RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XV
Minggu 15 Juli 2012
Am 7:12-15, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Ef 1:3-14, Mrk 6:7-13
BACAAN INJIL: Mrk 6:7-13
“Di dalam Kristus, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan.”
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
RENUNGAN:
Barang siapa sungguh percaya kepada Yesus, dia juga diutus untuk mewartakan kabar gembira Kerajaan Allah. Iman menuntut perutusan. Setiap orang beriman wajib mewartakan Kerajaan Allah. Inilah kiranya inti yang bisa kita ambil dari bacaan hari ini.
Bibi Sofi adalah seorang wanita petugas kebersihan di sebuah toko souvenir. Ia baru saja dibaptis menjadi katolik. Tetapi dia sangat bersemangat untuk berbicara tentang Tuhan kepada siapa saja yang ia jumpai. Matanya sudah agak rabun, sehingga kadang kala ia berbicara kepada patung-patung kayu yang banyak terdapat di toko itu. Pada suatu kali ia ditertawakan oleh pelayan-pelayan toko yg lain (juga katolik) ketika ia berbincang-bincang tentang Tuhan di depan sebuah patung kayu. Bibi Sofi tidak tersinggung, ia hanya berkata: "Mungkin saya sudah berbicara tentang Tuhan di depan sebuah patung kayu. Mata saya sudah rabun. Tetapi berbicara tentang Tuhan kepada sebuah patung kayu tidak seburuk orang katolik yang bersikap seperti patung kayu, yang tidak pernah mewartakan dan memberi kesaksian tentang kebaikan Tuhan kepada orang lain, baik itu dengan perkataan maupun dengan perbuatan!"
Dalam injil hari ini, Yesus memanggil dan mengutus para murid pergi berdua-dua untuk mewartakan Kerajaan Allah. Namun sebelum mereka pergi menjalankan tugas perutusan itu, Yesus membekali mereka dengan kuasa tuk mendukung perutusan mereka yakni memberi kuasa atas roh-roh jahat dan juga bekal nasihat atau syarat yang harus mereka taati. Yesus memberi syarat agar para murid tidak membawa bekal apa-apa dalam perjalanan, hanya membawa tongkat, boleh mamakai alas kaki, tetapi tidak boleh membawa uang dan tidak boleh mamakai dua helai baju.
Syarat yang diberikan oleh Yesus bukanlah ringang. Tentu bukan karena Yesus tidak tahu beratnya mewartakan Kerajaan Allah sehingga Yesus memberi syarat demikian. Yesus tahu bahwa tugas menjadi rasul itu bukanlah hal yang mudah. Justru karena itu Yesus memberi syarat ini agar para murid dalam menjalankan tugas perutusannya tidak mengandalkan kemampuan mereka, tidak mengandalkan pikiran dan harta tetapi sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dalam hidup mereka.
Yesus menghendaki agar para murid yakin bahwa Tuhan pasti akan melindungi, memberkati dan mencukupi apa yang mereka perlukan dalam tugas perutusan itu. Sehingga jelas bahwa mereka mau mengajak orang untuk percaya kepada Allah, maka pertama-tama harus mereka sendiri menghayati itu dengan hanya mengandalkan Tuhan dan menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan. Sebab jelas bahwa bagaimana mungkin seseorang mengajak orang lain untuk percaya kepada Tuhan, kalau mereka sendiri tidak menghayatinya dan memberi contoh? Jadi pertama-tama lewat syarat ini, para murid harus terlebih dahulu menghayati apa yang hendak mereka wartakan. Selain itu, dengan syarat itu, para murid agar semata-mata mewartakan kerajaan Allah. Jangan hanya karena perbekalan, dan kekhawatiran hidup mereka menjadi lupa mewartakan Kerajaan Allah.
Yesus juga memberi nasihat, kalau di suatu tempat mereka sudah diterima dalam suatu rumah, mereka harus tinggal di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Juga kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima para rasul dan kalau mereka tidak mau mendengarkan para rasul, mereka harus keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.agar mewartakan. Arti dari nasihat ini adalah bahwa Kerajaan Allah harus diwartakan kepada semua orang, tanpa memilih-milih orang. Juga para murid harus tetap tegas dalam perutusan, tidak boleh kerjasama dengan orang yang menolak kerajaan Allah dan tidak boleh tinggal dengan bersama orang-orang yang menolak pewartaan mereka. Seperti para rasul dipanggil dan di utus oleh Yesus mewartakan Kerajaan Allah, kita semua yang menjadi murid-Nya juga mendapat perutusan yang sama untuk mewartakan Kerajaan Allah. Adalah merupakan kewajiban bagi kita untuk menjadi rasul Yesus.
