Timses Jokowi-Ahok lapor polisi terkait kampanye SARA
(19/07/2012)
Tim advokasi Jakarta Baru, yang merupakan tim sukses dari pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok membuat laporan terkait kampanye berbau SARA di Polda Metro Jaya, Kamis (19/7/2012) siang.
Timses meminta polisi segera menangkap pelaku penyebar informasi berbau SARA tersebut.
“Hari ini kami melaporkan tindak pidana terkait kampanye hitam dalam pemilukada DKI ini. Tindak pidana itu sebagian besar merugikan pasangan Jokowi-Basuki atau Ahok,” ungkap Koordinator Tim Advokasi Jakarta Baru, Habiburokhman, Kamis (19/7/2012), di Mapolda Metro Jaya.
Habiburokhman menuturkan bahwa dari temuan tim, ada selebaran bernada SARA yang menjelek-jelekkan Ahok yang keturunan Tionghoa. Selain selebaran, tim juga menemukan adanya penyebaran informasi melalui Facebook, Twitter, hingga broadcast message yang disebar ke pengguna Blackberry.
“Itu adalah kabar bohong yang menyerang secara pribad soal identitas dan latar nelakang dan aktivitas Jokowi-Ahok. Penunjukkan rasa kebencian berdasarkan ras dan etnis itu melanggar Undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) dan Undang-undang penghilangan diskriminasi ras dan etnis,” tutur Habiburokhman.
Sementara itu sekretaris tim kampanye Jokowi-Ahok, M Sanusi mengatakan kandidatnya tidak peduli dengan beredarnya pesan singkat atau SMS gelap memasuki pilkada putaran kedua.
“Saya sudah sampaikan kepada Mas Jokowi mengenai maraknya SMS gelap yang mengandung SARA. Tapi Mas Jokowi mengatakan biarkan saja,” ujar M Sanusi di Jakarta, Kamis.
Ketua Fraksi Gerindra di DPRD Jakarta itu menambahkan pesan singkat gelap yang memojokkan kandidatnya beserta kampanye hitam, justru akan menjadi bumerang bagi kandidat yang melakukan hal itu.
“Dengan banyaknya kampanye hitam itu, justru akan menurunkan citra dari orang yang melakukan itu,” ujarnya.
SMS gelap memang beredar, termasuk yang sampai di redaksi harian sore Suara Pembaruan. Isinya mengenai kubu Jokowi-Ahok yang disebut-sebut akan didanai yayasan sebuah agama yang ada di luar negeri yang bermaksud memberikan donasi jutaan dolar, asalkan jika menang menjadi gubernur DKI akan mendirikan rumah-rumah ibadah dari agama tertentu.
Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ahok, Boy Sadikin menepis berkembangnya isu bahwa Jokowi-Ahok menerima bantuan senilai 70 juta dollar dari Vatikan dan kelompok Gereja Kanada dan Amerika.
“Ini tentu saja tidak benar, fitnah ini sungguh keji. Tidak pernah ada bantuan itu,” kata Boy kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 17 Juli 2012.
Sebelumnya beredar rumor bahwa Jokowi-Ahok menerima dana 30 juta dollar dari kelompok Gereja Kanada dan Amerika.
Gereja Vatikan menyumbang 40 juta dollar untuk pemenangan dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Sebagai ”balasan” atas bantuan ini, Jokowi-Ahok terikat komitmen untuk mendirikan 96 gereja Katolik dan Protestan di DKI Jakarta.
Sumber: kompas, suarapembaruan.com, tempo.co
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.