RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA IV:
SABTU 8 FEBRUARI 2014
(Hieronimus Emilianus, Yosefa Bakhita)
1Raj. 3:4-13; Mzm. 119:9,10,11,12,13,14; Mrk. 6:30-34
INJIL :
Suatu hari rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
RENUNGAN:
"Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!"
Pesan ini disampaikan oleh Yesus kepada para murid ketika para murid kembali dari menjalankan tugas perutusan mereka. Hal yang sangat wajar bagi para murid bahwa setelah mereka kembali dari tugas mereka berkumpul dan bercerita suka duka yang mereka alami. Namun Yesus tiba-tiba mengajak mereka pergi ke tempat sunyi. Ternyata ketika mereka sampai di tempat yang mereka tuju, orang banyak tetap mengikuti mereka, mereka tidak jadi beristirahat, mereka tetap melayani orang banyak itu.
Yesus mengajak para murid untuk pergi ke tempat sunyi tentu bukan untuk sekedar istirahat, tetapi agar para murid kembali bersama dengan Yesus setelah mereka beberapa lama berada di luar dalam rangka menjalankan tugas perutusan yang diberikan oleh Yesus. Namun kiranya bagi Yesus melayani orang lain sungguh menjadi tugas penting dan Yesus tidak pernah mengabaikan orang-orang yang datang kepada Dia. Yesus tidak pernah mengenal lelah dalam melayani manusia.
Kalau manusia membutuhkan istirahat atau batas kemampuan untuk bekerja apalagi bekerja untuk orang lain, namun Yesus tidak penah membutuhkan istirahat dan tidak pernah berhenti untuk mengasihi serta melayani orang yang datang kepada Dia. Kapanpun kita datang kepada Dia, Dia akan melayani kita. Yesus tidak pernah lelah dan tidak pernah beristirahat untuk menyatakan kasih-Nya kepada kita.
Teladan Yesus itulah yang harus kita teladani. Memang kita membutuhkan istirahat sehabis bekerja keras.
Kita juga butuh dan harus menyediakan waktu untuk hidup sendiri bersama Yesus. Ini perlu kita lakukan, agar kita tidak hanya sibuk dalam pelayanan tetapi tidak pernah menimba kekuatan dari Yesus yang memberi kita tugas perutusan. Bila kita tidak memberi waktu untuk bersama dengan Yesus, bisa membuat kita menjadi lupa akan tujuan Yesus mengutus kita. Jadi istirahat dari kesibukan itu bukan hanya sekedar keluar dari kesibukan harian dengan pergi bertamasya atau rekreasi. Memang itu penting, tetapi baiklah istirahat yang dimaksud adalah memberi waktu untuk hidup bersama Yesus.
Namun perlu kita meneladan Yesus yang tidak pernah beristirahat atau tidak pernah lelah dalam melayani sesama. Bahkan ketika kita merasa lelah tetapi ada orang yang datang kepada kita untuk meminta pertolongan dari kita, kita haruslah menerima dan melayani mereka. Pelayanan kepada sesama hendaknya tetapi menjadi yang utama bagi kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.