RENUNGAN HAR BIASA
KAMIS 2 Agustus 2012
KAMIS 2 Agustus 2012
(Eusebius Vercelli, Petrus Yulianus Eymard, Yohanes dr Rieti, Petrus Faber)
Yer 18:1-6, Mzm 146:2abc,2d-4,5-6, Mat 13:47-53
BACAAN INJIL:
"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti." Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Iapun pergi dari situ.
RENUNGAN:
Terkadang kita berpikir bahwa hidup baik tidak ada gunanya. Sebab seringkali orang yang baik justru menjadi orang yang kalah dalam kehidupan ini. Juga tidak sedikit orang yang berpikir, “Mengapa Tuhan membiarkan kejahatan tetap ada dalam dunia ini, mengapa Tuhan tidak membinasakan kematian?”
Memang seringkali kebaikan itu seakan tidak ada gunanya, namun Injil hari ini menegaskan bahwa akan tiba waktunya bahwa kebaikan itulah yang berkanan pada Allah. Yesus mengatakan bahwa pada akhir zaman, malaikat-malaikat Allah akan mengumulkan semua orang dan akan memisahkan orang yang hidup benar dari antara orang yang yang hidup jahat. Injil tidak menerangkan ke mana orang yang hidup benar. Namun kita tahu pasti bahwa orang yang hidup benar akan masuk dalam kebahagiaan abadi di surga. Sedangkan orang yang hidup jahat dengan jelas akan dikatakan bahwa mereka akan dimasukkan kedalam daput api, di sana terdapat ratapan dan kertakan gigi. Itu artinya, nasib orang yang hidup jahat akan masuk dalam penderitaan yang sangat mengerikan dan penderitaan itu tidak akan berkesudahan.
Oleh sebab itu, bagi kita jelas bahwa orang akan diadili menurut perbuatannya sendiri.
Dengan demikian, hendaknya kita tetap setia dalam hidup benar, walaupun seakan bagi pandangan dunia hidup benar itu sia-sia. Tetapi bila tiba waktunya, hidup benar akan dikumpulkan dan masuk dalam kebahagiaan abadi di surga. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.