Renungan Hari Sabtu Pekan Paskah ke VII, 11 Juni 2011
(Barnabas, Rasul)
Kis 11:21b, 13:1-3, Mzm98:2-3ab, 3c-4,5-6, Mat 10:7-13
(Barnabas, Rasul)
Kis 11:21b, 13:1-3, Mzm98:2-3ab, 3c-4,5-6, Mat 10:7-13
BACAAN INJIL:
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
RENUNGAN:
Sekarang ini prinsip untung rugi sungguh menggejala dalam hidup manusia, bahkan prinsip ini juga sudah menggejala dalam kehidupan beriman dan menggereja. Orang kadang berpikir apa untung yang didapat bila aktif menggereja. Apa untung yang didapatkan bila aktif menjadi pengurus Gereja. Maka tidak heran bahwa pernah pengurus gereja mengusulkan agar Gereja Katolik menganggarkan gaji buat para pengurus gereja. Sebab pada kenyataan bahwa menjadi pengurus Gereja adalah suatu pengorbanan baik dalam hal materi, waktu dan bahkan kadang-kadang justru korban perasaan. Oleh karena itu, sangatlah sulit juga untuk mencari orang yang mau menjadi pengurus Gereja, karena sifatnya adalah pelayanan dan pengorbanan.
Juga tidak jarang kita temui orang-orang yang mungkin mendapat karunia juga sudah memasang tarif dalam pelayanan. Misalnya mungkin ada seorang pengkotbah ulung yang sudah memasang tarif jika mendapat undangan untuk menyampaikan firman Tuhan. Bahkan mungkin bila tarif yang dimintanya tidak sesuai, dia tidak mau menerima undangan tersebut dengan alasan jadwal sudah padat. Selain itu, ada juga mungkin orang yang mendapat rahmat rejeki berlimpah melebihi orang lain, tetapi bila dimintai sumbangan orang itu begitu pelit karena merasa bahwa semua yang dia miliki adalah karena kerja kerasnya sendiri.
Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa tugas perutusan mewartakan kerajaan Allah ditujukan kepada semua murid. Yesus mengatakan bahwa para murid sudah mendapatkan cuma-cuma dari Allah sehingga dalam melaksanakan tugas itu para murid harus memberikan dengan cuma-cuma pula. Persoalan yang juga muncul adalah apa yang telah kita terima secara cuma-cuma dari Allah? Ada orang yang merasa tidak mendapatkan apa-apa. Adapula orang yang merasa bahwa segala yang dia miliki bukan karena pemberian Allah karena usaha dan kerja kerasnya. Dalam semuanya itu kita harus ingat bahwa Tuhan telah memberi kita hidup, Tuhan pula memelihara hidup kita dengan berkat-Nya sehingga hidup kita menghasilkan buah, ada yang menghasilkan buah banyak dan ada yang sedikit. Semua itu kita terima dari Tuhan secara cuma-cuma, baik itu harta maupun kemampuan-kemampuan yang ada pada kita. Kita harus menyadari hal ini sehingga dengan menaydari hal ini, suatu kewajiban bagi kita untuk menggunakannya sebagai jalan untuk mewartakan kerajaan Allah . Dalam tugas itu kita melakukannya dengan cuma-cuma karena sudah terlebih dahulu menerima dengan cuma-cuma pula dari Allah.
Demikian pula dengan menyadari semuanya itu, dalam menjalankan tugas perutusan kita mewartakan kerajaan Allah, kita hendaknya menjalankan semuanya semata-mata untuk kemuliaan Tuhan, tidak mencari kepentingan dan penghormatan diri. Dalam tugas itu, Yesus meminta kita agar kita tidak membawa perlengkapan, tidak usah khawatir akan semuanya, karena Tuhan sendiri akan menyanggupkan kita dan memberi apa yang perlu untuk kita dalam menjalankan tugas itu. Sabda Yesus ini juga mengajak kita untuk percaya pada penyelenggaraan Allah dalam hidup kita. Semoga kita menyadari bahwa kita telah menerima karunia dari Allah secara cuma-cuma, sehingga kita juga hendaknya membagikannya kepada sesama kita dengan cuma-cuma pula. Amin.
