RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XIX, Rabu 17 AGUSTUS 2011
(HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA)
Sir 10:1-8, Mzm 101:1a2ac3a6-7, 1Ptr 2:13-17, Mat 22:15-21
(HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA)
Sir 10:1-8, Mzm 101:1a2ac3a6-7, 1Ptr 2:13-17, Mat 22:15-21
BACAAN INJIL:
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
RENUNGAN:
Hari ini kita merayakan hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yg ke 66 tahun. Pekik kemerdekaan dikumandangkan di mana-mana, kita pun pasti ikut menyerukan ‘Merdeka’ . Di mana-aman dirayakan upacara bendera dan acara-acara untuk memeriahkan kemerdekaan. Seperti misalnya di Tigalingga perayaan Kemerdekaan seakan mengalah perayaan-perayaan lain, karena perayaan kemerdekaan sudah dimulai sejak tanggal 15 Agustus dengan berbagai kegiatan baik itu di sekolah-sekolah maupun di desa-desa. Pada puncak perayaan kemerdekaan yakni tanggal 17 Agustus diadakan upacara bendera sebagaimana biasanya dan bahkan ada panggung hiburan. Saat merayakan kemerdekaan semua seakan terlepas dari beban dan persoalan hidup. Apalagi pada saat perayaan itu umumnya para pemimpin negara ini juga presiden mempidatokan yang indah-indah dan membeberkan kemajuan-kemajuan yang telah dibuatnya. Namun dalam merayakan kemerdekaan ini, hendaknya kita tidak hanya sekedar ikut-ikutan dalam keramaian perayaan kemerdekaan, tetapi hendaknya juga kita bermenung apakah kita sungguh telah merdeka?
Memang benar bahwa negara kita telah merdeka dari penjajahan dengara asing. Tetapi benarkah negara kita telah merdeka? Benarkah rakyat sudah merasakah kemerdekaan itu? Negara kita telah merdeka dari penjajahan negara lain, tetapi bisa dikatakan negara lain masih menjajah kita hanya memang bentuknya berbeda-beda. Misalnya dengan banyaknya TKI kita mengalami penyiksaan dan dihukum mati di negara lain, dan negara kita seakan tidak bisa berbuat apa-apa, apakah ini bukan termasuk penjajahan dari negara lain atas negara kita dan rakyat indonesia? Utang negara Indonesia kepada negara lain juga dikatakan masih sangat banyak. Apakah ini juga tidak termasuk penjajahan bagi negara kita tercinta ini?
Kita juga tahu sendiri bahwa banyak anak-anak indonesia yang pergi mengadu nasib ke negara lain karena mereka tidak mendapat pekerjaan dan tidak mendapat makan di negara sendiri. Kita juga menyaksikan banyaknya terjadi korupsi di negara kita ini. Adapula teror, ancaman-ancaman atau pelarangan beribadah di negara kita ini. Masih banyak kiranya bentuk penjajahan yang terjadi di negara ini. Kalau dahulu kita dijajah oleh negara asing, sekarang kita dijajah oleh bangsa sendiri. Korupsi, KKN, penindasan oleh orang tertentu terhadap rakyat kecil dan kemiskinan masih menjajah rakyat Indonesia tercinta. Bahkan kita sendiripun masih terjajah oleh kelemahan dan kedosaan kita. Kita belum sepenuhnya menjadi orang yang merdeka di negara sendiri.
Oleh karena itu, baiklah kita pada saat kemerdekaan ini tidak sekedar merayakan kemerdekaan tetapi juga menjadi suatu permenungan bagi kita akan kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan. Kita juga harus ingat bahwa kemerdekaan ini adalah anugerah Allah dan lebih dari itu Allah sudah terlebih dahulu memerdekakan kita dari belenggu dosa. Maka baiklah kita hidup sebagai anak-anak yang merdeka. Kemerdekaan yang diberikan Allah dan diperjuangkan oleh para pejuang adalah bukan hanya sekedar terlepas dari penjajahan bangsa asing dan bukan berarti bertindak sesuka hati. Namun kemerdekaan yang dimaksudkan oleh Allah adalah kemerdekaan anak-anak Allah untuk menciptakan hidup bersama yang lebih baik.
Kita tahu pada masa sekarang ini banyak terjadi penjajahan dalam bentuk baru di negara kita ini. Kita mengharapkan adanya suatu perubahan yang lebih baik. Namun nampaknya apa yang kita harapkan belumlah terwujud dan bahkan seakan hanya mimpi belaka. Dari sebab itu pada saat ini, baiklah kita dengan merdeka berani memulai dari diri sendiri, tidak menunggu dari orang lain. Kita mengupayakan dengan hidup jujur, berani berkata dan membela kebenaran, bertindak adil kepada sesama dan berusaha hidup dan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Dengan hidup demikian, itulah artinya bahwa kita sudah hidup sebagai manusia-manusia yang telah dimerdekakan oleh Allah. Amin.
