RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V
Kamis 10 Mei 2012
(Antonius dr Florence, Damianus de Veuster)
Kis 15:7-21, Mzm 96:1-2a,2b-3,10, Yoh 15:9-11
BACAAN INJIL:
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
RENUNGAN:
Pada umumnya, kalau kita mengasihi seseorang, tentu kita mengharapkan agar dia juga mengasihi kita. Kasih kita kepada orang lain cenderung karena kita mengharapkan sesuatu, paling tidak kita berharap agar juga dikasihi oleh orang itu. Hal ini memang wajar saja, karena tidak ada orang yang senang bila dibenci oleh orang lain. Namun yang mau kami katakan bahwa kita melakukan yang baik kepada orang lain, juga karena kita punya kepentingan dalam perbuatan itu.
Begitu jarang orang mengasihi orang yang tidak mengasihinya. Juga begitu jarang orang melakukan sesuatu yang baik, murni demi orang yang diperlakukan baik.
Berbeda halnya dengan kasih Allah. Allah mengasihi manusia, hanya demi manusia itu sendiri. Kasih-Nya kepada manusia murni hanya demi manusia, Allah tidak punya keuntungan dalam kasih-Nya. Artinya bahwa bila manusia membalas kasih Allah dengan mengasihi Allah, tidak menambah apa2 bagi Allah, bahkan Allah rela berkorban demi kasih kepada manusia. Oleh karena itu, kasih Allah kepada kita sungguh murni demi kebahagiaan manusia itu sendiri.
Dengan demikian, nyata bagi kita sungguh besar kasih Allah kepada kita manusia. Oleh sebab itu sudah seharusnya kita membalas kasih Allah dengan mengasihi Allah. Semuanya itu demi kebahagiaan kita sendiri. Mengasihi Allah adalah dengan tinggal dalam kasih Allah. Tinggal dalam kasih Allah adalah menuruti perintah Allah dan juga hidup dalam kasih seperti Allah mengasihi kita. Janganlah kiranya kita mengatakan bahwa kita mengasihi Allah tetapi kita tidak menuruti perintah Allah. Atau kita mengatakan bahwa kita mengasihi Allah, tetapi kita tidak meneladan kasih Allah dengan hidup dalam kasih kepada sesama. Kalau kita yakin bahwa Allah mengasihi kita, kitapun harus tinggal dalam kasih Allah dengan mengasihi sesama kita.
Tinggal dalam kasih Allah, membuat sukacita kita menjadi penuh. Sukacita itu bukan hanya karena hidup kita terbebas dari perbuatan dosa yang menyengsarakan kita, tetapi karena Allah berarti tinggal dalam diri kita.
Dengan demikian, Allah sendiri akan semakin melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita.
Oleh karena itu, jalan beroleh kebahagiaan penuh adalah hanya dengan tinggal dalam kasih Allah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.