan menyadari kenyataan ini, kita yang sudah berjuta kali beroleh belaskasih dan pengampunan dari Tuhan, tentu bisa mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh Tuhan dengan sabda yang kita dengarkan hari ini. Dengan demikian kita juga harus menerapkannya walau sulit. Sabda ini mengajar kita bahwa kita sudah terlebih dahulu beroleh belaskasih dari Allah, maka kitapun harus berbelas kasih kepada sesama dan belaskasih kita juga hendaknya tidak berkesudahan. Ini memang sulit, tetapi mungkin berarti tidak kita lakukan, malah harus kita lakukan. Maka semoga kita menjadi saluran belaskasih Allah kepada sesama kita. Amin.
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan.
RENUNGAN:
Manusia ada batas kesabaran. Inilah ungkapan yang seringkali kita dengar. Dengan ungkapan ini jelas bahwa mengampuni sesama ada batasnya dan takarannya. Sebab dikatakan kalau setiap saat kita mengampuni orang tetapi orang itu tidak berubah, itu sama halnya kita tidak membuat orang itu jera atas perbuatannya. Maka perlulah orang yang sudah kerap berbuat salah kita balas atau paling tidak kita tidak mengampuninya supaya dia sadar. Memang sulitlah mengampuni orang yang sudah seringkali berbuat yang tidak baik kepada kita. Inilah pikiran kita manusia, tetapi kehendak Tuhan sungguh berbeda dan diluar dugaan kita.
Ketika Petrus bertanya berapa kali dia mengampuni sesamanya, Yesus menjawab bahwa pengampunan kepada sesama harus tujuh puluh kali tujuh kali. Itu artinya pengampunan itu tidak ada batasnya tetapi harus tidak terhingga. Jawaban Yesus tentu sangat mengagetkan Petrus dan juga kita, sebab jawaban Yesus sungguh bertentangan dengan apa yang berlaku secara umum dan yang mungkin juga kita anut. Namun kiranya apa yang dikatakan dan dikehendaki oleh Yesus adalah sebenarnya justru menyangkut diri kita dalam hubungan kita dengan Allah. Allah tidak hanya sekedar mengatakan bahwa pengampunan dan belaskasih itu tidak berkesudahan tetapi Dia sendiri telah melakukannya terhadap kita. Sebab kalau kita jujur, kita sudah sering dan bahkan setiap kali berbuat salah, berdosa dan setiap kali pula mohon ampun. Coba kita bayangkan kalau Tuhan menganut prinsip kita yang mengatakan bahwa kesabaran ada batasnya dan hanya menganut prinsip 3 kali cukup untuk memberi ampun kepada kita? Pasti kita stres sendiri dan tidak akan bertahan hidup sebab pasti kesalahan dan dosa kita kepada Tuhan sudah sangat banyak, berjuta kali lipat 3. Tapi syukurlah Tuhan tidak menganut prinsip yang dianut manusia, Dia sungguh Allah yang berbelaskasih dan kasih-Nya tidak berkesudahan.
Dengan menyadari kenyataan ini, kita yang sudah berjuta kali beroleh belaskasih dan pengampunan dari Tuhan, tentu bisa mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh Tuhan dengan sabda yang kita dengarkan hari ini. Dengan demikian kita juga harus menerapkannya walau sulit. Sabda ini mengajar kita bahwa kita sudah terlebih dahulu beroleh belaskasih dari Allah, maka kitapun harus berbelas kasih kepada sesama dan belaskasih kita juga hendaknya tidak berkesudahan. Ini memang sulit, tetapi mungkin berarti tidak kita lakukan, malah harus kita lakukan. Maka semoga kita menjadi saluran belaskasih Allah kepada sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.