RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 23 MEI 2013
Pekan Biasa VII
(Yohana Antida Thouret)
Sir. 5:1-8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mrk. 9:41-50
BACAAN INJIL:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.)
Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. Karena setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
RENUNGAN:
Identitas iman hidup kristiani harus tampak terutama pada perbuatan baik kepada sesama, bukan pada penampilan atau liturgi lahiriah saja. Kiranya hal ini petut kita perhatikan dan renungkan.
Dalam Injil hari ini Yesus sangat menekankan hidup baik dan perbuatan baik kepada sesama. Bahkan karena begitu pentingknya ajaran ini, Yesus sampai mengatakan bahwa bila "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.”
Lebih lanjut dikatakan bahwa bila anggota tubuh kita menyebabkan kita berbuat dosa, hendaknya anggota tubuh itu dipenggal daripada kita hidup dalam kedosaan. Kata-kata Yesus ini menegaskan agar kita memelihara kekudusan hidup dan perbuatan baik kepada sesama.
Kata-kata Yesus ini tidak bisa kita artikan secara harafiah. Sebab bila kita artikan secara harafiah, tentu kalimat ini adalah suatu hukuman yang kejam dan bila ini diterapkan tentu tidak ada diantara kita yang lolos dari hukuman ini karena kita semua pasti tidak pernah lepas dari perbuatan dosa.
Sabda Yesus hari ini mengajak kita agar kita memelihara kekudusan hidup dengan berusaha menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Namun menjauhkan diri dari perbuatan dosa tidak cukup sampai demikian, tetapi juga harus berbuah pada sikap hidup dan perbuatan baik kepada sesama. Iman yang hidup harus berbuah pada perbuatan baik kepada sesama dan pada akhirnya lewat teladan hidup kita, kita menjadi garam bagi dunia, bagi sesama kita.
Kiranya hal ini perlu kita renungkan. Sebab bukan suatu rahasia bahwa seringkali kita menganggap beriman itu hanya sekedar keaktifan kita dalam liturgi Gereja, kita seringkali menganggap beriman itu urusan pribadi dengan Tuhan sendiri dan hanya untuk diri sendiri. Memang benar bahwa iman itu demi kebahagiaan dan keselamatan kita, tetapi iman yang sungguh-sungguh harus berbuah dan dapat dirasakan oleh sesama kita. Mungkin karena pemikiran yang demikian, kita sering menjadi batu sandungan bagi orang lain dan bahkan karena hidup kita orang lain menjadi tersesat. Misalnya betapa sering kita melihat seseorang begitu aktif dalam kehidupan menggereja, banyak melakukan kegiatan gereja dan juga sudah berziarah keberbagai tempat, namun hidup mereka tidak memancarkan iman yang hidup.
Kita mengatakan diri beriman, tetapi tidak mempunyai kasih kepada sesama. Kita aktif dalam kehidupan gereja tetapi kita tidak peduli dengan sesama. Hidup yang demikian membuat kita menjadi batu sandungan bagi sesama yang membuat orang tersesat. Ingatlah pesan Yesus hari ini yang dengan tegas mengatakan bahwa bila hidup kita menyebabkan orang lain menjadi tersesat, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.