RENUNGAN HARI BIASA:
JUMAT 5 JULI 2013
(Antonius Maria Zakkaria)
Kej. 22:1-19; Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9; Mat. 9:1-8
BACAAN INJIL:
Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
RENUNGAN:
Kita pasti sudah tahu bahwa pada masa itu status sebagai pemungut cukai bukanlah status yang baik. Seorang pemungut cukai seringkali dianggap sebagai pekerjaan yang jahat, penghianat, pemeras dan penuh dosa, sehingga disingkirkan.
Namun Yesus malah menyapa, mengajak seorang pemungut cukai yakni Matius untuk mengikuti Dia dan malahan Yesus makan bersama dengan beberapa pemungut cukai lain di rumah Matius.
Oleh sebab itu sungguh wajar kalau orang-orang Farisi yang merasa dirinya baik, suci, begitu kaget melihat apa yang dilakukan oleh Yesus. Namun itulah Yesus Tuhan kita yang jelas Mahakudus, Mahasuci. Yesus datang bukan untuk mengucilkan, bukan untuk menyingkirkan, bukan pula untuk menghakimi, tetapi Dia datang dengan penuh kasih untuk menyapa, merangkul dan mengajak orang terutama yang berdosa untuk beroleh kebahagiaan sejati dengan bertobat dan mengikuti Dia.
Kita memang mungkin bukan penjahat, bukan pemungut cukai atau sejenisnya, namun jelas tidak ada diantara kita yang suci, yang sudah kudus sehingga berhak untuk menghakimi dan mengucilkan sesama juga yang dianggap berdosa. Kita ssemua tidak ada yang terbebas dari kelemahan, selahan dan dosa, sehingga Yesus juga menyapa dan mengajak kita untuk mengikuti Dia.
Mengikuti Yesus, tentu percaya kepada Dia, mengikuti sabda, perintah dan juga teladan hidup Yesus.
Dalam hal ini yang terutama kita laksanakan adalah mengikuti teladan Yesus dalam berelasi dengan sesama kita. Baiklah kita tidak dengan mudah menghakimi orang bersalah, atau berdosa sehingga menyingkirkan dan mengucilkan mereka, namun kita seperti Yesus yang dengan kasih menyapa, merangkul dan menjadi jalan bagi sesama untuk ikut merasakan kasih Tuhan dengan bertobat dan kembali percaya kepada Tuhan.
Semoga kita mau menanggapi sapaan kasih dan panggilan Yesus untuk mengikuti Dia, dengan menerima Yesus masuk dalam kehidupan pribadi dan dalam hidup harian kita.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.