Renungan Harian Pekan Paskah VI, Selasa 31 Mei 2011
Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet
Zef 3:14-18 atau Rm 12:9-16b, MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6, Luk 1:39-56
Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet
Zef 3:14-18 atau Rm 12:9-16b, MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6, Luk 1:39-56
BACAAN INJIL:
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
RENUNGAN:
Kepekaan terhadap kebutuhan sesama dan kerelaan membantu sesama, merupakan keutamaan kristiani yang hampir luntur oleh perkembangan zaman. Sebab sekarang ini banyak orang yang menghayati individualism, masing-masing sibuk hanya untuk diri sendiri, kurang perhatian pada orang lain, bahkan seakan tidak membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Kalaupun masih merasa membutuhkan orang lain, seringkali hanya sekedar dan bila orang lain itu menguntungkan bagi dirinya. Kita lihat saja salah satu contoh kecil bahwa di kota-kota banyak rumah yang mempunyai tembok tinggi-tinggi, seakan rumah itu terpisah dari dunia luar. Mungkin orang mengatakan bahwa itu dibuat demi keamanan, tetapi sebenarnya tanpa sadar tembok itu menggambarkan penghuninya memisahkan diri dari dunia luar. Sehingga pernah kita dengar bahwa orang tidak lagi mengenal siapa tetangganya dan bahkan mungkin sampai tetangganya meninggal, mereka tidak tahu.
Hari ini kita mendengarkan dalam Injil, Maria setelah menerima kabar dari malaikat Tuhan Elisabet telah mengandung, Maria langsung bergebas untuk menemuinya. Menurut para ahli, perjalanan Maria menuju rumah Zakaria bukanlah dekat, apalagi saat itu tidak ada kendaraan, Maria hanya berjalan kaki. Namun kegembiraan, kepekaan dan kepedulian Maria pada Elisabet saudarinya, mengalahkan sulitnya perjalanan yang dia tempuh. Maria yang beroleh kepercayaan dari Tuhan, membagikannya kepada Elisabet. Elisabet juga merasakan perhatian, cinta dan perhatian Maria, sehingga dia bersyukur dan memuji Maria. Pujiannya tentu sebagai kesadaran diri dan kegembiraan karena mendapat kebaikan dari Maria.
Maria memberi teladan bagi kita, bahwa kita sudah mendapatkan berkat dari Tuhan. Bila kita sadar bahwa kita sudah mendapatkan berkat dari Tuhan, tentu kita juga harus dengan rela berbagi sukacita dengan sesama, peka dan rela membantu sesama yang membutuhkannya. Elisabet juga melakukan hal yang sama dengan memuji Maria. Maka semoga kita sadar akan kasih dan berkat yang sudah kita terima dan kitapun peka dan rela membantu sesama kita. Amin.
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
RENUNGAN:
Kepekaan terhadap kebutuhan sesama dan kerelaan membantu sesama, merupakan keutamaan kristiani yang hampir luntur oleh perkembangan zaman. Sebab sekarang ini banyak orang yang menghayati individualism, masing-masing sibuk hanya untuk diri sendiri, kurang perhatian pada orang lain, bahkan seakan tidak membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Kalaupun masih merasa membutuhkan orang lain, seringkali hanya sekedar dan bila orang lain itu menguntungkan bagi dirinya. Kita lihat saja salah satu contoh kecil bahwa di kota-kota banyak rumah yang mempunyai tembok tinggi-tinggi, seakan rumah itu terpisah dari dunia luar. Mungkin orang mengatakan bahwa itu dibuat demi keamanan, tetapi sebenarnya tanpa sadar tembok itu menggambarkan penghuninya memisahkan diri dari dunia luar. Sehingga pernah kita dengar bahwa orang tidak lagi mengenal siapa tetangganya dan bahkan mungkin sampai tetangganya meninggal, mereka tidak tahu.
Hari ini kita mendengarkan dalam Injil, Maria setelah menerima kabar dari malaikat Tuhan Elisabet telah mengandung, Maria langsung bergebas untuk menemuinya. Menurut para ahli, perjalanan Maria menuju rumah Zakaria bukanlah dekat, apalagi saat itu tidak ada kendaraan, Maria hanya berjalan kaki. Namun kegembiraan, kepekaan dan kepedulian Maria pada Elisabet saudarinya, mengalahkan sulitnya perjalanan yang dia tempuh. Maria yang beroleh kepercayaan dari Tuhan, membagikannya kepada Elisabet. Elisabet juga merasakan perhatian, cinta dan perhatian Maria, sehingga dia bersyukur dan memuji Maria. Pujiannya tentu sebagai kesadaran diri dan kegembiraan karena mendapat kebaikan dari Maria.
Maria memberi teladan bagi kita, bahwa kita sudah mendapatkan berkat dari Tuhan. Bila kita sadar bahwa kita sudah mendapatkan berkat dari Tuhan, tentu kita juga harus dengan rela berbagi sukacita dengan sesama, peka dan rela membantu sesama yang membutuhkannya. Elisabet juga melakukan hal yang sama dengan memuji Maria. Maka semoga kita sadar akan kasih dan berkat yang sudah kita terima dan kitapun peka dan rela membantu sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.