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
RENUNGAN:
Hari ini kita merayakan hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yg ke 66 tahun. Pekik kemerdekaan dikumandangkan di mana-mana, kita pun pasti ikut menyerukan ‘Merdeka’ . Di mana-aman dirayakan upacara bendera dan acara-acara untuk memeriahkan kemerdekaan. Seperti misalnya di Tigalingga perayaan Kemerdekaan seakan mengalah perayaan-perayaan lain, karena perayaan kemerdekaan sudah dimulai sejak tanggal 15 Agustus dengan berbagai kegiatan baik itu di sekolah-sekolah maupun di desa-desa. Pada puncak perayaan kemerdekaan yakni tanggal 17 Agustus diadakan upacara bendera sebagaimana biasanya dan bahkan ada panggung hiburan. Saat merayakan kemerdekaan semua seakan terlepas dari beban dan persoalan hidup. Apalagi pada saat perayaan itu umumnya para pemimpin negara ini juga presiden mempidatokan yang indah-indah dan membeberkan kemajuan-kemajuan yang telah dibuatnya. Namun dalam merayakan kemerdekaan ini, hendaknya kita tidak hanya sekedar ikut-ikutan dalam keramaian perayaan kemerdekaan, tetapi hendaknya juga kita bermenung apakah kita sungguh telah merdeka?
Memang benar bahwa negara kita telah merdeka dari penjajahan dengara asing. Tetapi benarkah negara kita telah merdeka? Benarkah rakyat sudah merasakah kemerdekaan itu? Negara kita telah merdeka dari penjajahan negara lain, tetapi bisa dikatakan negara lain masih menjajah kita hanya memang bentuknya berbeda-beda. Misalnya dengan banyaknya TKI kita mengalami penyiksaan dan dihukum mati di negara lain, dan negara kita seakan tidak bisa berbuat apa-apa, apakah ini bukan termasuk penjajahan dari negara lain atas negara kita dan rakyat indonesia? Utang negara Indonesia kepada negara lain juga dikatakan masih sangat banyak. Apakah ini juga tidak termasuk penjajahan bagi negara kita tercinta ini?
Kita juga tahu sendiri bahwa banyak anak-anak indonesia yang pergi mengadu nasib ke negara lain karena mereka tidak mendapat pekerjaan dan tidak mendapat makan di negara sendiri. Kita juga menyaksikan banyaknya terjadi korupsi di negara kita ini. Adapula teror, ancaman-ancaman atau pelarangan beribadah di negara kita ini. Masih banyak kiranya bentuk penjajahan yang terjadi di negara ini. Kalau dahulu kita dijajah oleh negara asing, sekarang kita dijajah oleh bangsa sendiri. Korupsi, KKN, penindasan oleh orang tertentu terhadap rakyat kecil dan kemiskinan masih menjajah rakyat Indonesia tercinta. Bahkan kita sendiripun masih terjajah oleh kelemahan dan kedosaan kita. Kita belum sepenuhnya menjadi orang yang merdeka di negara sendiri.
Oleh karena itu, baiklah kita pada saat kemerdekaan ini tidak sekedar merayakan kemerdekaan tetapi juga menjadi suatu permenungan bagi kita akan kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan. Kita juga harus ingat bahwa kemerdekaan ini adalah anugerah Allah dan lebih dari itu Allah sudah terlebih dahulu memerdekakan kita dari belenggu dosa. Maka baiklah kita hidup sebagai anak-anak yang merdeka. Kemerdekaan yang diberikan Allah dan diperjuangkan oleh para pejuang adalah bukan hanya sekedar terlepas dari penjajahan bangsa asing dan bukan berarti bertindak sesuka hati. Namun kemerdekaan yang dimaksudkan oleh Allah adalah kemerdekaan anak-anak Allah untuk menciptakan hidup bersama yang lebih baik.
Kita tahu pada masa sekarang ini banyak terjadi penjajahan dalam bentuk baru di negara kita ini. Kita mengharapkan adanya suatu perubahan yang lebih baik. Namun nampaknya apa yang kita harapkan belumlah terwujud dan bahkan seakan hanya mimpi belaka. Dari sebab itu pada saat ini, baiklah kita dengan merdeka berani memulai dari diri sendiri, tidak menunggu dari orang lain. Kita mengupayakan dengan hidup jujur, berani berkata dan membela kebenaran, bertindak adil kepada sesama dan berusaha hidup dan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Dengan hidup demikian, itulah artinya bahwa kita sudah hidup sebagai manusia-manusia yang telah dimerdekakan oleh Allah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.