RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 13, Kamis 7 Juli 2011
(Maria Romero Meneses)
Kej 44:18-21,23b-29,45:1-5, Mzm 105:16-17,18-19,20-21, Mat 10:7-15
(Maria Romero Meneses)
Kej 44:18-21,23b-29,45:1-5, Mzm 105:16-17,18-19,20-21, Mat 10:7-15
“Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. “
BACAAN INJIL:
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
RENUNGAN:
“Beli dua, gratis 1.” Beginilah sering bahasa iklan dalam menjual produk mereka, karena memang manusia umumnya suka yang gratis. Dalam dunia bisnis walaupun terkadang dikatakan gratis, tentu mereka sudah memperhitungkan keuntungan, karena tentu mereka tidak mau rugi dalam usaha. Siapa yang mau rugi dalam usaha. Tetapi masih adakah yang gratis dalam hidup sekarang ini? Sekarang ini semua harus dibeli, malah harga-harga semakin malah dan butuh pengorbanan, seakan tidak ada lagi yang gratis. Karena itulah umumya kita menganggap bahwa yang ada pada kita misalnya harta, kedudukan dan pangkat adalah karena usaha keras dan perjuangan kita, tidak diperoleh dengan gratis. Kiranya kita sudah sulit melihat bahwa Allah masih berperan dalam kehidupan kita dan juga terutama dalam sukses yang kita peroleh.
Mental seperti ini juga sudah merasuki dalam kehidupan menggereja. Seringkali ada umat yang mengusulkan agar para pengurus Gereja juga mendapatkan gaji tetap, karena saat ini sulit mencari orang yang sungguh-sungguh mau berkorban untuk pelayanan, mungkin dengan mendapatkan gaji, banyak orang yang mau menjadi pengurus Gereja. Mungkin saja ada orang yang berpikir bahwa kalau sekiranya para imam mendapatkan gaji sesuai dengan pendidikan mereka, bisa menjadi kaya walau tidak menikah, mungkin banyak yang mau menjadi imam. Pemikiran nakal ini bisa saja muncul karena manusia sekarang masuk dalam prinsip bahwa semuanya diperoleh dengan perjuangan dan bayaran yang besar. Hal ini juga bisa dikaitkan dalam para imam. Para imam harus menjalani pendidikan selama kurang lebih 9 tahun dan harus hidup selibat dan menghayati 3 kaul. Sehingga rasanya menjadi imam juga bukan gratis dalam arti tanpa perjuangan dan pengorbanan. Namun syukurlah, pemikiran demikian belum ada dalam benak para imam hingga saat ini.
Walaupun demikian, bukan suatu rahasia bahwa dalam kehidupan pelayanan Gereja juga sudah seringkali kita temui bahwa pelayan harus dihargai dalam pelayanannya. Kerapkali dikatakan bukan gaji, upah tetapi penghargaan atau uang lelah. Namun yang kerak terjadi, seorang pengkotbah yang terkenal sudah membuat tarif sekali mengundang beliau. Rasanya tidak ada seorang pelayan atau pengkotbah terkenal mau menghadiri pelayanan atau menerima tawaran pelayanan kalau tidak mendapatkan upah yang pantas atau tanpa bayaran. Kalau bayaran yang ditawarkan tidak memuaskan, bisa saya mereka berkilah bahwa mereka sudah sangat sibuk karena ada kegiatan pelayanan di tempat lain.
Hari ini Yesus mengatakan kepada kita agar kita pergi mewartakan Kerajaan Allah. Dalam tugas pewartaan itu, kita sudah memperoleh dengan cuma-cuma sehingga kita harus membagikannya dengan cuma-cuma pula. Dengan sabda ini kita diingatkan kembali bahwa Allah sudah memberi kita hidup, Dia pulalah yang sebenarnya memberkati dan menyelenggarakan hidup kita dengan berkat-Nya sehingga hidup yang kita terima itu pada akhirnya menghasilkan buah lewat pekerjaan dan usaha keras kita. Dia memberi kita kehidupan dan berkat-Nya adalah bukan karena jasa kita tetapi terlebih-lebih hanya karena Dia mengasihi kita. Maka dengan menyadari ini, kita patutlah dan sudah selayaknya menjalankan tugas perutusan kita dengan penuh sukacita dan membagikan sukacita yang telah kita peroleh kepada sesama dengan cuma-cuma pula.
Sabda Yesus ini mengingatkan kita agar kita waspada jangan sampai kita jatuh pada mentalitas balas saja dalam karya pelayanan kepada sesama. Juga lewat sabda hari ini, kita diajak untuk yakin bahwa bila kita menjalankan tugas perutusan dengan penuh sukacita tanpa mengharapkan imbalan, balasa jasa, Allah sendiri pasti akan membalasnya dengan berkat berlimpah. Kita tidak usah mengharapkan balas jasa dari pelayanan atau dari orang yang kita layani, sebab Allah sendiri telah memberi kita dan ketika kita membagikannya, Allahpun akan semakin memberi kita kepercayaan yang lebih besar lagi. Amin.