Syarat atau nasihat yang diberikan kepada para rasul, juga diberikan kepada kita dan kita harus menjalaninya. Menjalankan tugas perutusan menjadi rasul, memang bukanlah mudah, tetapi Yesus berjanji bahwa Dia akan menyertai dan membantu kita dalam tugas itu. Mungkin kita merasa bahwa kita tidak punya bekal yang cukup menjalankan tugas itu, mungkin kita merasa tidak punya kemampuan apa-apa, merasa bahwa ktia hanya umat biasa. Itu semua bukan menjadi alasan untuk tidak mewartakan Kerajaan Allah. Tuhan memberi tugas itu, dan Tuhan juga berjanji akan menolong kita. Justru Yesus memberi syarat agar kita tidak usah khawatir atas semuanya itu, tetapi kita percaya akan kuasa dan kasih Allah yang akan menolong kita. Untuk itulah Yesus mengajarkan kepada kita, agar kita hanya mengandalkan Tuhan dalam tugas itu dan penyerahan diri pada kuasa Tuhan.
Sebagai contoh dalam hal ini kita bisa renungkan dalam bacaan I, Amos hanya seorang peternak dan pemungut buah ara hutan, tetapi malah dia diutus untuk bernubuat terhadap umat Israel. Kitapun harus mewartakan Kerajaan Allah seperti para rasul, seperti nabi Amos dengan menyerukan pertobatan kepada semua orang. Pewartaan itu terlebih-lebih kita nyatakan dengan penghayatan iman, memberi contoh teladan dari apa yang kita wartakan. Mungkin kita tidak pintar dalam berbicara, tidak pintar menerangkan atau berkotbah tentang Kerajaan Allah, tetapi itu bukan alasan untuk tidak mewartakan Allah. Justru kesaksian yang lebih luar biasa adalah dengan hidup iman atau kesaksian iman yang tampak dalam cara hidup kita. Kita bersaksi dengan melakukan perbuatan baik kepada sesama, membawa sukacita kepada sesama. Amin.
Barang siapa sungguh percaya kepada Yesus, dia juga diutus untuk mewartakan kabar gembira Kerajaan Allah. Iman menuntut perutusan. Setiap orang beriman wajib mewartakan Kerajaan Allah. Inilah kiranya inti yang bisa kita ambil dari bacaan hari ini.
Bibi Sofi adalah seorang wanita petugas kebersihan di sebuah toko souvenir. Ia baru saja dibaptis menjadi katolik. Tetapi dia sangat bersemangat untuk berbicara tentang Tuhan kepada siapa saja yang ia jumpai. Matanya sudah agak rabun, sehingga kadang kala ia berbicara kepada patung-patung kayu yang banyak terdapat di toko itu. Pada suatu kali ia ditertawakan oleh pelayan-pelayan toko yg lain (juga katolik) ketika ia berbincang-bincang tentang Tuhan di depan sebuah patung kayu. Bibi Sofi tidak tersinggung, ia hanya berkata: "Mungkin saya sudah berbicara tentang Tuhan di depan sebuah patung kayu. Mata saya sudah rabun. Tetapi berbicara tentang Tuhan kepada sebuah patung kayu tidak seburuk orang katolik yang bersikap seperti patung kayu, yang tidak pernah mewartakan dan memberi kesaksian tentang kebaikan Tuhan kepada orang lain, baik itu dengan perkataan maupun dengan perbuatan!"
Dalam injil hari ini, Yesus memanggil dan mengutus para murid pergi berdua-dua untuk mewartakan Kerajaan Allah. Namun sebelum mereka pergi menjalankan tugas perutusan itu, Yesus membekali mereka dengan kuasa tuk mendukung perutusan mereka yakni memberi kuasa atas roh-roh jahat dan juga bekal nasihat atau syarat yang harus mereka taati. Yesus memberi syarat agar para murid tidak membawa bekal apa-apa dalam perjalanan, hanya membawa tongkat, boleh mamakai alas kaki, tetapi tidak boleh membawa uang dan tidak boleh mamakai dua helai baju.
