RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX
SELASA 5 Juni 2012
(Bonifasius)
2Ptr 3:12-15a,17-18, Mzm 90:2,3-4,10,14,16, Mrk 12:13-17
BACAAN INJIL:
Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?"
Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
RENUNGAN:
Kalau memang sudah tidak suka dengan seseorang, apapun akan dilakukan untuk menghancurkan orang yang tidak disukai itu. Menghancurkan orang yang tidak disukai dengan jalan kekerasan, tentu ini sudah biasa dilakukan, tetapi penuh dengan resiko. Oleh sebab itu, kadang orang menggunakan dengan jalan yang lebih halus, misalnya menjilat atau memuji-muji orang yang tidak disukai, tetapi sebenarnya tujuannya adalah untuk menjatuhkan lawannya.
Ini pula cara yang dilakukan oleh Farisi dan Herodian kepada Yesus. Mereka bertanya kepada Yesus soal apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak. Mereka menyebut Yesus Guru dan memuji Yesus guru yang berani, jujur, takut kepada siapapun juga, tidak mencari muka, dan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Namun baik pujian dan pertanyaan mereka kepada Yesus, tidak keluar dari hati mereka yang tulus, juga bertanya bukan untuk mendapat penjelasan, tetapi untuk menjebak Yesus.
Yesus tahu bahwa mereka mau menjebak diri-Nya, sebab bila Yesus mengatakan bisa membayat pajak, berarti Dia dianggap sebagai guru yang mendukung penjajah, bukan mendukung rakyat. Bila Yesus mengatakan tidak bisa, maka Dia akan dianggap pemberontak dan akan dilaporkan kepada penguasa.
Yesus tahu kebusukan hati mereka. Niat mereka mau menjebak Yesus, justru dipakai oleh Yesus untuk mengajarkan hal kerajaan Allah yakni kewajiban untuk memberi apa yang menjadi hak Allah. Yesus mengatakan, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Dengan jawaban ini, Yesus mengingatkan mereka supaya tidak hanya melakukan kewajiban kepada pemerintah tetapi juga memberikan apa yang menjadi hak Allah.
Kewajiban memberi apa yang menjadi hak kaisar, bisa kita mengerti bukan hanya dalam arti pemerintah, tetapi bisa juga dalam arti lebih luas yakni kewajiban bagi kehidupan dunia. Sehubungan dengan hal ini tentu kita semua mengerti. Nah sekarang persoalannya kita seringkali tidak tahu bahwa Allah juga punya hak dan kita mempunyai kewajiban untuk memberikan apa yang menjadi hak Allah. Bahkan hak Allah atas hidup kita jauh lebih besar dibandingkan dengan hak kaisar atau hak dunia, sehingga kewajiban kita untuk memberikan hak Allah jauh lebih besar.
Namun yang seringkali terjadi, justru sebaliknya, hak kaisarlah yang selalu kita penuhi, sedangkan kewajiban kita memberi apa yang menjadi hak Allah justru kita abaikan. Kewajiban memberi apa yang menjadi hak Allah, tentu bukan hanya soal memberi persembahan, tetapi hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Hidup yang kita terima bukan dari pemerintah, bukan dari dunia ini, tetapi dari Allah dan Allahpun memberikan berkat-Nya. Sehingga dengan demikian Allah mempunyai hak atas hidup kita dan kitapun mempunyai kewajiban memberikan hak Allah, yakni hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.
Dengan demikian, kewajiban kepada Allah bukan soal persembahan, bukan soal pajak atau kewajiban atau tanggungjawab kepada Gereja-Nya, tetapi hidup yang seturut kehendak Tuhan. Nah, apakah kita sudah membayar kewajiban kita kepada Allah?
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.