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
RENUNGAN:
Sekarang ini prinsip untung rugi sungguh menggejala dalam hidup manusia, bahkan prinsip ini juga sudah menggejala dalam kehidupan beriman dan menggereja. Orang kadang berpikir apa untung yang didapat bila aktif menggereja. Apa untung yang didapatkan bila aktif menjadi pengurus Gereja. Maka tidak heran bahwa pernah pengurus gereja mengusulkan agar Gereja Katolik menganggarkan gaji buat para pengurus gereja. Sebab pada kenyataan bahwa menjadi pengurus Gereja adalah suatu pengorbanan baik dalam hal materi, waktu dan bahkan kadang-kadang justru korban perasaan. Oleh karena itu, sangatlah sulit juga untuk mencari orang yang mau menjadi pengurus Gereja, karena sifatnya adalah pelayanan dan pengorbanan.
Juga tidak jarang kita temui orang-orang yang mungkin mendapat karunia juga sudah memasang tarif dalam pelayanan. Misalnya mungkin ada seorang pengkotbah ulung yang sudah memasang tarif jika mendapat undangan untuk menyampaikan firman Tuhan. Bahkan mungkin bila tarif yang dimintanya tidak sesuai, dia tidak mau menerima undangan tersebut dengan alasan jadwal sudah padat. Selain itu, ada juga mungkin orang yang mendapat rahmat rejeki berlimpah melebihi orang lain, tetapi bila dimintai sumbangan orang itu begitu pelit karena merasa bahwa semua yang dia miliki adalah karena kerja kerasnya sendiri.
Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa tugas perutusan mewartakan kerajaan Allah ditujukan kepada semua murid. Yesus mengatakan bahwa para murid sudah mendapatkan cuma-cuma dari Allah sehingga dalam melaksanakan tugas itu para murid harus memberikan dengan cuma-cuma pula. Persoalan yang juga muncul adalah apa yang telah kita terima secara cuma-cuma dari Allah? Ada orang yang merasa tidak mendapatkan apa-apa. Adapula orang yang merasa bahwa segala yang dia miliki bukan karena pemberian Allah karena usaha dan kerja kerasnya. Dalam semuanya itu kita harus ingat bahwa Tuhan telah memberi kita hidup, Tuhan pula memelihara hidup kita dengan berkat-Nya sehingga hidup kita menghasilkan buah, ada yang menghasilkan buah banyak dan ada yang sedikit. Semua itu kita terima dari Tuhan secara cuma-cuma, baik itu harta maupun kemampuan-kemampuan yang ada pada kita. Kita harus menyadari hal ini sehingga dengan menaydari hal ini, suatu kewajiban bagi kita untuk menggunakannya sebagai jalan untuk mewartakan kerajaan Allah . Dalam tugas itu kita melakukannya dengan cuma-cuma karena sudah terlebih dahulu menerima dengan cuma-cuma pula dari Allah.
Demikian pula dengan menyadari semuanya itu, dalam menjalankan tugas perutusan kita mewartakan kerajaan Allah, kita hendaknya menjalankan semuanya semata-mata untuk kemuliaan Tuhan, tidak mencari kepentingan dan penghormatan diri. Dalam tugas itu, Yesus meminta kita agar kita tidak membawa perlengkapan, tidak usah khawatir akan semuanya, karena Tuhan sendiri akan menyanggupkan kita dan memberi apa yang perlu untuk kita dalam menjalankan tugas itu. Sabda Yesus ini juga mengajak kita untuk percaya pada penyelenggaraan Allah dalam hidup kita. Semoga kita menyadari bahwa kita telah menerima karunia dari Allah secara cuma-cuma, sehingga kita juga hendaknya membagikannya kepada sesama kita dengan cuma-cuma pula. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.