RENUNGAN HARI BIASA:
SELASA 20 Agustus 2012
(Pius X, Paus)
Yeh 28:1-10, MT Ul 32:26-27ab,27cd-28,30,35cd-36ab, Mat 19:23-30
BACAAN INJIL:
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
RENUNGAN:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Dalam injil hari ini kembali Yesus mengajarkan bagaimana kekayaan atau harta itu seringkali menjadi penghalang orang untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Namun dalam hal ini sebenarnya bukan harta atau kekayaan itu yang menjadi kendala tetapi pribadi orang kaya atau orang yang memiliki harta banyak.
Dengan perkataan itu bukan berarti bahwa semua orang kaya otomatis sukar masuk surga dan sebaliknya semua orang miskin pasti masuk surga.
Orang kaya sukar masuk surga yang dimaksudkan adalah orang yang melekat pada harta kekayaan mereka. Melekat pada harta berarti mengandalkan harta dalam hidupnya, dan orientasi hidup mereka adalah harta. Orang yang demikian menganggap bahwa hartalah yang utama dalam hidup mereka dan berpikir bahwa dengan memiliki banyak harta mereka dapat beroleh kebahagiaan hidup. Orang yang demikian biasanya tidak lagi percaya akan Tuhan dalam hidupnya dan bahkan menganggap tidak lagi membutuhkan Tuhan, karena dia yakin akan dirinya dan harta yang dimilikinya. Orang yang melekat pada harta, juga tidak akan peduli dengan sesamanya. Oleh karena itulah dikatakan orang yang memiliki harta akan sukar masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sehingga jelas bukan soal hartanya, tetapi bagaimana prinsip seseorang terhadap harta tersebut.
Sehingga dapat kita renungkan bahwa Yesus tidak melarang orang untuk mengejar atau memiliki harta.
Namun Yesus mengingatkan kita bagaimana menggunakan harta itu. Yesus mengajak kita agar waspada terhadap harta kekayaan, karena harta kekayaan itu bisa menjadi penghalang kita untuk masuk surga. Kita harus melihat harta itu adalah rahmat dari Tuhan, pemberian Tuhan. Bila kita memandang harta itu adalah rahmat dari Tuhan, tentu kita bersyukur atas harta yang diberikan oleh Tuhan, maka Tuhanlah yang menjadi utama bagi kita. Juga bila kita menyadari bahwa harta yang ada pada kita adalah anugerah Tuhan, maka kitapun menggunakan harta itu sebagai kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk melaksanakan perintah-Nya.
Dalam artian ini, kita menggunakan ramat harta sebagai jalan untuk masuk ke dalam surga. Sehingga kita dengan bijak menggunakan harta itu, harta bukan menjadi tujuan hidup, tetapi jalan untuk mengikuti Tuhan. Hal ini kita lakukan dengan menggunakan harta sebagai jalan untuk mengasihi Tuhan dengan mengasihi sesama lewat kerelaan berbagi harta dengan sesama kita.
Sikap iman demikianlah yang perlu kita hidupi dalam hubungan kita dengan harta kekayaan.
Sikap iman demikian juga berarti kita meninggalkan harta demi mengikuti Tuhan. Meninggalkan harta bukan berarti kita menyangkal harta yang ada pada kita, menyia-nyiakannya dan hidup miskin menjadi pengemis. Tetapi meninggalkan harta demi Tuhan, itu berarti mengutamakan Tuhan dalam hidup, dan rela berbagi harta dengan sesama.
Sikap iman demikian kita hidupi dan kita yakin bahwa dengan meninggalkan harta demi Tuhan, kita tidak menjadi miskin , tidak kehilangan, tetapi akan mendapatkan berkat berlimpah. Sebab Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa barang siapa berani meninggalkan harta demi Dia, akan beroleh rahmat berlimpah dari Tuhan dan akan beroleh kehidupan kekal. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.