Renungan Hari Rabu 1 Desember 2010
Yes 25:6-10a, Mzm 23:1-3q,3b-4,5,6, Mat 15:29-37
(Pw B. Dionisius & Redemptus)
Yes 25:6-10a, Mzm 23:1-3q,3b-4,5,6, Mat 15:29-37
(Pw B. Dionisius & Redemptus)
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu."
BACAAN INJIL:
Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.
Demikianlah Injil Yesus bagi kita Hari ini.
PERMENUNGAN:
Yesus sungguh Tuhan yang mahakuasa dan sungguh penuh cintakasih. Ketika Yesus naik ke atas bukit dan duduk di situ, orang banyak datang berbondong-bondong membawa banyak orang sakit untuk disembuhkannya. Penginjil tidak mengatakan untuk apa Yesus naik ke atas bukit dan duduk di situ, mungkin saja untuk mengajar seperti biasanya atau bisa saja untuk istirahat sejenak. Namun walaupun demikian, Dia tidak menolak orang yang datang kepada-Nya untuk disembuhkan. Yesus menyembuhkan mereka semua dan hal itu membuat orang yang melihat mukijajat yang diperbuat oleh Yesus. Apa yang diperbuat oleh Yesus tentu bukan didasari untuk dikagumi oleh orang banyak atau untuk memamerkan kuasa Allah yang ada dalam diri-Nya, tetapi semuanya didasari oleh kasih yang sangat besar yang ada dalam diri-Nya kepada manusia, khususnya orang-orang yang menderita. Kasih yang besar ini terungkap nyata dalam kata-kata Yesus kepada para murid, “"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Yesus sungguh tidak hanya memiliki kuasa menyembuhkan tetapi juga sungguh memperhatikan, memelihara dan tidak akan membiarkan hidup manusia itu binasa.
Dalam masa Adven ini, kita diajak untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan yakni dengan menata iman kita kepada Yesus Sang Almasih dan juga merubah hidup kita. Sabda Yesus di atas menjadi suatu gambaran bagi kita bahwa kita juga sebenarnya termasuk orang-orang yang ‘sakit’ yang butuh penyembuhan dari Yesus. Hendaknya kitapun berani datang kepada Yesus untuk disembuhkan dari ‘penyakit’ yang diakibatkan oleh kelemahan manusiawi kita dan kedosaan kita. Yesus tidak akan menolak kita dan bahkan Dia akan menyembuhkan kita. Lebih dari itu, Dia tidak akan membiarkan kita pergi atau berjalan dalam hidup ini sendirian tanpa bekal kekuatan, tanpa berkat-Nya, Dia akan memberi kita makanan/berkat-Nya sehingga kita mampu berjalan melanjutkan kehidupan kita.
Lewat injil hari ini, kita juga diajak untuk membina diri dan meneladan kemurahan hati Yesus, terutama kepada orang-orang sakit dan miskin.
Siapa yang rela berbagi rejeki dengan orang yang miskin? Mungkin jawabannya tidak banyak orang yang rela berbagi, karena berbagai alasan. Ketika melihat orang miskin, bisa saja orang menganggap hal biasa saja karena sudah terlalu seringnya melihat orang yang miskin dalam kehidupan ini. Adapula yang mungkin merutuk dalam hati dengan mengatakan bahwa mereka pura-pura miskin atau mereka miskin karena kesalahan sendiri, karena mereka malas dan tidak mau bekerja keras dalam hidup. Adapula yang cuek saja ketika melihat orang miskin karena merasa dirinya juga miskin sehingga bagaimana mungkin memikirkan apalagi membantu orang miskin. Mungkin juga ada yang tergerak hatinya melihat orang miskin, ingin membantu tetapi tidak tahu berbuat apa-apa karena merasa dirinya miskin dan tidak punya apa-apa untuk diberikan. Kira-kira demikian beberapa pandangan negative yang bisa muncul ketika berhadapan atau melihat orang miskin.
