Renungan Hari Senin 29 Nopember 2010
Yes 4:2-6, Mzm 122:1-2,3-4a, 4b-5,6-7,8-9, Mat 8:5-11
(Fredericus dr Regensbur)
"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh."Yes 4:2-6, Mzm 122:1-2,3-4a, 4b-5,6-7,8-9, Mat 8:5-11
(Fredericus dr Regensbur)
BACAAN INJIL:
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga.
Demikianlah sabda Tuhan bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN:
Seorang tentara biasanya digambarkan dengan sikap yang tegas, hidup keras, kejam, bicara kasar dan berpenampilan setengah mengerikan sehingga membuat banyak orang takut. Tetapi sungguh berbeda dengan seorang perwira atau tentara yang digambarkan dalam injil hari ini. Malah Yesus memuji iman perwira itu. Perwira ini mempunya perhatian kepada hambanya yang sedang sakit dan bahkan dia datang kepada Yesus dan memohon agar Yesus menyembuhkan hambanya itu. Sungguh sangat jarang seorang tuan yang memperhatikan hamba-hambanya dan bahkan memohonkan penyembuhan bagi hambanya. Malah yang sering kita dengar adalah seorang tuan atau majikan menganiaya pembantunya dan ada pula yang sampai membunuhnya.
Tentara dalam injil ini juga digambarkan sebagai orang yang rendah hati. Dia sadar dia tidak layak menerima Yesus dalam rumahnya. Ungkapan ini selain mengungkapkan kesadaran akan kedosaan atau ketidaklayakan diri, juga suatu pengakuan akan pribadi yang kudus. Dengan mengakui bahwa Yesus adalah Kudus, maka dia menganggap bahwa Yesus tidak layak masuk ke rumahnya.
Selain itu, ungkapan perwira itu juga sungguh luar biasa, dia tidak hanya percaya akan kekudusan Yesus tetapi dia percaya bahwa Yesus punya kuasa yang luar biasa. Perwira itu percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan hambanya hanya dengan berkata saja. Dia sungguh percaya bahwa Yesus tidak harus datang ke rumahnya dan menyentuh hambanya, tetapi hanya dengan bersnda saja, dia pasti akan sembuh. Sehubungan dengan hal ini kita ingat kisah seorang wanita yang sudah lama menderita sakit, wanita itupun mempunyai iman yang begitu besar karena berpikir bahwa hanya dengan menyentuh jubah Yesus saja dia pasti akan sembuh. Iman yang demikian menggambarkan bahwa Yesus mempunyai kuasa penuh dalam dirinya.
Dengan demikian, sungguh benar bahwa Yesus memuji iman perwira itu yang tentunya imannya yang luar biasa bukan hanya karena kata-katanya yang indah tetapi karena itu terpancar dalam kepeduliannnya kepada hambanya yang sedang sakit dan datang dengan rendah hati memohon penyembuhan dari Yesus.
Masa Adven adalah masa pembaharuan diri. Selama masa Adven kita diajak untuk mengisi hidup kita dengan hidup yang baik. Kita bisa belajar dari perwira yang digambarkan dalam Injil hari ini. Hal yang bisa kita teladani yakni:
1. Menerima orang lain sebagai sesama dan membina kepekaan dan perbatian kepada sesama.
Menghargai orang lain sebagai sesama, seringkali merupkan hal yang sulit dilakukan apalagi bila orang lain itu statusnya lebih rendah dari kita, apalagi bila mereka itu adalah pegawai atau pembantu. Selama masa Adven ini kita diajak untuk berani melihat dan menyadari bahwa orang lain bahkan adalah sesama kita dan hendaknya kita tidak pernah menganggap bahwa orang lain itu statusnya lebih rendah dari kita. Kita hendaknya menanamkan dalam diti keita bahwa bagaimanapun keadaan seseorang, mereka adalah saudara kita, sama seperti kita. Selain itu hendaknya membina dan mengupayakan sikap kepekaan dan perhatian kepada sesama yang menderita. Semuanya itu haruslah terwujud dalam suatu perbuatan nyata. Perwira itu memohonkan kesembuhan buat hambanya dari Yesus. Kitapun dapat melakukannya dalam masa Adven ini. Hal yang bisa kita lakukan adalah mengusahakan waktu untuk memperhatikan dan mengunjungi sesama kita yang sedang menderita sakit, kita memberi penghiburan dan keteguhan iman serta berdoa mohon kesembuhan dari Yesus untuk mereka. Selain itu, kita ketahui bahwa selama masa Adven biasanya Gereja menganjurkan adanya pengmupulan Aksi Natal yang kelak pada hari Natal dikumpulkan. Nah, coba hal ini kita hanyati dengan sungguh-sungguh, yakni sama halnya selama masa prapaskah kita diajak untuk ugahari dalam kesenangan-kesenangan demikian juga selama masa adven, kita diajak untuk menyisihkan sedikit dari rejeki yang kita dapatkan, mengurangi pengeluaran untuk kesenangan kita dan hasil semuanya kita persembahkan sebagai aksi Natal. Janganlah kiranya aksi Natal kita itu kita keluarkan dari kelebihan uang atau harta kita, tetapi hendaknya kita beri dari hasil upaya kita untuk mengurangi kesenangan diri.
