RENUNGAN HARI BIASA:
SELASA 25 JUNI 2013
Kej. 13:2,5-18; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Mat. 7:6,12-14
BACAAN INJIL:
"Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
RENUNGAN:
Mungkin Anda pernah melihat dalam satu film seorang pemeran dalam film itu menggunakan kalung salib. Sepintas kita pasti berpikir bahwa dia orang baik, orang beriman, namun ternyata dia malah memerankan seorang penjahat. Malahan salib yang dia kenakan dipakai untuk mengelabui orang lain, hanya sebagai hiasan belaka,
Orang juga sering bilang bahwa apa yang tampak dari luar, belum menunjukkan nilai yang sesungguhnya. Ada juga yang mengatakan, “Jangan tertipu oleh penampilan luar.” Nasihat ini disampaikan karena pada kenyataannya seringkali seseorang berpenampilan baik, tetapi kenyataannya tidak demikian. Bahkan seringkali orang dengan sadar menggunakan atau berpenampilan baik demi menutupi kejahatannya. Tidak jarang kita temui orang dengan mudah berbicara tentang cinta kasih, tetapi dia sendiri tidak berbuat cinta kasih. Juga sering kali kita atau orang lain dengan pintar berbicara tentang sabda Tuhan, mengutip ayat-ayat kitab suci, seingga kita atau orang lain seakan dilihat suci beriman, padahal sebenarnya hidup kita jauh dari sabda yang kita sampaikan.
Dalam hal ini, Yesus mengingatkan kita dengan mengatakan agar kita tidak memberikan barang kudus kepada anjing dan jangan melemparkan mutiara kepada babi, supaya jangan diinjak-injak. Ini tentu bahasa kiasan. Lewat sabda ini Yesus mau mengatakan agar sabda Tuhan, apa yang baik kita tempatkan pada yang baik pula, janganlah sabda Tuhan dan apa yang baik kita gunakan justru untuk mengelabui orang lain, atau untuk menutupi kejahatan kita. Apa yang kita katakan haruslah keluar dari penghayatan iman kita, sehingga hidup dan perkataan kita sungguh memperlihatakan jati diri kita yang sesungguhnya.
Ajaran ini juga sama halnya dengan sabda Yesus pada ayat selanjutnya. Yesus mengatakan, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”
Seringkali dengan mudahnya kita menuntut orang lain melakukan hal baik seperti yang kita katakan atau kehendaki, padahal kita sendiri tidak melakukannya. Seringkali orang dengan mudah memberi nasihat yang bagus-bagus, bahkan sambil mengutip ayat-ayat dari kitab suci, padahal dia sendiri tidak melakukannya. Dalam hal ini Yesus mengajar kita agar kita terlebih dahulu melakukan apa yang kita katakan kepada orang lain, melakukan apa yang kita harapkan untuk dilakukan orang lain.
Jangan kita mengharapkan orang lain melakukan apa yang kita harapkan sedangkan kita sendiri tidak memperlihatkan apa yang kita lakukan, Justru dalam memberi nasiha kepada orang lain, haruslah dengan memberi contoh kepada orang lain. Kalau kita sudah memperlihatkan hidup yang baik, tanpa kita nasihatipun orang yang melihat teladan hidup mereka, mereka pasti akan melakukan seperti yang kita lakukan. Kalau kita sudah terlebih dahulu melakukan apa yang kita harapkan dilakukan oleh orang lain, apa yang kita katakan akan memiliki kekuatan untuk mengubah orang lain. Itulah artinya penampilan dan perkataan kita harus selaras dengan hidup kita sendiri. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.