Kematian mengancam keluarga yang berusaha menyelamatkan properti Gereja
(06/08/2012)
Sebuah keluarga Katolik kini sedang menghadapi ketakutan setelah melakukan kampanye untuk menghentikan pembongkaran properti Gereja.
Agustinus George, seorang instruktur, tinggal di properti seluas 7.922 meter persegi di Lahore, Pakistan, yang dikelola oleh Caritas dan termasuk sebuah kapel kecil.
Dia dan keluarganya juga berupaya membantu mempertahankan properti tersebut.
Upaya mereka untuk menyelamatkan pembongkaran properti itu tidak berhasil, karena mereka diusir dari Gosha e Aman (sebuah lembaga misionaris) pada Januari, tempat mereka tinggal, yang terletak di belakang Kolese St. Antonius.
Sekarang George mengatakan keluarganya telah diserang secara fisik dan menerima sedikitnya 10 surat ancaman, serta meminta dia dan keluarganya untuk masuk Islam atau dibunuh.
“Saya berusaha mengunjungi lokasi di mana lembaga itu dibangun guna menyelamatkan barang-barang yang bertumpukkan diantara puing-puing bangunan, tetapi tidak diizinkan.
Sejumlah pemuda juga menyerang saya bulan lalu,” katanya, seraya menunjukkan tumpukan surat ancaman yang mulai berdatangan setelah ia pertama kali mencoba untuk mengunjungi lokasi pembongkaran itu.
Sebagian besar surat itu ditulis dengan tinta merah, tanpa nama. Namun, salah satu surat yang ia terima pekan lalu ditandatangani ‘Ashqian e Rasool‘ (para pecinta nabi).
“Kami tahu segalanya tentang Anda. Kami bisa saja membunuh Anda malam hari jika kami mau, tapi kami memecahkan spion sepeda motor Anda biar Anda tahu bahwa kami selalu mengawasi Anda,” kata surat itu.
“Kehidupan Anda dan keluarga Anda sekarang tergantung pada Anda mau masuk Islam, sehingga Anda bisa mendapatkan tempat di surga. Atau Anda akan menghadapi nasib yang sama seperti para pemimpin Anda. Mematuhi perintah kami atau bersiap-siap untuk menghadapi nasib Anda,” lanjut surat itu.
“Kami bisa membunuh Anda. Kami memberitahukan Anda untuk bergabung dengan kami dalam Jihad. Atau kematian menanti Anda.”
George menyalahkan media yang menyoroti aksi protes pembongkaran kapel sehingga hal itu menambah kerumitan.
“Kami dipublikasikan di berbagai saluran berita media, merobek kitab suci yang jelas menodai agama. Kami berada di garis depan dalam aksi protes dan foto kami ditampilkan di koran-koran. Orang-orang mengenali kami,” katanya.
Dia mengatakan dia takut dengan keluarganya setiap kali meninggalkan tempat di mana mereka sekarang tinggal, untuk pergi ke sekolah biara.
“Anak-anak saya tertekan dan tidak merasa aman,” katanya,
“Polisi tidak bisa membantu. Saya tidak yakin berapa lama kami bisa bersembunyi,” tambahnya.
Pastor Emmanuel Yousaf Mani, ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Pakistan mengatakan ia baru saja mendengar ancaman kematian tersebut.
“Kami bertemu pertama kali menyusul pembongkaran teresbut dan mereka tidak pernah menceritakan kepada saya,” katanya.
Namun, ia menambahkan bahwa Uskup Lahore telah mengambil langkah dengan memberikan mereka tempat tinggal di fasilitas Katolik yang selalu dijaga.
Sumber:Death threats for family who tried to save Church property
Disadur dari: indonesia.ucanews.com
Sumber:Death threats for family who tried to save Church property
Disadur dari: indonesia.ucanews.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.