2. Sikap yang kedua yang bisa kita bina selama masa Adven adalah Kerendahan hati
Menyadari diri bahwa kita berdosa dan tidak pantas di hadapan Tuhan, tentu akan menghantar kita pada sikap pertobatan hidup. Sehingga selama masa Adven ini, kita memperbaharui hidup dengan berusaha hidup sesudai dengan kehendak Tuhan. Ungkapan perwira yang kita dengan hari ini, kita ucapkan setiap hari manakala kita hendak menerima komuni suci. Namun apakah kalimat itu kita ungkapkan dengan kesungguhan hati sehingga kita berusaha untuk memperbaharui diri setiap saan? Banyak orang yang merasa dirinya baik, tidak membutuhkan pertobatan hidup dan bahkan menganggap dirinya sempurna sehingga tidak membutuhkan Tuhan dalam hidupnya. Semoga kita tidak menjadi bagian orang yang demikian.
3. Sikap hidup yang perlu kita bina adalah percaya akan Yesus yang mahakuasa dan sabda-Nya juga penuh kuasa.
Sekarang ini percaya kepada Yesus dan sabda-Nya bukan hal yang mudah. Iman kepada Yesus dan sabda-Nya berbenturan dan bahkan dirongrong oleh sikap hidup manusia yang lebih mengedepankan ilmu pengetahuan, kemajuan zaman dan tekhnologi dan akal budi manusia. Perwira yang digambarkan di atas, walau sudah memiliki pangkat, kuasa dan tentunya harta yang banyak, tetap datang dan percaya pada kuasa yang ada dalam diri Yesus. Mari kita juga membina iman kita yakni dengan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, Dia memiliki kuasa dalam diri-Nya dan sabda-Nya.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Pada masa adven ini, tekadkanlah dalam diri Anda untuk mengurangi kesenangan Anda dan menyisihkannya untuk orang miskin dan ini dipersembahkan sebagai Aksi Natal.
2. Cobalah untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kecil.
3. Percayalah pada Yesus dan sabda-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN:
Seorang tentara biasanya digambarkan dengan sikap yang tegas, hidup keras, kejam, bicara kasar dan berpenampilan setengah mengerikan sehingga membuat banyak orang takut. Tetapi sungguh berbeda dengan seorang perwira atau tentara yang digambarkan dalam injil hari ini. Malah Yesus memuji iman perwira itu. Perwira ini mempunya perhatian kepada hambanya yang sedang sakit dan bahkan dia datang kepada Yesus dan memohon agar Yesus menyembuhkan hambanya itu. Sungguh sangat jarang seorang tuan yang memperhatikan hamba-hambanya dan bahkan memohonkan penyembuhan bagi hambanya. Malah yang sering kita dengar adalah seorang tuan atau majikan menganiaya pembantunya dan ada pula yang sampai membunuhnya.
Tentara dalam injil ini juga digambarkan sebagai orang yang rendah hati. Dia sadar dia tidak layak menerima Yesus dalam rumahnya. Ungkapan ini selain mengungkapkan kesadaran akan kedosaan atau ketidaklayakan diri, juga suatu pengakuan akan pribadi yang kudus. Dengan mengakui bahwa Yesus adalah Kudus, maka dia menganggap bahwa Yesus tidak layak masuk ke rumahnya.
Selain itu, ungkapan perwira itu juga sungguh luar biasa, dia tidak hanya percaya akan kekudusan Yesus tetapi dia percaya bahwa Yesus punya kuasa yang luar biasa. Perwira itu percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan hambanya hanya dengan berkata saja. Dia sungguh percaya bahwa Yesus tidak harus datang ke rumahnya dan menyentuh hambanya, tetapi hanya dengan bersnda saja, dia pasti akan sembuh. Sehubungan dengan hal ini kita ingat kisah seorang wanita yang sudah lama menderita sakit, wanita itupun mempunyai iman yang begitu besar karena berpikir bahwa hanya dengan menyentuh jubah Yesus saja dia pasti akan sembuh. Iman yang demikian menggambarkan bahwa Yesus mempunyai kuasa penuh dalam dirinya.
