RENUNGAN HARIAN: Kamis 2 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan IV:
(Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah)
Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18, Mzm 24:7,8,9,10, Luk 2:22-40
MASA BIASA TAHUN B: Pekan IV:
(Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah)
Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18, Mzm 24:7,8,9,10, Luk 2:22-40
BACAAN INJIL:
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan ?dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
RENUNGAN:
Hari ini adalah Pesta Yesus dipersembahkan di bait Allah. Dalam pesta ini, Simeon dan Hana nabi Allah mengungkapkan identitas Yesus bagi kita yakni bahwa Yesus yang dipersembahkan adalah Mesias yang diutus oleh Allah dan yang dinantikan oleh manusia untuk keselamatan manusia. Baik Simeon maupun Hana setelah melihat dan bertemu dengan Yesus yang dipersembahkan di kenisah, sungguh merasakan sukacita yang luar biasa, dan itulah kerinduan hati Simeon yakni melihat kedatangan Sang Mesias. Simeon merasa bahwa yang dinanti-nantikannya adalah kedatangan Sang Mesias dan setelah bertemu dengan Yesus, dia menganggap bahwa tidak ada sukacita yang lebih besar daripada melihat Sang Mesias dan bahkan dia merasa sukacita hidupnya sudah penuh sehingga dia berkenan meninggalkan hidup ini dengan penuh sukacita. Sehingga jelas dalam pesta hari ini, kepada kita dinyatakan bahwa Yesus adalah Mesias.
Hari ini selain identitas Yesus dinyatakan kepada kita lewat Simeon dan Hana, juga kita diajak merenungkan baptisan yang sudah kita terima. Kita semua sudah dipersembahkan kepada Allah lewat baptisan yang sudah kita terima. Hal ini seringkali tidak kita sadari. Dengan baptisan itu, sebenarnya kita mendapat hidup baru dan identitas kita dinyatakan yakni sebagai anggota kerajaan Allah dan anak-anak Allah. Identitas ini kita terima otomatis dengan menerima baptisan. Hanya persoalannya, identitas kita ini tidak kita sadari dan tidak kita hanyati. Kalau sekiranya kita sadar dan menghayatinya, tentu identitas ini kita hidupi dan nyatakan dalam hidup sehari-hari. Identitas ilahi ini dinyatakan tentu tidak dengan pengakuan kata-kata, tetapi lewat gaya hidup sehari-hari. Dalam injil pada ayat terakhir dikatakan bahwa Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Dengan demikian, identias kitapun kita nyatakan dengan hidup penuh hikmat Allah dan kasi karunia Allah kita nyatakan dalam hidup kepada sesama. Semoga, kita sungguh hidup sebagai orang yang sudah dipersembahkan kepada Allah. Amin.
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan ?dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
RENUNGAN:
Hari ini adalah Pesta Yesus dipersembahkan di bait Allah. Dalam pesta ini, Simeon dan Hana nabi Allah mengungkapkan identitas Yesus bagi kita yakni bahwa Yesus yang dipersembahkan adalah Mesias yang diutus oleh Allah dan yang dinantikan oleh manusia untuk keselamatan manusia. Baik Simeon maupun Hana setelah melihat dan bertemu dengan Yesus yang dipersembahkan di kenisah, sungguh merasakan sukacita yang luar biasa, dan itulah kerinduan hati Simeon yakni melihat kedatangan Sang Mesias. Simeon merasa bahwa yang dinanti-nantikannya adalah kedatangan Sang Mesias dan setelah bertemu dengan Yesus, dia menganggap bahwa tidak ada sukacita yang lebih besar daripada melihat Sang Mesias dan bahkan dia merasa sukacita hidupnya sudah penuh sehingga dia berkenan meninggalkan hidup ini dengan penuh sukacita. Sehingga jelas dalam pesta hari ini, kepada kita dinyatakan bahwa Yesus adalah Mesias.
Hari ini selain identitas Yesus dinyatakan kepada kita lewat Simeon dan Hana, juga kita diajak merenungkan baptisan yang sudah kita terima. Kita semua sudah dipersembahkan kepada Allah lewat baptisan yang sudah kita terima. Hal ini seringkali tidak kita sadari. Dengan baptisan itu, sebenarnya kita mendapat hidup baru dan identitas kita dinyatakan yakni sebagai anggota kerajaan Allah dan anak-anak Allah. Identitas ini kita terima otomatis dengan menerima baptisan. Hanya persoalannya, identitas kita ini tidak kita sadari dan tidak kita hanyati. Kalau sekiranya kita sadar dan menghayatinya, tentu identitas ini kita hidupi dan nyatakan dalam hidup sehari-hari. Identitas ilahi ini dinyatakan tentu tidak dengan pengakuan kata-kata, tetapi lewat gaya hidup sehari-hari. Dalam injil pada ayat terakhir dikatakan bahwa Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Dengan demikian, identias kitapun kita nyatakan dengan hidup penuh hikmat Allah dan kasi karunia Allah kita nyatakan dalam hidup kepada sesama. Semoga, kita sungguh hidup sebagai orang yang sudah dipersembahkan kepada Allah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.