RENUNGAN HARIAN:
SABTU 4 Agustus 2012
(Yohanes Maria Vianney )
Yer 26:11-16,24, Mzm 69:15-16,30-31,33-34, Mat 14:1-12
BACAAN INJIL:
Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!" Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.
KEHIDUPAN:
Hidup benar pasti mengalami resiko, apalagi mengatakan yang benar dan memperjuangkan kebenaran. Hal ini sudah terjadi dan dialami sejak dahulu hingga sekarang. Nabi Yeremia sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan I hari ini dan nabi Yohanes dalam Injil hari ini adalah nabi Allah yang hidup benar dan menyuarakan kebenaran Allah. Mereka adalah nabi yang sangat berani mengatakan kebenaran, mereka tidak takut sama sekali. Bakan Yohanes tidak takut menegur raja Herodes yang telah mengambil istri saudaranya sendiri, meskipun hidupnya berakhir dengan kematian. Yesus juga mengalami hal yang sama dan juga Yesus wafat karena mengatakan dan membela kebenaran.
Pada masa sekarang kita juga masih sering mendengar berita bahwa orang yang berusaha hidup benar, mengatakan kebenaran pasti akan mengalami resiko dalam hidupnya, misalnya dibenci kelompok orang yang hidupnya tidak baik, diancam, disingkirkan dan bahkan tidak sedikit yang pada akhirnya menjadi korban kelaliman orang-orang yang tidak berpihak pada kebenaran. Oleh sebab itulah banyak orang yang takut mengatakan dan membela kebenaran, walaupun dalam hati kecilnya menghendaki bahwa kebanaran itu harus ditegakkan. Bahkan tidak sedikit pula yang akhirnya ikut ambil bagian dalam hidup tidak benar.
Memang nyata dalam kehidupan bahwa kebenaran akan selalu mendapat tantangan dari kejahatan. Namun bukan berarti kita harus berdiam diri dan bukan menjadi alasan untuk ambil bagian dalam hidup yang tidak benar. Sebagai pengikuti Yesus, kita harus menjadi pelaku kebenaran, baik itu dengan hidup benar dan membela kebenaran hidup.
Memang mungkin tidak semua kita punya keberanian seperti para nabi, namun juga bukan menjadi alasan untuk tidak menjadi nabi allah. Kita harus memulainya dari diri sendiri yakni dengan berusaha hidup benar seuturut kehendak Allah. Kita memulainya dengan hidup jujur, berlaku adil kepada sesama dan melakukan hal-hal yang baik. Kita memang tidak bisa mengubah orang lain sebelum kita mengubah diri sendiri. Dengan hidup demikian, kita menjadi terbiasa dan berani menjadi nabi Allah dalam hidup. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.