Dengan demikian, sungguh benar bahwa Yesus memuji iman perwira itu yang tentunya imannya yang luar biasa bukan hanya karena kata-katanya yang indah tetapi karena itu terpancar dalam kepeduliannnya kepada hambanya yang sedang sakit dan datang dengan rendah hati memohon penyembuhan dari Yesus.
Masa Adven adalah masa pembaharuan diri. Selama masa Adven kita diajak untuk mengisi hidup kita dengan hidup yang baik. Kita bisa belajar dari perwira yang digambarkan dalam Injil hari ini. Hal yang bisa kita teladani yakni:
1. Menerima orang lain sebagai sesama dan membina kepekaan dan perbatian kepada sesama.
Menghargai orang lain sebagai sesama, seringkali merupkan hal yang sulit dilakukan apalagi bila orang lain itu statusnya lebih rendah dari kita, apalagi bila mereka itu adalah pegawai atau pembantu. Selama masa Adven ini kita diajak untuk berani melihat dan menyadari bahwa orang lain bahkan adalah sesama kita dan hendaknya kita tidak pernah menganggap bahwa orang lain itu statusnya lebih rendah dari kita. Kita hendaknya menanamkan dalam diti keita bahwa bagaimanapun keadaan seseorang, mereka adalah saudara kita, sama seperti kita. Selain itu hendaknya membina dan mengupayakan sikap kepekaan dan perhatian kepada sesama yang menderita. Semuanya itu haruslah terwujud dalam suatu perbuatan nyata. Perwira itu memohonkan kesembuhan buat hambanya dari Yesus. Kitapun dapat melakukannya dalam masa Adven ini. Hal yang bisa kita lakukan adalah mengusahakan waktu untuk memperhatikan dan mengunjungi sesama kita yang sedang menderita sakit, kita memberi penghiburan dan keteguhan iman serta berdoa mohon kesembuhan dari Yesus untuk mereka. Selain itu, kita ketahui bahwa selama masa Adven biasanya Gereja menganjurkan adanya pengmupulan Aksi Natal yang kelak pada hari Natal dikumpulkan. Nah, coba hal ini kita hanyati dengan sungguh-sungguh, yakni sama halnya selama masa prapaskah kita diajak untuk ugahari dalam kesenangan-kesenangan demikian juga selama masa adven, kita diajak untuk menyisihkan sedikit dari rejeki yang kita dapatkan, mengurangi pengeluaran untuk kesenangan kita dan hasil semuanya kita persembahkan sebagai aksi Natal. Janganlah kiranya aksi Natal kita itu kita keluarkan dari kelebihan uang atau harta kita, tetapi hendaknya kita beri dari hasil upaya kita untuk mengurangi kesenangan diri.
2. Sikap yang kedua yang bisa kita bina selama masa Adven adalah Kerendahan hati
Menyadari diri bahwa kita berdosa dan tidak pantas di hadapan Tuhan, tentu akan menghantar kita pada sikap pertobatan hidup. Sehingga selama masa Adven ini, kita memperbaharui hidup dengan berusaha hidup sesudai dengan kehendak Tuhan. Ungkapan perwira yang kita dengan hari ini, kita ucapkan setiap hari manakala kita hendak menerima komuni suci. Namun apakah kalimat itu kita ungkapkan dengan kesungguhan hati sehingga kita berusaha untuk memperbaharui diri setiap saan? Banyak orang yang merasa dirinya baik, tidak membutuhkan pertobatan hidup dan bahkan menganggap dirinya sempurna sehingga tidak membutuhkan Tuhan dalam hidupnya. Semoga kita tidak menjadi bagian orang yang demikian.
3. Sikap hidup yang perlu kita bina adalah percaya akan Yesus yang mahakuasa dan sabda-Nya juga penuh kuasa.
Sekarang ini percaya kepada Yesus dan sabda-Nya bukan hal yang mudah. Iman kepada Yesus dan sabda-Nya berbenturan dan bahkan dirongrong oleh sikap hidup manusia yang lebih mengedepankan ilmu pengetahuan, kemajuan zaman dan tekhnologi dan akal budi manusia. Perwira yang digambarkan di atas, walau sudah memiliki pangkat, kuasa dan tentunya harta yang banyak, tetap datang dan percaya pada kuasa yang ada dalam diri Yesus. Mari kita juga membina iman kita yakni dengan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, Dia memiliki kuasa dalam diri-Nya dan sabda-Nya.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Pada masa adven ini, tekadkanlah dalam diri Anda untuk mengurangi kesenangan Anda dan menyisihkannya untuk orang miskin dan ini dipersembahkan sebagai Aksi Natal.
2. Cobalah untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kecil.
3. Percayalah pada Yesus dan sabda-Nya.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.