Sikap seperti di atas hendaknya kita ubah dengan sikap seperti yang diteladankan Yesus Kristus. Kitapun hendaknya tidak pernah menolak orang yang datang untuk membinta bantuan kepada kita, tidak pernah menolak seorang peminta-minta yang datang ke rumah kita untuk meminta sedekah. Pemikiran seperti yang kita lihat di atas, itu sama halnya menolak orang miskin atau orang yang meminta bantuan dari kita.
Di sekitar kita banyak orang sakit, baik itu sakit fisik maupun rohani, kitapun hendaknya tidak menolak mereka, tetapi memberi penyembuhan kepada mereka. Memang kita tidak bisa seperti Yesus yang memberi kesembuhan fisik kepada orang yang sakit, tetapi dengan tidak menolak mereka dan mendoakan mereka, kita bisa memberi mereka kesembuhan rohani. Soal penyembuhan, kita tidak harus senantiasa berpikir tentang kesembuhan fisik. Tetapi pertama-tama yang kita upayakan adalah kesembuhan rohani mereka, yang membuat orang sakit memiliki kembali semangat untuk hidup, iman dan harapan kepada Yesus. Dengan kesembuhan rohani itu, kita berdoa dan berharap agar Tuhan yang menyempurnakan kesembuhan fisik orang-orang yang sakit.
Namun kiranya kita tidak cukup hanya merasa iba, prihatin terhadap orang-orang yang menderita. Kita harus berbuat sesuatu yang nyata kepada orang-orang miskin yang membutuhkan bantuan. Seringkali kita berpikir bahwa kita tidak mempunya banyak uang atau harta untuk membatu orang-orang miskin. Kita juga berpikir bahwa kita masih kekurangan, sehingga tidak mungkin bisa memberi dan berbagi kepada orang-orang miskin.
Hal yang menarik kami alami dari pencarian dana untuk pembangunan Gereja Paroki Tigalingga. Dari sekian orang yang menyumbang adalah berstatus mahasiswa/I bahkan ada pelajar. Mereka mengetahui penggalangan dana lewat FB atau internet. Mereka merasa tergerak dan menyumbang dengan menyisihkan biaya hidup kuliah atau sekolah mereka. Mereka memberi bukan dari kelebihan mereka, karena mereka belum bekerja, tetapi mereka memberi dari jatah biaya atau dana yang mereka butuhkan.
Dalam injil tadi, Yesus memberi orang banyak itu makan sampai kenyang dengan mempergandakan 7 roti dan beberapa ikan kecil. Jumlah awal roti dan ikan itu, tentu jumlah yang sedikit dan mungkin untuk Yesus dan para rasul saja pasti tidak akan cukup. Tetapi Yesus mengucap syukur atas jumlah yang sedikit itu, mempergandakannya dan membagikannya kepada orang banyak. Memberi dan merbagi rejeki bukan berarti bila kita mempunyai banyak, mempunyai berlebihan dan bila kebutuhan kita sudah cukup terpenuhi. Tetapi kita diajak untuk berani memberi dan berbagi dengan apa yang ada pada kita, yang mungkin bagi kitapun tidak cukup atau kita tidak mempunyai banyak. Tetapi dengan mensyukuri apa yang kita miliki, dan berbagi dengan orang lain yang sangat membutuhkannya, kita percaya bahwa pemberian kita yang kecil itu, pasti akan sangat berguna bagi orang yang kita bantu karena Yesus sendiri yang akan menyempurnakannya. Dan bila kita lakukan itu dengan tulus dan penuh iman, kitapun percaya bahwa Tuhan akan mencukupi kebutuhan kita, sehingga kitapun pada akhirnya tidak menjadi kekurangan. Hal ini memang bukan hal yang mudah untuk kita laksanakan, karena ini mengandaikan iman yang kuat kepada Yesus. Oleh karena itu, mari kita datang kepada Yesus agar Dia menyembuhkan iman kita yang kecil dan lemah. Amin.
REFLEKASI PRIBADI:
1. Semoga hari ini, kita berani datang kepada Yesus untuk disembuhkan dari kelemahan dan kedosaan kita, sehingga sepanjang hari ini kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
2. Semoga hari ini kita berani berbagi rejeki dan sukacita dengan orang lain, bukan karena kita sudah berlebihan tetapi karena kita ingin melakukannya dengan tulus dan penuh iman.
