MENJADI PELAYAN BAGI SESAMA
Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang;
sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"
Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."
RENUNGAN
Para Saudara, kutipan Injil yang diperdengarkan kepada kita hari ini tentu sungguh berbeda dengan apa yang umumnya terjadi dan dipikirkan oleh banyak orang dan mungkin kita sendiri juga. Pada umumnya orang merasa dan menganggap dirinya bila mereka punya kuasa sehingga bisa membuat orang tunduk mengikuti perintahnya, bisa memberintah orang lain untuk melakukan seperti yang dikehendakinya dan orang melayaninya.
Orang pasti begitu bangga bila orang lain selalu mau menuruti keinginannya dan menjadi penguasa atas hidup orang lain. Kiranya kutipan sabda Yesus hari ini mungkin saja kita pikir sulit untuk diterapkan dan dihayati dalam hidup kita. Memang berbeda dengan pola pikir dan dengan apa yang terjadi, namun tidak berarti bahwa sabda ini tidak kita hanyati dalam hidup kita. Contoh nyata akan penghayatan sabda ini sudah diteladankan Yesus sendiri.
Yesus adalah Tuhan namun Dia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk dilayani, bahkan Dia sungguh sudah menjadi pelayan bagi kita dengan memberikan diri-Nya seutuhnyaa demi keselamatan kita. Oleh karena itu, mati kita hidup sebagai pelayan bagi sesama. Kebesaran seseorang bukan dilihat dari kuasa yg dimilikinya untuk menguasai orang laintetapi sejauh mana kemampuan atau kuasa yang ada digunakannya untuk melayani sesamanya. Melayani atau menjadi pelayan bagi sesama, kita sungguh orang yang sudah menguasai keinginan daging dan kita terbebasa dari sikap egoisme yang merusak hidup kita.
RENUNGAN
Para Saudara, kutipan Injil yang diperdengarkan kepada kita hari ini tentu sungguh berbeda dengan apa yang umumnya terjadi dan dipikirkan oleh banyak orang dan mungkin kita sendiri juga. Pada umumnya orang merasa dan menganggap dirinya bila mereka punya kuasa sehingga bisa membuat orang tunduk mengikuti perintahnya, bisa memberintah orang lain untuk melakukan seperti yang dikehendakinya dan orang melayaninya.
Orang pasti begitu bangga bila orang lain selalu mau menuruti keinginannya dan menjadi penguasa atas hidup orang lain. Kiranya kutipan sabda Yesus hari ini mungkin saja kita pikir sulit untuk diterapkan dan dihayati dalam hidup kita. Memang berbeda dengan pola pikir dan dengan apa yang terjadi, namun tidak berarti bahwa sabda ini tidak kita hanyati dalam hidup kita. Contoh nyata akan penghayatan sabda ini sudah diteladankan Yesus sendiri.
Yesus adalah Tuhan namun Dia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk dilayani, bahkan Dia sungguh sudah menjadi pelayan bagi kita dengan memberikan diri-Nya seutuhnyaa demi keselamatan kita. Oleh karena itu, mati kita hidup sebagai pelayan bagi sesama. Kebesaran seseorang bukan dilihat dari kuasa yg dimilikinya untuk menguasai orang laintetapi sejauh mana kemampuan atau kuasa yang ada digunakannya untuk melayani sesamanya. Melayani atau menjadi pelayan bagi sesama, kita sungguh orang yang sudah menguasai keinginan daging dan kita terbebasa dari sikap egoisme yang merusak hidup kita.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.