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
RENUNGAN:
“Beli dua, gratis 1.” Beginilah sering bahasa iklan dalam menjual produk mereka, karena memang manusia umumnya suka yang gratis. Dalam dunia bisnis walaupun terkadang dikatakan gratis, tentu mereka sudah memperhitungkan keuntungan, karena tentu mereka tidak mau rugi dalam usaha. Siapa yang mau rugi dalam usaha. Tetapi masih adakah yang gratis dalam hidup sekarang ini? Sekarang ini semua harus dibeli, malah harga-harga semakin malah dan butuh pengorbanan, seakan tidak ada lagi yang gratis. Karena itulah umumya kita menganggap bahwa yang ada pada kita misalnya harta, kedudukan dan pangkat adalah karena usaha keras dan perjuangan kita, tidak diperoleh dengan gratis. Kiranya kita sudah sulit melihat bahwa Allah masih berperan dalam kehidupan kita dan juga terutama dalam sukses yang kita peroleh.
Mental seperti ini juga sudah merasuki dalam kehidupan menggereja. Seringkali ada umat yang mengusulkan agar para pengurus Gereja juga mendapatkan gaji tetap, karena saat ini sulit mencari orang yang sungguh-sungguh mau berkorban untuk pelayanan, mungkin dengan mendapatkan gaji, banyak orang yang mau menjadi pengurus Gereja. Mungkin saja ada orang yang berpikir bahwa kalau sekiranya para imam mendapatkan gaji sesuai dengan pendidikan mereka, bisa menjadi kaya walau tidak menikah, mungkin banyak yang mau menjadi imam. Pemikiran nakal ini bisa saja muncul karena manusia sekarang masuk dalam prinsip bahwa semuanya diperoleh dengan perjuangan dan bayaran yang besar. Hal ini juga bisa dikaitkan dalam para imam. Para imam harus menjalani pendidikan selama kurang lebih 9 tahun dan harus hidup selibat dan menghayati 3 kaul. Sehingga rasanya menjadi imam juga bukan gratis dalam arti tanpa perjuangan dan pengorbanan. Namun syukurlah, pemikiran demikian belum ada dalam benak para imam hingga saat ini.
Walaupun demikian, bukan suatu rahasia bahwa dalam kehidupan pelayanan Gereja juga sudah seringkali kita temui bahwa pelayan harus dihargai dalam pelayanannya. Kerapkali dikatakan bukan gaji, upah tetapi penghargaan atau uang lelah. Namun yang kerak terjadi, seorang pengkotbah yang terkenal sudah membuat tarif sekali mengundang beliau. Rasanya tidak ada seorang pelayan atau pengkotbah terkenal mau menghadiri pelayanan atau menerima tawaran pelayanan kalau tidak mendapatkan upah yang pantas atau tanpa bayaran. Kalau bayaran yang ditawarkan tidak memuaskan, bisa saya mereka berkilah bahwa mereka sudah sangat sibuk karena ada kegiatan pelayanan di tempat lain.
Hari ini Yesus mengatakan kepada kita agar kita pergi mewartakan Kerajaan Allah. Dalam tugas pewartaan itu, kita sudah memperoleh dengan cuma-cuma sehingga kita harus membagikannya dengan cuma-cuma pula. Dengan sabda ini kita diingatkan kembali bahwa Allah sudah memberi kita hidup, Dia pulalah yang sebenarnya memberkati dan menyelenggarakan hidup kita dengan berkat-Nya sehingga hidup yang kita terima itu pada akhirnya menghasilkan buah lewat pekerjaan dan usaha keras kita. Dia memberi kita kehidupan dan berkat-Nya adalah bukan karena jasa kita tetapi terlebih-lebih hanya karena Dia mengasihi kita. Maka dengan menyadari ini, kita patutlah dan sudah selayaknya menjalankan tugas perutusan kita dengan penuh sukacita dan membagikan sukacita yang telah kita peroleh kepada sesama dengan cuma-cuma pula.
Sabda Yesus ini mengingatkan kita agar kita waspada jangan sampai kita jatuh pada mentalitas balas saja dalam karya pelayanan kepada sesama. Juga lewat sabda hari ini, kita diajak untuk yakin bahwa bila kita menjalankan tugas perutusan dengan penuh sukacita tanpa mengharapkan imbalan, balasa jasa, Allah sendiri pasti akan membalasnya dengan berkat berlimpah. Kita tidak usah mengharapkan balas jasa dari pelayanan atau dari orang yang kita layani, sebab Allah sendiri telah memberi kita dan ketika kita membagikannya, Allahpun akan semakin memberi kita kepercayaan yang lebih besar lagi. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.