Syarat yang diberikan oleh Yesus bukanlah ringang. Tentu bukan karena Yesus tidak tahu beratnya mewartakan Kerajaan Allah sehingga Yesus memberi syarat demikian. Yesus tahu bahwa tugas menjadi rasul itu bukanlah hal yang mudah. Justru karena itu Yesus memberi syarat ini agar para murid dalam menjalankan tugas perutusannya tidak mengandalkan kemampuan mereka, tidak mengandalkan pikiran dan harta tetapi sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dalam hidup mereka.
Yesus menghendaki agar para murid yakin bahwa Tuhan pasti akan melindungi, memberkati dan mencukupi apa yang mereka perlukan dalam tugas perutusan itu. Sehingga jelas bahwa mereka mau mengajak orang untuk percaya kepada Allah, maka pertama-tama harus mereka sendiri menghayati itu dengan hanya mengandalkan Tuhan dan menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan. Sebab jelas bahwa bagaimana mungkin seseorang mengajak orang lain untuk percaya kepada Tuhan, kalau mereka sendiri tidak menghayatinya dan memberi contoh? Jadi pertama-tama lewat syarat ini, para murid harus terlebih dahulu menghayati apa yang hendak mereka wartakan. Selain itu, dengan syarat itu, para murid agar semata-mata mewartakan kerajaan Allah. Jangan hanya karena perbekalan, dan kekhawatiran hidup mereka menjadi lupa mewartakan Kerajaan Allah.
Yesus juga memberi nasihat, kalau di suatu tempat mereka sudah diterima dalam suatu rumah, mereka harus tinggal di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Juga kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima para rasul dan kalau mereka tidak mau mendengarkan para rasul, mereka harus keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.agar mewartakan. Arti dari nasihat ini adalah bahwa Kerajaan Allah harus diwartakan kepada semua orang, tanpa memilih-milih orang. Juga para murid harus tetap tegas dalam perutusan, tidak boleh kerjasama dengan orang yang menolak kerajaan Allah dan tidak boleh tinggal dengan bersama orang-orang yang menolak pewartaan mereka. Seperti para rasul dipanggil dan di utus oleh Yesus mewartakan Kerajaan Allah, kita semua yang menjadi murid-Nya juga mendapat perutusan yang sama untuk mewartakan Kerajaan Allah. Adalah merupakan kewajiban bagi kita untuk menjadi rasul Yesus.
Syarat atau nasihat yang diberikan kepada para rasul, juga diberikan kepada kita dan kita harus menjalaninya. Menjalankan tugas perutusan menjadi rasul, memang bukanlah mudah, tetapi Yesus berjanji bahwa Dia akan menyertai dan membantu kita dalam tugas itu. Mungkin kita merasa bahwa kita tidak punya bekal yang cukup menjalankan tugas itu, mungkin kita merasa tidak punya kemampuan apa-apa, merasa bahwa ktia hanya umat biasa. Itu semua bukan menjadi alasan untuk tidak mewartakan Kerajaan Allah. Tuhan memberi tugas itu, dan Tuhan juga berjanji akan menolong kita. Justru Yesus memberi syarat agar kita tidak usah khawatir atas semuanya itu, tetapi kita percaya akan kuasa dan kasih Allah yang akan menolong kita. Untuk itulah Yesus mengajarkan kepada kita, agar kita hanya mengandalkan Tuhan dalam tugas itu dan penyerahan diri pada kuasa Tuhan.
Sebagai contoh dalam hal ini kita bisa renungkan dalam bacaan I, Amos hanya seorang peternak dan pemungut buah ara hutan, tetapi malah dia diutus untuk bernubuat terhadap umat Israel. Kitapun harus mewartakan Kerajaan Allah seperti para rasul, seperti nabi Amos dengan menyerukan pertobatan kepada semua orang. Pewartaan itu terlebih-lebih kita nyatakan dengan penghayatan iman, memberi contoh teladan dari apa yang kita wartakan. Mungkin kita tidak pintar dalam berbicara, tidak pintar menerangkan atau berkotbah tentang Kerajaan Allah, tetapi itu bukan alasan untuk tidak mewartakan Allah. Justru kesaksian yang lebih luar biasa adalah dengan hidup iman atau kesaksian iman yang tampak dalam cara hidup kita. Kita bersaksi dengan melakukan perbuatan baik kepada sesama, membawa sukacita kepada sesama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.