RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI:
SELASA 18 FEBRUARI 2014
(Fransiskus Regis Clet )
Yak. 1:12-18; Mzm. 94:12-13a,14-15,18-19; Mrk. 8:14-21
INJIL :
Dalam perjalananNya ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti." Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul." "Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Tujuh bakul." Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"
RENUNGAN :
Kita tidak tahu mengapa para murid sampai lupa membawa roti perbekalan mereka. Apakah memang lupa karena sibuk atau sengaja tidak membawanya. Kita juga tidak tahu pasti mengapa Yesus tiba-tiba mengatakan supaya mereka berjaga-jaga dan awas terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Wajar para murid berpikir bahwa Yesus mengatakan demikian karena mereka lupa membawa roti perbekalan mereka. Namun kiranya Yesus mengatakan demikian bukan karena para murid kelupaan membawa bekal mereka, sebab bagi Yesus hal itu tidak masalah.
Yesus menggunakan kesempatan itu untuk mengajar dan mengingatkan para murid sehubungan dengan makanan. Bekal dan makanan itu penting tetapi seringkali karena makanan orang jatuh pada hal yang tidak baik. Yang dimaksud dengan ragi orang Farisi dan Herodes adalah cara-cara yang jahat yang dipakai untuk mempengaruhi orang lain.
Cara-cara itu bisa berarti cara jahat yang digunakan lewat makanan.
Hal demikian seringkali terjadi dalam kehidupan kita. Begitu sering kita temui bahwa bila orang kelaparan, mereka akan bisa melakukan apa saja demi untuk mendapatkan makanan, bahkan bisa melakukan hal yang tidak baik. Kita juga seringkali menemukan orang mempengaruhi orang lain dengan memberikan makanan sehingga orang yang diberi makanan akan tunduk pada apapun yang diperintahkan orang yang memberi makan.
Cara ini masih terjadi hingga saat ini. Kita lihat saja masa sekarang ini, seringkali ketika orang kampanye mereka membagi-bagikan makanan kepada rakyat miskin. Makanan dipakai menjadi alat untuk menguasai orang lain.
Hal inilah yang mau dikatakan oleh Yesus kepada para murid dan juga kepada kita. Makanan itu penting bagi kehidupan kita, namun jangan karena makanan kita menjadi disesatkan atau tersesat. Jangan pula menjadikan makanan sebagai alat untuk menguasai orang lain.
Kita harus tetap percaya bahwa kita hidup bukan terutama karena makanan tetapi karena Tuhan yang memberi kita hidup dan memberkati hidup kita. Kita juga harus yakin bahwa Tuhan mampu berbuat apa saja untuk kita dan Tuhan pasti akan memberi kita makanan bahkan rahmat dan berkat-Nya yang perlu bagi kita asal kita tetap setia percaya kepada-Nya. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.