Demikianlah Injil Yesus bagi kita Hari ini.
PERMENUNGAN:
Yesus sungguh Tuhan yang mahakuasa dan sungguh penuh cintakasih. Ketika Yesus naik ke atas bukit dan duduk di situ, orang banyak datang berbondong-bondong membawa banyak orang sakit untuk disembuhkannya. Penginjil tidak mengatakan untuk apa Yesus naik ke atas bukit dan duduk di situ, mungkin saja untuk mengajar seperti biasanya atau bisa saja untuk istirahat sejenak. Namun walaupun demikian, Dia tidak menolak orang yang datang kepada-Nya untuk disembuhkan. Yesus menyembuhkan mereka semua dan hal itu membuat orang yang melihat mukijajat yang diperbuat oleh Yesus. Apa yang diperbuat oleh Yesus tentu bukan didasari untuk dikagumi oleh orang banyak atau untuk memamerkan kuasa Allah yang ada dalam diri-Nya, tetapi semuanya didasari oleh kasih yang sangat besar yang ada dalam diri-Nya kepada manusia, khususnya orang-orang yang menderita. Kasih yang besar ini terungkap nyata dalam kata-kata Yesus kepada para murid, “"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Yesus sungguh tidak hanya memiliki kuasa menyembuhkan tetapi juga sungguh memperhatikan, memelihara dan tidak akan membiarkan hidup manusia itu binasa.
Dalam masa Adven ini, kita diajak untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan yakni dengan menata iman kita kepada Yesus Sang Almasih dan juga merubah hidup kita. Sabda Yesus di atas menjadi suatu gambaran bagi kita bahwa kita juga sebenarnya termasuk orang-orang yang ‘sakit’ yang butuh penyembuhan dari Yesus. Hendaknya kitapun berani datang kepada Yesus untuk disembuhkan dari ‘penyakit’ yang diakibatkan oleh kelemahan manusiawi kita dan kedosaan kita. Yesus tidak akan menolak kita dan bahkan Dia akan menyembuhkan kita. Lebih dari itu, Dia tidak akan membiarkan kita pergi atau berjalan dalam hidup ini sendirian tanpa bekal kekuatan, tanpa berkat-Nya, Dia akan memberi kita makanan/berkat-Nya sehingga kita mampu berjalan melanjutkan kehidupan kita.
Lewat injil hari ini, kita juga diajak untuk membina diri dan meneladan kemurahan hati Yesus, terutama kepada orang-orang sakit dan miskin.
Siapa yang rela berbagi rejeki dengan orang yang miskin? Mungkin jawabannya tidak banyak orang yang rela berbagi, karena berbagai alasan. Ketika melihat orang miskin, bisa saja orang menganggap hal biasa saja karena sudah terlalu seringnya melihat orang yang miskin dalam kehidupan ini. Adapula yang mungkin merutuk dalam hati dengan mengatakan bahwa mereka pura-pura miskin atau mereka miskin karena kesalahan sendiri, karena mereka malas dan tidak mau bekerja keras dalam hidup. Adapula yang cuek saja ketika melihat orang miskin karena merasa dirinya juga miskin sehingga bagaimana mungkin memikirkan apalagi membantu orang miskin. Mungkin juga ada yang tergerak hatinya melihat orang miskin, ingin membantu tetapi tidak tahu berbuat apa-apa karena merasa dirinya miskin dan tidak punya apa-apa untuk diberikan. Kira-kira demikian beberapa pandangan negative yang bisa muncul ketika berhadapan atau melihat orang miskin.
Sikap seperti di atas hendaknya kita ubah dengan sikap seperti yang diteladankan Yesus Kristus. Kitapun hendaknya tidak pernah menolak orang yang datang untuk membinta bantuan kepada kita, tidak pernah menolak seorang peminta-minta yang datang ke rumah kita untuk meminta sedekah. Pemikiran seperti yang kita lihat di atas, itu sama halnya menolak orang miskin atau orang yang meminta bantuan dari kita.
