Umat diajak hidupkan adorasi Ekaristi
Para peserta seminar adorasi di aula Paroki St Yakobus Kelapa Gading
Para pastor melihat pentingnya adorasi terhadap Sakramen Maha Kudus dan perlu diberikan tempat khusus dalam kehidupan umat Katolik.
“Adorasi adalah esensi iman kita dan sekaligus meneguhkan iman,” kata Romo Petrus Gunawan Tjahja, pastor kepala Paroki St. Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Hal itu disampaikannya dalam talkshow tentang ‘Beato Yohanes Paulus II: Adorasi, Kehidupan Mistik dan Karisma’ di aula paroki itu, 13 Agustus, yang dihadiri sekitar 300 peserta dari sejumlah paroki di keuskupan agung Jakarta.
“Umat Katolik perlu memberi tempat yang baik untuk adorasi Sakramen Maha Kudus karena tradisi ini sudah semakin menurun,” tambahnya.
Imam itu mengatakan Paus Yohanes Paulus II dalam ensikliknya Ecclecia de Eucharistia (Gereja Ekaristi) yang diterbitkan tahun 2003 menegaskan pentingya adorasi Ekaristi dengan tujuan untuk menghidupkan kembali ‘ketakjuban’ akan Ekaristi. Ekaristi, sebagai kehadiran penyelamatan Kristus di dalam komunitas para umat dan sebagai makanan spiritual komunitas tersebut,
Banyak orang menjadi kudus dan memiliki karya yang luar biasa, lanjutnya, karena kesetiaannya mengadakan adorasi Sakramen Maha Kudus, seraya mencontohkan Mendiang Paus Yohanes Paulus II dan Ibu Theresa dari Kalkuta, India.
Dalam sinode para uskup di Roma 2007 tentang Ekaristi menekankan bahwa Gereja Katolik hendaknya kembali ke adorasi.
Hal itu juga ditegaskan lagi dalam seruan Apostolik Paus Benediktus XVI dalam ensiklik Sacramentum Caritatis (Sakramen Cinta Kasih) yang dikeluarkan tahun 2007 meminta penghormatan penuh terhadap norma-norma liturgi, dan mendukung kembalinya praktek-praktek devosional tradisional.
Imam itu mengatakan adorasi sangat bermanfaat maka hal itu perlu diberikan via katekese. “Kami mengajak umat Katolik di KAJ mau mengadakan adorasi Ekaristi,” katanya.
Romo Tunjung Kesuma, Prefek Seminari Tinggi KAJ, pembicara lain, mengatakan, dalam adorasi menunjukkan persatuan dengan Allah. Namun “persatuan kita dengan Allah, jangan mengabaikan persatuan dengan sesama.”
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com
Para pastor melihat pentingnya adorasi terhadap Sakramen Maha Kudus dan perlu diberikan tempat khusus dalam kehidupan umat Katolik.
“Adorasi adalah esensi iman kita dan sekaligus meneguhkan iman,” kata Romo Petrus Gunawan Tjahja, pastor kepala Paroki St. Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Hal itu disampaikannya dalam talkshow tentang ‘Beato Yohanes Paulus II: Adorasi, Kehidupan Mistik dan Karisma’ di aula paroki itu, 13 Agustus, yang dihadiri sekitar 300 peserta dari sejumlah paroki di keuskupan agung Jakarta.
“Umat Katolik perlu memberi tempat yang baik untuk adorasi Sakramen Maha Kudus karena tradisi ini sudah semakin menurun,” tambahnya.
Imam itu mengatakan Paus Yohanes Paulus II dalam ensikliknya Ecclecia de Eucharistia (Gereja Ekaristi) yang diterbitkan tahun 2003 menegaskan pentingya adorasi Ekaristi dengan tujuan untuk menghidupkan kembali ‘ketakjuban’ akan Ekaristi. Ekaristi, sebagai kehadiran penyelamatan Kristus di dalam komunitas para umat dan sebagai makanan spiritual komunitas tersebut,
Banyak orang menjadi kudus dan memiliki karya yang luar biasa, lanjutnya, karena kesetiaannya mengadakan adorasi Sakramen Maha Kudus, seraya mencontohkan Mendiang Paus Yohanes Paulus II dan Ibu Theresa dari Kalkuta, India.
Dalam sinode para uskup di Roma 2007 tentang Ekaristi menekankan bahwa Gereja Katolik hendaknya kembali ke adorasi.
Hal itu juga ditegaskan lagi dalam seruan Apostolik Paus Benediktus XVI dalam ensiklik Sacramentum Caritatis (Sakramen Cinta Kasih) yang dikeluarkan tahun 2007 meminta penghormatan penuh terhadap norma-norma liturgi, dan mendukung kembalinya praktek-praktek devosional tradisional.
Imam itu mengatakan adorasi sangat bermanfaat maka hal itu perlu diberikan via katekese. “Kami mengajak umat Katolik di KAJ mau mengadakan adorasi Ekaristi,” katanya.
Romo Tunjung Kesuma, Prefek Seminari Tinggi KAJ, pembicara lain, mengatakan, dalam adorasi menunjukkan persatuan dengan Allah. Namun “persatuan kita dengan Allah, jangan mengabaikan persatuan dengan sesama.”
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.