“Pornografi” dalam Alkitab, Kristen kecam
Kaum Muslim memprotes pembakaran Alquran
Pada 2 Juni, politisi Kristen dan pemimpin Gereja mengecam keras tuduhan yang dibuat oleh sebuah organisasi Muslim tentang “pornografi” dalam Alkitab.
Julius Salik, pelaksana World Minorities Alliance dan mantan menteri federal, mengatakan, tuduhan itu merupakan suatu ketidakadilan terhadap umat Kristen dan suatu pelanggaran terhadap kebebasan beragama dari umat Kristen.
“Campur tangan yang tidak semestinya dalam urusan agama akan menimbulkan perselisihan dan perpecahan di antara para penganut kedua agama, katanya dalam sebuah pernyataan pers.
Sebuah partai politik berhaluan agama sedang berusaha mengoreksi klaimnya bahwa Alkitab mengandung “pornografi.”
Dalam konferensi pers 30 Mei di Lahore, Jamiat Ulema-e-Islammengajukan banding ke Mahkamah Agung Pakistan untuk memeriksa “materi yang bersifat penmghujatan” dalam Alkitab.
Pemimpin partai, Maulana Abdul Rauf Farooqi dan ulama lain mengutip “cerita Alkitab yang tidak bermoral” dan menyatakan bahwa “sisipan tersebut sangat menyinggung perasaan Muslim, yang sangat menghormati semua nabi dan berbagai kitab suci sebagai bagian dari keyakinan agama dan bahkan tidak pernah berpikir bahwa penyisi[pan itu merupakan penghujatan terhadap para nabi dan kitab suci.”
Tidak ada kemungkinan bentrokan apapun antara kedua agama selama pengadilan masih berfungsi, kata Farooqi. “Para pengacara kami sedang bersiap untuk meminta pengadilan agar melarang buku tersebut, kami tidak akan mengikuti jejak Terry Jones dan membakar kitab suci,” katanya.
Gereja di Pakistan, dan seluruh dunia, mengutuk Pendeta Terry Jones dari Florida karena memberi perintah untuk membakar Alquran lebih dari dua bulan lalu. Namun setelah itu, peristiwa selanjutnya bahwa membuat para pemimpin Gereja khawatir.
“Ini semua hanya mau membunyikan genderang perang salib,” kata Pastor James Channan, koordinator regional United Religious Initiative.
Dia menyebut tuntutan para ulama Islam itu sebagai suatu “pukulan keras bagi umat Kristen” di Pakistan. “Ini merupakan langkah mundur. Kita harus membela Alkitab yang kita pegang demi kehidupan kita di setiap janjang. Mahkamah Agung tidak bisa menangani kegilaan semacam itu.”
“Tak seorang pun di dunia dapat menilai Alkitab. Ini merupakan respon gila terhadap kegilaan yang dilakukan oleh individu tertentu,” kata Pendeta Timotheus Nasir, pemimpin United Presbyterian Church.
Disadur dari : Christians rebut Bible ‘pornography’ claim (ucanews.com)Tanggal publikasi: 3 Juni 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.