Di sekitar kita banyak orang sakit, baik itu sakit fisik maupun rohani, kitapun hendaknya tidak menolak mereka, tetapi memberi penyembuhan kepada mereka. Memang kita tidak bisa seperti Yesus yang memberi kesembuhan fisik kepada orang yang sakit, tetapi dengan tidak menolak mereka dan mendoakan mereka, kita bisa memberi mereka kesembuhan rohani. Soal penyembuhan, kita tidak harus senantiasa berpikir tentang kesembuhan fisik. Tetapi pertama-tama yang kita upayakan adalah kesembuhan rohani mereka, yang membuat orang sakit memiliki kembali semangat untuk hidup, iman dan harapan kepada Yesus. Dengan kesembuhan rohani itu, kita berdoa dan berharap agar Tuhan yang menyempurnakan kesembuhan fisik orang-orang yang sakit.
Namun kiranya kita tidak cukup hanya merasa iba, prihatin terhadap orang-orang yang menderita. Kita harus berbuat sesuatu yang nyata kepada orang-orang miskin yang membutuhkan bantuan. Seringkali kita berpikir bahwa kita tidak mempunya banyak uang atau harta untuk membatu orang-orang miskin. Kita juga berpikir bahwa kita masih kekurangan, sehingga tidak mungkin bisa memberi dan berbagi kepada orang-orang miskin.
Hal yang menarik kami alami dari pencarian dana untuk pembangunan Gereja Paroki Tigalingga. Dari sekian orang yang menyumbang adalah berstatus mahasiswa/I bahkan ada pelajar. Mereka mengetahui penggalangan dana lewat FB atau internet. Mereka merasa tergerak dan menyumbang dengan menyisihkan biaya hidup kuliah atau sekolah mereka. Mereka memberi bukan dari kelebihan mereka, karena mereka belum bekerja, tetapi mereka memberi dari jatah biaya atau dana yang mereka butuhkan.
Dalam injil tadi, Yesus memberi orang banyak itu makan sampai kenyang dengan mempergandakan 7 roti dan beberapa ikan kecil. Jumlah awal roti dan ikan itu, tentu jumlah yang sedikit dan mungkin untuk Yesus dan para rasul saja pasti tidak akan cukup. Tetapi Yesus mengucap syukur atas jumlah yang sedikit itu, mempergandakannya dan membagikannya kepada orang banyak. Memberi dan merbagi rejeki bukan berarti bila kita mempunyai banyak, mempunyai berlebihan dan bila kebutuhan kita sudah cukup terpenuhi. Tetapi kita diajak untuk berani memberi dan berbagi dengan apa yang ada pada kita, yang mungkin bagi kitapun tidak cukup atau kita tidak mempunyai banyak. Tetapi dengan mensyukuri apa yang kita miliki, dan berbagi dengan orang lain yang sangat membutuhkannya, kita percaya bahwa pemberian kita yang kecil itu, pasti akan sangat berguna bagi orang yang kita bantu karena Yesus sendiri yang akan menyempurnakannya. Dan bila kita lakukan itu dengan tulus dan penuh iman, kitapun percaya bahwa Tuhan akan mencukupi kebutuhan kita, sehingga kitapun pada akhirnya tidak menjadi kekurangan. Hal ini memang bukan hal yang mudah untuk kita laksanakan, karena ini mengandaikan iman yang kuat kepada Yesus. Oleh karena itu, mari kita datang kepada Yesus agar Dia menyembuhkan iman kita yang kecil dan lemah. Amin.
REFLEKASI PRIBADI:
1. Semoga hari ini, kita berani datang kepada Yesus untuk disembuhkan dari kelemahan dan kedosaan kita, sehingga sepanjang hari ini kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
2. Semoga hari ini kita berani berbagi rejeki dan sukacita dengan orang lain, bukan karena kita sudah berlebihan tetapi karena kita ingin melakukannya dengan tulus dan penuh iman.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.